Seorang yang hamba Tuhan yang sungguh-sungguh perlu memiliki ambisi yang disucikan oleh Roh Kudus dan yang dikoridori/ dibingkai oleh kehendak Allah.
Pertama, ambisi spiritual. Hal-hal yang termasuk dalam ambisi ini antara lain ambisi untuk mengasihi Tuhan, ambisi untuk menyediakan waktu bersekutu dengan Tuhan, ambisi untuk membaca firman Tuhan, ambisi untuk berdoa berjam-jam, ambisi untuk memiliki hati yang murni, ambisi untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan Tuhan dan seterusnya. Spiritualitas adalah bagian terdalam dalam kehidupan seorang manusia. Jangankan hamba Tuhan, seharusnya setiap orang percaya mempunyai ambisi spiritual. Di dalam Alkitab, kita menemukan bahwa para hamba-hamba Tuhan mempunyai ambisi spiritual ini. Musa meminta untuk melihat kemuliaan Tuhan. Yakub mendesak agar Tuhan memberkatinya. Ambisi ini terasa mendesak bila kita mengingat bahwa tujuan Tuhan menyelamatkan kita adalah untuk berelasi dengan Allah sejati dan hal itu merupakan dimensi utama dalam spiritualitas. Bila ambisi ini sudah pudar, maka seorang hamba Tuhan berada dalam keadaan yang sangat berbahaya.
Kedua, ambisi ministerial. Hal-hal yang termasuk dalam ambisi ini antara lain ambisi untuk memberitakan Injil, ambisi untuk memimpin orang lain kepada kebenaran Tuhan, ambisi untuk menjangkau jiwa-jiwa terhilang, ambisi untuk membangun iman orang percaya, ambisi untuk membawa gereja dalam kesehatian dan seterusnya. Apa yang disebut sebagai ambisi ministerial atau ambisi pelayanan bukanlah soal-soal karikatural/ fenomenal misalnya ambisi naik mimbar, bicara depan ribuan orang dan sebagainya. Hal yang lebih penting adalah substansinya. Apakah tujuan seorang hamba Tuhan berdiri di atas mimbar di depan ribuan orang? Ambisi yang seharusnya ada adalah kerinduan untuk membawa ribuan orang mengenal Kristus, kerinduan untuk membawa nama Tuhan ditinggikan di depan ribuan orang dan seterusnya. Hamba Tuhan yang sungguh-sungguh dipanggil oleh Tuhan seharusnya mempunyai ambisi ministerial tersebut. Di dalam Alkitab, hal ini terlihat jelas dalam kerinduan Paulus untuk memberitakan Injil kepada banyak suku bangsa hingga ke ujung bumi.