Jumat, 15 Februari 2013

John Piper: Allah Mengasihi KemuliaanNya (1)

Mengapa perasaan takjub pada keberpusatan Allah kepada Allah merupakan hal yang penting? Karena banyak orang bersedia berpusat kepada Allah sejauh mereka merasa Allah berpusat kepada manusia. Ini adalah sebuah bahaya terselubung. Kita mungkin beranggapan bahwa kita sedang memusatkan hidup kita kepada Allah, jika kita telah berupaya menjadikanNya sebuah sarana bagi harga diri kita. Demi melawan fenomena berbahaya ini, saudaraku, saya menghimbau anda untuk merenungkan implikasi dari doktrin bahwa Allah mengasihi kemuliaanNya lebih dari pada Ia mengasihi kita dan bahwa ini adalah fondasi dari kasihNya kepada kita.

"Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih daripada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?" (Yes. 2:22). "Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan?" (Mzm 146:3). "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri" (Yer. 17:5). "Sesungguhnya bangsa-bangsa adalah seperti setitik air dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca... Segala bangsa seperti tidak ada di hadapanNya, mereka dianggapNya hampa dan sia-sia saja" (Yes. 40:15, 17).

Komitmen ultimat Allah adalah kepada diriNya sendiri dan bukan kepada diri kita. Dan di sinilah terletak jaminan kita. Allah mengasihi kemuliaanNya melebihi segala sesuatu. Allah menggenapi karya keselamatanNya demi diriNya sendiri. Ia membenarkan umat yang dipanggilNya dalam namaNya, demi supaya Ia boleh dipermuliakan.

"Oleh karena itu, katakanlah kepada kaum Israel (dan kepada segenap jemaat Allah): beginilah firman Tuhan Allah: bukan karena kamu Aku bertindak, hai kaum Israel, tetapi karena namaKu yang kudus yang kamu najiskan di tengah bangsa-bangsa di mana kamu datang. Aku akan menguduskan namaKu yang besar...dan bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan" (Yeh. 36:22-23, 32).

Ini bukanlah sebuah nada sumbang dalam rangkaian simfoni sejarah penebusan. Ini merupakan sebuah rancangan kekal dari Sang Komponis yang Maha berdaulat. Mengapa Allah di dalam kasihNya telah menetukan dari semula (predestine) agar kita menjadi anak-anakNya? Supaya terpujilah kasih karuniaNya yang mulia (Ef. 1:6, 12, 14). Mengapa Allah menciptakan sekumpulan umat bagi diriNya? "Kuciptakan untuk kemuliaanKu" (Yes. 43:7). Mengapa Ia membentuk dari satu gumpalan yang sama, suatu benda untuk dipakai bagi kemuliaan dan suatu benda lain untuk dipakai bagi kebinasaan? Untuk menunjukkan murkaNya dan menyatakan kuasaNya dan menyatakan kejayaan kemuliaanNya atas benda-benda belas kasihanNya (Rm 9:22-23). Mengapa Allah membangkitkan Firaun dan mengeraskan hatinya dan mengeluarkan bangsa Israel dari tanah Mesir dengan lenganNya yang berkuasa? Agar kemuliaanNya yang mengatasi Firaun makin nyata terpancar (Kel. 14:4) adn agar namaNya dimasyurkan di seluruh bumi (Kel. 9:16).

Bersambung...

(dari buku "Brothers, We Are Not Professionals")