Kamis, 14 Agustus 2014

David Wells: Apakah Kesombongan Itu? (1)

Di jantung dosa yang menawan kita ini terdapat kesombongan. Esensi kesombongan adalah menemukan di dalam diri kita apa yang sesungguhnya hanya bisa ditemukan di dalam Allah. Jadi kesombongan seperti yang ditulis oleh Cornelius Platinga di dalam "Tidak Seperti Maksud Semula: Sebuah Ikhtisar Populer Tentang Dosa", memimpin kita untuk banyak berpikir tentang diri dan dari diri. Kita membayangkan bahwa di dalam diri kita, kita memiliki cukup kuasa, cukup hikmat dan cukup kekuatan untuk hidup di dalam keamanan, di dalam kebahagiaan yang sempurna, sesuai dengan cara hidup yang kita inginkan, di tengah semua konflik dan kesempatan hidup. 

Maka fokus-fokus perhatian yang sangat fana menggantikan fokus-fokus perhatian yang kekal, dan kita selanjutnya dengan penuh keyakinan merebut tempat yang sebelumnya diduduki oleh Allah. Karena itu kita mendefinisikan ulang realitas. Bukankah inilah penjelasan fundamental tentang mengapa kehidupan di dunia postmodern telah kehilangan pusatnya? Apa yang sedang saya jelaskan di sini, dari dalam kerangka Alkitabiah, adalah apa yang sedang dilihat oleh yang lainnya di dalam dunia postmodern tanpa kerangka ini. Inilah "diri yang otonom". 

bersambung...

(dari buku "Keberanian Menjadi Protestan" [Surabaya: Momentum])