Kamis, 21 Agustus 2014

Buku Agustinus dari Hippo: Allah Tritunggal (2)

Komitmen Agustinus terhadap Kredo Nicea membuat dia menentang ajaran Arian. Dalam penjelasannya tentang mengapa Allah mengutus Kristus untuk menyelamatkan dunia dari dosa, Agustinus menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang Kristus yang belakangan diangkat dalam Konsili di Efesus dan Chalcedon. Ia dengan cemerlang melukiskan manusia sebagai yang diciptakan menurut gambar Trinitas, dan ia menyatakan bahwa natur jiwa manusia beranalogi dengan Trinitas.

Akal budi manusia dapat mengingat, memahami dan menghendaki (mengasihi), tetapi manusia adalah satu. Tiga ada dalam satu. Masing-masing adalah bagian yang tak terpisahkan dari manusia. Mereka ada bersama-sama dan berkaitan secara setara dalam akal budi manusia. Demikian juga Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah tiga dalam kekekalan, tetapi juga satu dalam kekekalan. Tetapi Agustinus juga mengakui bahwa Trinitas secara tak terbatas berada di atas dan di luar kapasitas manusia untuk memahami (15, 17, 20).

Sayap Yunani dari gereja Katolik, dalam berbicara tentang Allah, secara historis dimulai dengan yang tiga ini (Bapa, Anak dan Roh) dan kemudian memperdamaikan ke-tiga-an [pribadi] dalam Allah itu dengan ke-satu-an Allah dengan pernyataan tentang konsubstansialitas (kesamaan substansi) dari Tiga Pribadi yang kekal itu, bahwa masing-masing Pribadi adalah sama dalam keallahan. Agustinus sebaliknya memulai dengan kesatuan Allah dan kemudian menunjukkan bagaimana dalam kesatuan Allah yang agung itu terdapat ke-tiga-an [pribadi] yang kekal - tiga Pribadi yang setara dan kekal yang secara kekal terikat bersama dalam kesatuan kasih yang kekal. Ia menggunakan tiga belas analogi untuk mengilustrasikan Allah yang tiga dalam satu ini. Ia berbicara, misalnya, tentang seorang kekasih, tentang yang dikasihi dan tentang kasih, ketiganya adalah satu dalam ikatan kasih yang kuat.

Dalam De Trinitate Agustinus meneguhkan kemuliaan satu Allah yang adalah Bapa, Anak dan Roh Kudus yang kekal. Dalam "Civitas Dei" [Kota Allah], ia menghubungkan Allah Trinitas dengan masyarakat...

(dari buku "Membangun Wawasan Dunia Kristen" [Surabaya: Momentum])