Selasa, 30 April 2013

Perbandingan Orang Percaya & Orang Fasik (1)

Terdapat perbedaan fundamental antara orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan orang fasik. Beberapa perbedaan dapat dicatat diantaranya:

Pertama, orang percaya kepada Kristus mengalami lahir dua kali mati satu kali. Selain lahir jasmani, orang percaya juga mengalami lahir rohani. Orang percaya hanya mengalami kematian jasmani saja. Sedangkan orang fasik mengalami kelahiran satu kali yakni lahir jasmani tetapi mengalami kematian dua kali yakni kematian jasmani di dunia dan kematian kekal di neraka.

Kedua, orang percaya memiliki tiga kehidupan sedangkan orang fasik hanya satu kehidupan. Orang yang percaya kepada Kristus memiliki dan sekaligus berhutang kepada Allah, tiga kehidupan yakni hidup jasmani, hidup rohani dan hidup kekal. Tiga kehidupan ini seluruhnya merupakan karya Allah semata-mata. Orang percaya bersifat pasif di dalamnya. Hidup rohani adalah persekutuan dengan Allah, yang dipulihkan ketika seseorang menerima Kristus. Hidup kekal terjadi di dalam sorga. Orang fasik hanya diberi anugerah umum, hidup jasmani saja.

Ketiga, orang yang percaya Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, semakin lama semakin bergantung kepada Tuhan. Pertumbuhan rohani adalah semakin lama semakin bergantung kepada Tuhan. Sebaliknya pertumbuhan jasmani adalah semakin lama semakin mandiri. Karena orang fasik tidak memiliki kerohanian yang sejati maka pertumbuhannya adalah semakin lama semakin mandiri. Tidak heran, kehidupan orang fasik, semakin lama semakin mengandalkan kekuatan sendiri dan semakin memuliakan diri.

Keempat, orang percaya yang sudah diselamatkan di dalam Kristus, dan berjuang bagi kerajaan Allah, pada waktu meninggal dunia, bukan saja pasti masuk surga, malah dijamin bahwa jerih payahnya untuk Tuhan tidak sia-sia (1 Kor. 15:58). Sebaliknya, orang fasik yang tidak menerima Kristus, meskipun ia berjerih payah, ketika meninggal dunia, kepadanya dikatakan, "mudah-mudahan masuk surga". Jangankan jerih payahnya dihargai, surga saja belum pasti. Jika orang yang sudah berjerih payah saja dan kelihatannya begitu baik saja masih belum pasti masuk surga, apalagi yang lain. Di sini, pengharapan di dalam Kristus bersifat berbeda dengan orang yang tidak mengenal Kristus.