1 Korintus 10:12: "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!". Aya 12 ini memberikan peringatan akan bahaya keyakinan diri yang salah, karena ada orang yang selalu percaya diri, menilai diri terlalu tinggi dan akhirnya jatuh. Manusia harus belajar untuk menilai dirinya secara tepat. Proses pertumbuhan yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita berlangsung terus-menerus dan tidak pernah berhenti. Ketika kita merasa mencapai level rohani tertentu, lalu kita mulai merasa puas menikmati kemajuan itu, hal seperti ini seringkali dapat mencelakakan kita.
Apa hubungan ayat ini dengan ayat selanjutnya: 1 Korintus 10:13: "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya"?
Pencobaan, dalam tangan Tuhan, dapat dipakai untuk menghindarkan kita dari bahaya percaya diri atau menilai diri terlalu tinggi. Pencobaan yang terus menyertai kehidupan orang percaya - memang secara manusia kita dapat merasa penat dan lelah - akan menjadikan kita terus menerus bergumul. Pencobaan dapat membawa kita mengalami kemajuan. Petrus bahkan mengatakan agar kita berbahagia meskipun untuk sementara waktu, jika perlu, kita tertekan oleh berbagai macam pencobaan. Mengapa? Karena itu akan membuktikan kemurnian iman kita. Dalam pencobaan, berdasarkan perspektif iman, Rasul Petrus mengajarkan agar kita belajar berbahagia.
(dari buku "Ajarlah Kami Bertumbuh: Refleksi atas Surat 1 Korintus")