Jumat, 22 Februari 2013

Penginjilan dan Peperangan Rohani

Penginjilan yang sejati yakni memberitakan Injil sejati, yaitu Tuhan Yesus sebagai Allah sejati, manusia sejati, di mana Ia rela mati di salib menanggung dosa dan hukuman manusia dan bangkit pada hari ketiga, mengalahkan maut. Lalu kemudian memanggil manusia menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Penginjilan seperti ini menyenangkan Tuhan. Tuhan senang karena namaNya diberitakan, isi hatiNya disampaikan. Bahwa Tuhan mencintai orang Niniwe yang Yunus benci (Yun. 4:10-11) dan penginjilan adalah salah satu ekspresi kita mengerti cinta Tuhan bagi manusia berdosa.

Tetapi, penginjilan tidak menyenangkan setan karena penginjilan sejati merupakan usaha merebut anggota tim setan keluar dari gelap kepada terang. Jangankan setan. Gembala Sidang yang anggotanya pindah ke ajaran yang lebih baik dan benar saja ia tidak senang. Setan tidak senang karena anggotanya yang dibawa keluar dari gelap ke terang, akan kemudian dipakai Tuhan untuk menyerang setan kembali.

Karena itu, setan berusaha menghentikan penginjilan melalui tiga cara: penganiayaan, perpecahan dan kejatuhan dalam dosa. Penganiayaan dilakukan supaya orang Kristen takut menginjili. Kalau gereja pecah, penginjilan tidak bisa dilakukan karena energi dipakai untuk menangani perpecahan. Kalau kejatuhan dalam dosa terjadi, apalagi pada pemimpin, maka gereja menjadi lesu, dan tidak ada kekuatan untuk menginjili. Apalagi menghadapi cemoohan dari orang yang belum percaya.

Karena itu, dalam setiap penginjilan:

Pertama, jangan membanggakan hasil penginjilan, baik jumlah maupun pertobatannya karena semua itu adalah pekerjaan Allah. Jangan mencuri kemuliaan Tuhan sebab Tuhan jijik kepada orang yang mencuri kemuliaan Tuhan.

Kedua, mari merendahkan diri dan minta belas kasihan Tuhan setiap hari.

Ketiga, jangan lupa banyak berdoa dan bersandar kepada Tuhan karena di luar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa.

Keempat, berjaga-jaga agar setan tidak beroleh keuntungan dalam apapun juga.

Kelima, jaga kesehatian agar pekerjaan Tuhan terus berjalan.

Mari terus minta belas kasihan Tuhan.