Kamis, 25 April 2013

Geisler & Feinberg: Nilai Filsafat (2)

Ketiga, kendati banyak filsafat bersifat abstrak, filsafat dapat membantu dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja penekanan 'hikmat' sebagai pencarian filosofis oleh orang-orang zaman dahulu adalah tepat. Upaya untuk mencari kejelasan arti konsep-konsep dasar tidak akan ada gunanya bila tidak membantu hidup kita sehari-hari atau tidak mempunyai kontribusi bagi pencapaian kebijaksanaan yang telah kita bicarakan.

Contohnya diskusi etika yang berhubungan dengan prinsip-prinsip tindakan manusia, tampak jauh dari arena kehidupan, namun tidaklah demikian halnya. Misalnya [orang] mempertimbangkan untuk melakukan aborsi. Keputusan[nya] akan sangat dipengaruhi oleh keyakinan[nya] mengenai tindakan, apakah orang harus bertindak berdasarkan 'kelayakan' atau berdasarkan 'kewajiban'. Bahkan walaupun Allah telah memberikan kepada kita perintah langsungNya, kita dapat menyelidiki dasar kebenaran yang Allah gunakan untuk perintah-perintah ini. Karena Allah bersifat moral dan juga rasional, perintahNya bukanlah hasil kehendak yang sewenang-wenang. Lagi pula, karena Alkitab tidak secara terperinci menuliskan tindakan-tindakan yang harus dilakukan, kita membutuhkan pedoman tentang penerapan prinsip-prinsip moral dan alkitabiah dalam bentuk tindakan. Sebenarnya, filsafat bersifat sangat praktis.

Keempat, seorang Kristen memiliki minta khusus dan tanggung jawab untuk mempelajari filsafat. Filsafat akan memberikan tantangan sekaligus kontribusi baginya untuk memahami imannya. Beberapa orang Kristen memandang filsafat dengan curiga karena mereka pernah mendengar kisah-kisah mengenai orang lain yang runtuh imannya karena mempelajari filsafat. Mereka telah disarankan untuk menghindari filsafat  seperti menghindari wabah penyakit.

Sesudah dipikir secara serius, jelas bahwa saran ini tidaklah bijak. Kekristenan sanggup menghadapi tantangan secara intelektual yang menghadangnya. Hasil dari tantangan seharusnya bukan runtuhnya iman, namun justru pemilikan harta yang tak ternilai yaitu iman yang matang yang didasarkan atas akal sehat yang baik. Lebih jauh, terdapat berbagai akibat serius kalau gagal menyadari pola pikir masa kini. Bukannya mampu mengelak dari pengaruhnya, seseorang tanpa sadar justru menjadi korbannya. Malangnya, terlalu banyak orang Kristen yang berpegang pada keyakinan yang berbahaya bagi iman Kristen tanpa mereka menyadarinya.

Karena kebenaran adalah milik Allah, dan filsafat adalah upaya untuk mencari kebenaran, maka filsafat dapat membantu kita dalam memahami Allah dan duniaNya. Lebih jauh, dapat diketahui berdasarkan sejarah bahwa konsep-konsep dan argumen-argumen filosofis memainkan peran besar dan penting dalam perkembangan teologi Kristen. Walaupun tidak semua teolog setuju tentang nilai dan ketepatan argumen-argumen ini, semau sepakat bahwa pengetahuan mengenai pokok-pokok filsafat penting untuk memahami teologi Kristen.

[Catatan saya: sebaiknya mempelajari teologi yang benar yang sesuai dengan Alkitab, membaca buku-buku teologi Reformed sebelum masuk ke dalam pemikiran filsafat].

(dari buku Norman Geisler & Paul Feinberg, "Filsafat dari Perspektif Kristiani")