Kamis, 14 Agustus 2014

David Wells: Apakah Kesombongan Itu? (2)

Tidak sulit untuk melihat bagaimana gerakan diri - yang akan saya bahas kembali di dalam bab selanjutnya - telah memperalat hal ini dengan menawarkan kendali penuh atas diri (self-mastery) melalui teknik yang benar. Gerakan diri banyak mendorong kita untuk berpikir tentang diri dan dari diri. Itu adalah sebuah industri yang sesungguhnya bergantung pada dan hidup untuk kesombongan! Karena itu, gerakan diri menawarkan suatu cara cara untuk melarutkan semua kehausan internal kita dan menyembuhkan semua luka internal kita. Mungkin gerakan diri bisa menawarkan semacam ameliorasi (pemulihan) di sepanjang jalan itu dengan beberapa keterampilan untuk menghadapi terpaan-terpaan kehidupan. Tetapi mengandalkan teknik-teknik ini untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kita yang lebih dalam akan sama saja dengan berusaha untuk mengeringkan lautan dengan sarung jari.
...
Kesombongan berjalan berdampingan dengan sikap menganggap diri benar (self-righteousness) karena kesombongan menolak untuk menerima evaluasi-evaluasi moral yang sangat pedas. Kesombongan tidak akan mengakui kecacatan apapun. Orang yagn sombong selalu benar di dalam penilaian mereka seperti halnya di dalam perilaku mereka. Kesombongan yang sama ini ada di balik begitu banyak dosa-dosa lainnya seperti ketidakacuhan terhadap orang lain, ketidakadilan, dan banyak cara hidup kita, sebagian bersifat kejam dan brutal, yang seolah-olah menganggap orang lain itu sama sekali tidak ada artinya.

(dari buku "Keberanian Menjadi Protestan" [Surabaya: Momentum])