Louis Berkhof menyimpulkan bagi Calvin, sakramen Perjamuan Kudus tidak hanya berhubungan dengan pekerjaan Kristus di masa lalu, yakni berhubungan dengan Kristus yang mati (sebagaimana dipegang oleh Zwingli), tetapi, perjamuan kudus juga berhubungan dengan pekerjaan rohani Kristus pada kini, yakni berhubungan dengan Kristus yang hidup dalam kemuliaan.
Calvin menekankan persekutuan rohani antara orang percaya dengan seluruh pribadi Penebus. Tubuh dan darah Kristus meskipun secara lokasi hadir di surga tetapi Kristus mengkomunikasikan sebuah pengaruh pemberian hidup kepada orang percaya. Pengaruh tersebut bukan secara fisik tetapi secara rohani dan mistik yang dimediasikan oleh Roh Kudus dan dikondisikan oleh tindakan iman di mana orang percaya secara simbolis menerima tubuh dan darah Kristus.
Jadi, kesimpulan penulis, Calvin melihat dua fungsi perjamuan kudus. Pertama adalah fungsi peringatan yakni melihat kepada karya kematian Kristus di masa lampau. Kedua, fungsi persekutuan rohani yakni persekutuan dengan Kristus di surga pada saat orang percaya secara simbolis menerima tubuh dan darah Kristus. Persekutuan tersebut dikerjakan oleh Roh Kudus dan merupakan tindakan iman.