Inkarnasi tentunya sudah berada dalam rencana Allah yang kekal. Agama sebelum dan sesudah kejatuhan manusia tidak mungkin berbeda secara esensial. Jika seorang Pengantara diperlukan sekarang ini, maka Pengantara itu pastilah diperlukan juga sebelum kejatuhan. Lebih dari itu, karya Kristus tidaklah terbatas pada penebusan dan karya keselamatanNya. Ia adalah Pengantara, tetapi juga Kepala, ia bukan saja arche, tetapi juga telos penciptaan, 1 Kor. 15:45-47; Ef. 1:10, 21-23; 5:31, 32; Kol. 1:15-17.
Akan tetapi harus senantiasa diperhatikan bahwa Alkitab berkali-kali menyebutkan bahwa inkarnasi disebabkan oleh dosa manusia. Tekanan dari ayat-ayat seperti Luk. 19:10; Yoh. 3:16; Gal. 4:4; 1 Yoh. 3:8; dan Flp. 2:5-11 tidak dapat dengan mudah dipatahkan. Ada satu pendapat yang seringkali dikemukakan, bahwa inkarnasi dalam diriNya sendiri mengikat dan perlu bagi Allah dan ini segera membawa ke arah pengertian panteistik dari Allah yang kekal di dalam dunia. Sebenarnya tidak ada kesulitan yang dikaitkan dengan rencana Allah, yang tampaknya membebani pandangan ini, jika kita melihat persoalan ini sebagai sub speciae aeternitatis. Hanya ada satu rencana Allah, dan rencana ini mencakup dosa dan inkarnasi sejak semula, seperti juga karya penebusan, bukan berdasarkan dosa, akan tetapi berdasarkan kesukaan kemurahan Allah. Kenyataan bahwa Kristus juga memiliki arti penting kosmis tidak perlu disangkal, akan tetapi hal ini juga dikaitkan dengan arti penting penebusanNya dalam Ef. 1:10, 20-23; Kol. 1:14-20.
(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Kristus")