Jumat, 15 November 2013

J.I Packer: Arti Murka Allah

Murka Allah dalam Surat Roma menunjukkan tindakan Allah yang pasti dalam menghukum dosa. Murka merupakan ekspresi sikap Yahweh Tritunggal secara pribadi dan emosional seperti halnya kasihNya kepada orang berdosa. Frasa "murka" (Rm 5:9; 2:5) bisa mengacu secara khusus pada puncak perwujudan kebencian [yang kudus] ini "pada hari murka" pada masa yang akan datang. Akan tetapi murka juga bisa mengacu pada peristiwa dan proses takdir di mana pembalasan Allah atas dosa sudah ditentukan. 

Jadi, hakim yang akan menghukum orang-orang jahat itu, adalah "hamba Allah yang melaksanakan murkaNya pada para pelanggar hukum" (Rm 13:4; bnd. 5). Murka Allah adalah reaksiNya terhadap dosa kita dan "hukum Taurat mendatangkan murka" (Rm 4:15) karena hukum Taurat menggelitik dosa yang tersembunyi dalam diri kita dan menyebabkan pelanggaran - sikap yang mengakibatkan murka - bertambah banyak (5:20; 7:7-13). 

Sebagai reaksi terhadap dosa, murka Allah merupakan ungkapan keadilanNya dan Paulus dengan marah menolak pandangan bahwa Allah tidak adil karena menunjukkan murkaNya terhadap kita (Rm 3:5). Orang yang "cocok untuk dibinasakan" ia gambarkan sebagai saluran murka, artinya objek murka itu dalam pengertian yang sama dengan sebutannya di tempat lain untuk hamba dunia, daging dan Iblis, "anak-anak yang pantas mendapat murka" (Ef. 2:3). Orang-orang itu dengan sekadar menjadi seperti diri mereka, mengundang murka Allah. 

(dari buku "Mengenal Allah" [Yogyakarta: Andi])