Sabtu, 09 Juni 2012

Mengapa Keselamatan Tidak Bisa Hilang? (2)

Pertama, karena Tuhan Yesus berjanji berkali-kali dan Perjanjian Baru meneguhkannya bahwa orang yang percaya kepada Tuhan Yesus tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16; 1 Yoh. 5:13). Karena itu, kalau keselamatan bisa hilang maka berarti Tuhan tidak menepati janji-Nya. Kedua, orang percaya diselamatkan bukan dengan perbuatan baik sendiri - sebab perbuatan baik manusia seperti kain kotor (Yes. 64) - tetapi dengan perbuatan baik Kristus (Rm 5:18-19). Karena itu, berapa banyak kekurangan manusia tidak mengganggu keselamatannya karena yang dilihat adalah perbuatan baik Kristus yang kekal.

Ketiga, Allah menyelamatkan manusia berdosa dengan anugerah, belas kasihan Tuhan. Memang anugerah sifatnya diberikan cuma-cuma kepada yang tidak layak sehingga Tuhan tidak terkejut dengan dosa-dosa orang percaya. Keempat, Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilanNya (Rm 11:29). Kelima, Allah berkuasa memelihara keselamatan orang percaya (Yoh. 10:28-30).

Keenam, jika Allah tidak berkuasa memelihara perkara yang demikian penting yakni keselamatan kekal maka manusia tidak mempunyai pengharapan kepada Tuhan atas perkara-perkara lain. Keenam, justru yang menjadi perbedaan kekristenan dengan agama lain adalah adanya jaminan keselamatan tidak bisa  hilang dan bersifat kekal. Ketujuh, orang percaya yang sudah menerima Kristus, tidak bisa terus menerus berbuat dosa karena ada benih ilahi di dalamnya (1 Yoh. 3:9).

Kedelapan, Roh Kudus diberi sebagai meterai dan jaminan pendahuluan sampai orang percaya menerima keselamatan seluruhnya (Efe. 1:14). Allah begitu serius menjamin keselamatan sampai Roh Kudus sendirilah jaminannya. Kesembilan, urutan keselamatan yang dinyatakan Alkitab misalnya Roma 8:29-30 menyatakan bahwa orang percaya yang ditentukan akan menerima panggilan lalu dibenarkan oleh Allah. Pada akhirnya akan dimuliakan di surga.

Kesepuluh, jika Allah memilih manusia karena tahu manusia baik lalu Allah mencabut keselamatan karena tahu manusia buruk berarti Allah dikendalikan oleh manusia. Jikalau Allah Pencipta Langit dan Bumi bisa dikendalikan oleh manusia maka lebih baik tidak usah ada Allah sebab manusai saja menjadi Allahnya. Artinya, konsep keselamatan bisa hilang dapat berpotensi berubah menjadi konsep penyembahan manusia.