Pertama, memang akan lebih mudah untuk berada di luar garis dan tidak mengatakan apapun ketika kita mencurigai seseorang memiliki masalah dengan alkohol, narkoba atau seks. Marah juga mudah untuk dilakukan. Kita lepaskan saja rasa frustrasi kita dari dada kita dan pergi. Tetapi kasih akan membuat situasinya menjadi kacau namun juga diberkati.
Kedua, jika anda bukan anggota keluarga dari pecandu, cobalah untuk mengerti betapa sulitnya kehidupan yang telah dijalani oleh keluarga itu. Cobalah untuk mengerti kekacauan yang terjadi. Ketika Anda melakukannya, Anda akan lebih tekun dalam doa, lebih memiliki komitmen untuk mencari hikmat dalam Kitab Suci, serta lebih terbuka untuk mempertimbangkan konsekuensi yang lebih keras sebagai cara untuk memulihkan orang yang mengalami kecanduan itu.
Ketiga, sekarang Anda akan melihat prinsip Alkitabiah yang sedang berlangsung: Anda akan merasa diubahkan secara luar biasa, apapun yang dilakukan Roh Kudus terhadap orang-orang yang mengalami kecanduan itu. Anda akan melihat dosa-dosa dalam kehidupan Anda. Anda akan menjerit kepada Tuhan dalam keputusasaan seperti yang tidak pernah Anda alami sebelumnya. Anda akan melihat Tuhan menjawab doa-doa Anda yang memohon kasih dan hikmat dengan cara yang akan menguatkan iman Anda. Pada saat tertentu, Anda akan berpikir bahwa menolong orang yang mengalami kecanduan itu adalah demi keuntungan Anda! Tidak ada alasan bagi kita untuk bersyukur atas terjadinya kecanduan, tetapi kita tentu saja dapat bersyukur bahwa kecanduan itu tidak dapat menghalangi rencana Allah demi kebaikan. \
(dari buku "Kecanduan" [Surabaya: Momentum])