Kedua, elemen kritis dan evaluatif dari filsafat bisa membantu seseorang bisa melepaskan diri dari cengkraman prasangka, kepicikan, dan pemikiran yang dangkal. Melalui pemikiran filsafat kita dapat menjaga jarak antara keyakinan-keyakinan kita sendiri dengan keyakinan orang lain dan memandang semua itu dengan sedikit [kritis]. Kita dapat membaca surat kabar dan majalah secara lebih kritis, membuat kita tidak lagi mudah terpengaruh oleh propaganda.
Filsafat bisa membantu kita mengerti teknik-teknik yang digunakan dalam politik maupun periklanan. Dalam demokrasi perlu dibangun rasa skeptis yang sehat menyangkut keyakinan kita dan keyakinan orang, juga kemampuan untuk mengenal argumentasi dan bukti-bukti yang baik. Ini bukan berarti bahwa kita harus sama sekali bersikap skeptis atau menjadi seorang agnostik. Bahkan sebaliknya, keyakinan-keyakinan yang telah diteliti secara cermat dengan evaluasi rasional ini harus dipertahankan dengan kepercayaan penuh. Keraguan yang besar dan terus-menerus adalah tidak masuk akal dan sama sekali tidak perlu.
[Catatan saya: sebaiknya mempelajari teologi yang benar yang sesuai dengan Alkitab, membaca buku-buku teologi Reformed sebelum masuk ke dalam pemikiran filsafat].
bersambung...
(dari buku Norman Geisler & Paul Feinberg, "Filsafat dari Perspektif Kristiani")