Senin, 09 Desember 2013

Will Metzger: Apa itu Bersaksi?

Di dalam memikirkan tentang hal bersaksi, kita dapat mengambil posisi antara definisi yang sempit dan yang luas. Dalam definisi yang sempit, bersaksi dibatasi pada membicarakan fakta-fakta Injil kepada orang yang belum percaya. Definisi luasnya adalah segala sesuatu yang kita perbuat sebagai orang Kristen di hadapan mata dunia. Kedua definisi ini sama-sama tidak memadai. Definisi yang pertama membatasi hal bersaksi hanya pada perkataan kita; yang kedua memperluasnya hanya menjadi suatu perilaku yang baik. Kedua-duanya, baik perkataan maupun perbuatan kita terjalin menjadi satu dan tak terpisahkan dalam bersaksi. Mudah bagi kita untuk berdalih dengan mengatakan "bukankah saya sudah menyampaikan Injil kepadanya?" atau "orang lain dapat melihat kehidupan saya yang baik". Kedua ekstrem ini tampaknya berkembang sebagai reaksi terhadap kedua pandangan di atas dan bukannya atas dasar yang alkitabiah.
...
Bagaimana Alkitab mendefinisikan hal bersaksi?
Dalam Amanat Agung yang tercatat dalam Injil Lukas, kita mendapatkan kebenaran-kebenaran pokok yang harus kita saksikan (Luk. 24:48). Pada saat kenaikanNya ke sorga, kata-kata Kristus yang terakhir memerintahkan murid-muridNya untuk bersaksi tentang Dia, seorang Pribadi (Kis. 1:8). Dalam Kitab-Kitab Injil, kita melihat para penulisnya memilih peristiwa-peristiwa tertentu dari kehidupan Kristus untuk menyampaikan berita Injil. Latar belakang dair kata 'saksi' adalah sidang pengadilan. Bersaksi artinya memberikan kesaksian bahwa Kristus adalah Pribadi seperti yang dikatakanNya. Kesaksian seperti itu adalah cara untuk mencapai suatu tujuan - memberikan kesaksian dari seseorang saksi mata tentang kebenaran (1 Yoh. 1:1-3).

(dari buku "Beritakan Kebenaran" [Surabaya: Momentum])