Di London, ketika melihat balkon tempat duduk khusus bagi ratu dan keluarganya, saya melihat cara yang lebih lumrah bagi penguasa untuk berjalan di atas dunia: dengan para penjaga, tiupan trompet, dan gebyar pakaian indah dan permata berkilauan. Ratu Elizabeth II baru-baru ini mengunjungi Amerika Serikat dan para wartawan dengan senang hati menyebutkan satu persatu barang bawaannya: empat ribu pon barang, termasuk dua pakaian untuk tiap acara, pakaian berkabung siapa tahu ada yang meninggal, empat puluh pint plasma, dan tempat duduk toilet putih dari kulit anak kambing. Ia juga membawa penata rambutnya sendiri, dua pelayan pria, dan sejumlah pegawai lain. Kunjungan singkat seorang ratu ke negara asing bisa dengan mudah menghabiskan dua puluh juta dolar.
Sebaliknya, kunjungan Allah ke muka bumi mengambil tempat di kandang hewan, tanpa pegawai dan tidak ada tempat untuk meletakkan Raja yang baru lahir kecuali tempat makanan hewan. Namun kejadian yang membagi sejarah itu, bahkan membagi kalender kita menjadi dua mungkin disaksikan lebih banyak hewan daripada manusia. Bisa saja seekor keledai menginjakNya...
(dari buku "Bukan Yesus Yang Saya Kenal" [Batam: Gospel Press])