Elia berkata dan tiga setengah tahun tidak ada hujan. Jika Tuhan tidak memberkati, negara akan hancur, kelaparan dan mati semua. Kita seringkali menikmati berkat Tuhan, tetapi tidak memuliakan dan berterima kasih kepada Dia sebagai Tuhan. Kita mengganti Pencipta dengan yang dicipta, maka pikiran kita menjadi bodoh dan hati kita menjadi kacau. Jika engkau pendeta, polisi, hakim, jaksa atau raja, hiduplah baik-baik. Elia di gunung Karmel mengatakan, "Jikalau Tuhan adalah Allah, sembahlah Tuhan. Jikalau Baal adalah Allah, sembahlah Baal!". Tidak ada api turun dari Baal.
Nabi Baal berdoa menikam diri dengan batu dan pisau, mereka berapi-api tetapi bukan Api Roh Kudus. Aneh doa yang paling ngotot bukanlah doa Tuhan Yesus di Getsemani, tetapi justru doa nabi palsu. Baal tidak dapat menjawab doa nabi palsu, tetapi Tuhan Allah menjawab doa Elia. Elia memerintahkan untuk menangkap nabi Baal dan membunuh mereka. Apakah ini nabi yang kejam? Allah memiliki murka yang kudus.
Elisa adalah murid Elia. Ia terus mengikuti Elia sampai terangkat ke surga, sementara begitu banyak murid sekolah teologi tidak mengikuti Elia. Elisa dipilih oleh Elia dari sawah, bukan dari sekolah nabi. Elisa terus mempelajari dan tidak mau meninggalkan Elia. Elisa sangat memperhatikan bagaimana Elia berdoa, khotbah dna melayani. Elisa meminta dua kali lipat roh Elia. Elisa mempunyai niat besar sekali. Elisa melihat kuasa dan visi Tuhan. Elisa menjadi murid dari guru paling besar dan ikut sampai tuntas. Apa yang kurang dari murid lain? Kuasa dan urapan Tuhan, Roh dua kali lipat. Tanpa itu tidak ada harapan hari depan bagi Indonesia.
(dari "Sekilas Konvensi Injil Nasional" Edisi 7, 10 Nov 2013)