Jumat, 19 April 2013

Herman Ridderbos: Pekerjaan-Pekerjaan Allah (Tafsiran Yoh. 9:3)


Yohanes 9:
9:1  Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
9:2  Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
9:3  Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
9:4  Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.
______________________________

Yesus sendiri dengan mutlak menolak kaitan langsung semacam itu. Di Lukas 13:2-5 dan Yoh. 5:14, Yesus tidak menolak kaitan antara dosa dan penderitaan tetapi sebaliknya memperingatkan terhadap penerapan yang dangkal akan hal itu. Tetapi di sini Ia memasukkan penderitaan di bawah sudut pandang yang sama sekali berbeda,  yaitu sudut pandang tujuan Allah: "karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia" (bdk. 11:4).

Klausa yang dimulai dengan 'karena' adalah 'klausa eliptis'. Secara materi, itu menunjuk kembali kepada kebutaan orang itu yang telah ditanyakan oleh murid-murid itu. Bahkan kita tidak membaca secara eksplisit: "orang ini lahir buta karena...". Karena itu, mengenai tangan dan pekerjaan-pekerjaan Allah, penekanan bukan pada apa yang menyebabkan kebutaan tetapi pada apa yang akan terjadi kepada orang buta itu sekarang (bdk. ayat 4). 

Ini tidak menjawab semua pertanyaan tentang keterlibatan Allah dengan kebutaan orang banyak yang lahir buta; tetapi bagi murid-murid Yesus itu membuka suatu perspektif dari mana mereka boleh dan harus memandang orang yang lahir buta: perspektif perwujudan pekerjaan-pekerjaan Allah, yang merupakan pekerjaan-pekerjaan yang Bapa telah perintahkan kepada Yesus untuk diselesaikan (5:19, dst, ayat 36). Karena dalam pekerjaan-pekerjaan itu, Allah dinyatakan dalam kemuliaanNya (11:4). 

(dari buku "Injil Yohanes: Suatu Tafsiran Theologis").