Suatu gerakan memerlukan purifikasi motivasi. Lawan dari purifikasi motivasi adalah distorsi yang datang dari kebudayaan duniawi, dari istri/suami/anak, dari hawa nafsu/ kedagingan dan dari keuntungan diri.
[Catatan saya: purifikasi motivasi artinya penyucian motivasi supaya menjadi murni, hanya menyenangkan dan mentaati Tuhan. Kalau motivasi tidak benar, maka pelayanan menjadi tidak murni di hadapan Tuhan. Kebudayaan bisa mempengaruhi seseorang menjalankan visi/misi Tuhan dengan cara nilai-nilai dari kebudayaan yang bertentangan dengan firman menjadi penekanan. Demikian pula dengan keluarga, kedagingan dan keuntungan diri, bisa menggeser arah seseorang dalam menjalankan visi/misi Tuhan].
Multiplikasi berarti orang yang mendapatkan visi misi harus berkumpul membentuk suatu kekuatan/ kubu. Bahaya multiplikasi adalah relativisme, sinkretisme, pluralisme yang menyebabkan menjadi divisi/ pemecahan yang sulit dikontrol.
[Catatan saya: multiplikasi atau pelipatgandaan terjadi ketika orang yang mendapat visi misi mengajak orang lain untuk ikut dalam memahami dan menjalankan visi/misi. Mengajak semakin banyak orang membentuk kekuatan atau kubu untuk mengerjakan visi/misi dengan kekuatan yang lebih besar. Bahayanya adalah orang diajak bisa dari latar belakang yang beragam sehingga terjadi kompromi yang menuju relatif (kebenaran tidak mutlak), sinkretisme atau pencampuran nilai-nilai, pluralisme artinya percaya yang lain juga benar dan akibatnya perpecahan yang sulit terkontrol. Pada waktu suatu gerakan menjadi besar, resiko-resiko ini ada karena kepentingan makin banyak, dan latar belakang juga makin beragam].
Kaderisasi berarti setelah mengerti visi misi dan mulai membagikan kepada lebih banyak orang untuk hari depan. Adanya jurang perbedaan zaman, perbedaan kesulitan, perbedaan ideologi sehingga kadang-kadang menjadi sulit di dalam transfer visi/misi.
Setelah prinsip-prinsip dasar: visi, misi, purifikasi motivasi, multiplikasi dan kaderisasi maka perlu dipikirkan strategi, konsistensi dan disiplin.