Pengalaman Daud mengenai pekerjaan baik yang dikerjakan Allah di dalam dirinya, yang ia jadikan sebagai penghiburan dan dasar seruan permohonannya kepada Allah, "Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, mencari Engkau sebagai penasihatku, mencari Engkau sebagai kebahagiaanku, mencari Engkau sebagai Allahku. Bukankah suatu bangsa patut mencari meminta petunjuk kepada allahnya? Kalau aku belum menemukan Engkau, aku harus mencari Engkau, dan Engkau tidak pernah berkata, carilah dengan sia-sia, dan juga tidak akan pernah berkata begitu kepadaku, karena aku mencari dengan hatiku, dengan segenap hatiku, mencari Engkau saja, mencari Engkau dengan rajin.
Doanya bagi perlindungan atas pekerjaan itu, "Engkau yang mencondongkan hatiku untuk mencari titah-titah-Mu tidak pernah membiarkan aku menyimpang darinya". Orang yang baik akan peka terhadap kecenderungan mereka untuk menyimpang dari titah-titah Allah. Semakin kita menemukan kesenangan dalam memegang perintah-perintah Allah, semakin takut kita menyimpang darinya dan semakin bersungguh-sungguh kita berdoa memohon anugerah-Nya untuk menjaga kita agar tidak menyimpang.
(dari Tafsiran Mazmur 101-150 [Surabaya: Momentum])