Mengapa Ia sayang, sebab Dia sendiri tahu apa kita. Sudah sewajarnya Dia tahu apa kita, sebab Dialah yang membentuk kita. Setelah diciptakan-Nya sendiri manusia dari debu, Dia ingat, bahwa kita ini debu, bukan hanya karena keadaan jasmani kita tetapi juga dalam memberi hukuman. Engkau debu. Ia mempertimbangkan kerapuhan tubuh kita dan kebodohan jiwa kita, betapa sedikit yang bisa kita lakukan, dan Ia mengharapkan menurut kemampuan kita juga. Ia mempertimbangkan betapa sedikit kita bisa bersabar dan karena itu ia menimpakan masalah kepada kita menurut kesanggupan kita itu, dan dalam kesemuanya itu tampaklah kelembutan belas kasihan-Nya.
(Tafsiran Mazmur 101-150 [Surabaya: Momentum])