Senin, 15 April 2013

Pdt. Stephen Tong: Sifat Budaya dan Sifat Agama (2)

Kita menemukan dua macam unsur yang sama sekali berbeda telah membentuk sifat manusia kita yakni kita mempunyai tubuh yang hampir sama dengan binatang, membutuhkan makanan dan seks; namun di dalam diri manusia masih terdapat satu unsur lain, yang ikut membentuk bagian yang lebih dalam dan lebih penting yang bisa membuat kita tidak mengindahkan kemuliaan dan kemewahan dunia, memandang enteng akan kesengsaraan hidup, dan membuat kita mempunyai sifat-sifat transendental seperti tidak merasa iri, tidak membenci, dan tidak merendahkan mereka yang lebih hina dari kita. Jika manusia hanya mempunyai kebutuhan makan dan seks saja, hidup kita di dunia ini tidaklah memiliki nilai yang istimewa.

Dari manakah datangnya unsur transendental itu? Tidak ada satu kebudayaan yang bisa memberi jawaban pada pertanyaan tersebut, karena tatkala manusia mencari tahu tentang kebenaran ini, mereka langsung menetapkan bahwa unsur tersebut adalah produk dari kebudayaan sehingga mereka tidak betul-betul mempelajari dari mana unsur itu datang. Hanya Firman Tuhan menguraikan asal unsur-unsur itu dengan jelas. Sayang sekali, banyak orang sudah keburu meninggal dunia sebelum mereka mengerti kekristenan dengan benar.

Tapi yang paling kasihan adalah orang-orang yang setiap hari memperkenalkan kekristenan kepada orang lain padahal diri mereka sendiri sama sekali tidak tahu apa-apa. Jadi bukan saja ada orang yang belum sempat memahami dan sudah meninggal dunia, ada juga orang yang belum sempat memahami sudah berani mengajar orang lain, sehingga mereka bukan hanya tidak bisa menunjukkan nilai kekristenan sesungguhnya kepada dunia, bahkan diri mereka sendiri juga tidak menikmatinya dan hidup mereka tentu tidak berbeda dengan merkea yang bergumul dengan alam: tanpa arah dan tanpa prinsip.

bersambung...

(dari buku "Dosa dan Kebudayaan")