Jumat, 31 Mei 2013

Pentingnya Membaca Buku

Semua raksasa-raksasa baik dalam politik, iman Kristen dan filsafat adalah pembaca-pembaca yang setia (careful reader). Alangkah indahnya bila buku buku berisi kebenaran berbobot yang membangun bisa dibaca. Mari kita melihat kesaksian mereka dan berharap kita juga bisa menjadi pembaca yang setia:

George Whitefield, seorang pengkhotbah Inggris yang diurapi Tuhan, pertama kali digerakkan melalui buku Henry Scougal, "Hidup Yang Berkelimpahan". Ia sendiri membaca tafsiran Matthew Henry 4x, dan kali terakhir sambil berlutut.

Salah satu Presiden Amerika Serikat yang terbesar, Abraham Lincoln pada waktu masih kecil, selain Alkitab King James Version, juga Aesop's Fables, buku John Bunyan "Pilgrim Progress", buku "Robinson Crusoe" dari Defoe, buku biografi Benyamin Franklin dan buku biografi George Washington.

Salah satu tokoh kemanusiaan terbesar Mahatma Gandhi dipengaruhi oleh beberapa buku yang dibaca berulang-ulang dan dimeditasikan yakni buku Plato "Apology", buku William Salter "Ethical Religion", buku Henry David Thoreau "On the Duty of Civil Disobedience", buku Leo Tolstoy "The Kingdom of  God is Within You", dan lain-lainnya.

John Piper bersaksi: "Ketika saya masih di seminari, seorang profesor yang bijaksana mengatakan kepada saya bahwa, di samping membaca Alkitab, saya harus memilih seorang teolog besar dan menjadikannya proyek seumur hidup saya untuk mengerti dan menguasai pikirannya - membenamkan diri ke dalam realitas dari pada selalu terlibat dengan hal-hal hanya di permukaan saja. Suatu saat nanti saya mungkin dapat berbicara dengan orang ini seperti kepada seorang rekan dan mengetahui paling sedikit satu sistem yang bisa digunakan untuk membawa ide-ide lain ke dalam dialog yang memberikan manfaat. Itu adalah nasehat yang bagus. Theolog yang saya tekuni adalah Jonathan Edwards. Saya berutang padanya lebih daripada yang dapat saya jelaskan. Dia telah memberi makan jiwa saya dengan keindahan Allah dan kekudusan dan sorga ketika semua pintu lain tampaknya tertutup bagi saya"

(kesaksian John Piper dikutip dari "Supremasi Allah dalam Khotbah" [Surabaya: Momentum, 2008])