Selama berabad-abad, para rabi dibingungkan dengan beberapa perikop Perjanjian Lama yang terlihat menunjuk kepada adanya lebih dari satu pribadi di dalam Allah. Contohnya, bagaimanakah kita akan menjelaskan kata ganti jamak di perikop-perikop awal kitab Kejadian? Di dalam kisah penciptaan, ada pernyataan, "Baiklah 'Kita' menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita" (Kej. 1:26)...
Dan mungkin paling penting, bagaimanakah kita menjelaskan tentang banyak penampakan Malaikat TUHAN di Perjanjian Lama, yang di dalam beberapa perikop cukup jelas ditunjukkan bersifat Ilahi namun berbeda dari Yahweh itu sendiri? (Mis. Kel. 14:19-22; Hak. 6:11-24)?
Di dalam eksegesis Alkitab dari abad mula-mula dan kemudian, di masa Reformasi, perikop-perikop ini umum dilihat sebagai penampakan Kristus sebelum inkarnasi. Ada sesuatu yang harus dikatakan untuk mendukung pandangan ini. Kristus sendiri menyatakan bahwa salatu satu pernyataan paling keras dari Yesaya diucapkan karena sang nabi "telah melihat kemuliaan-Nya dan telah berkata-kata tentang Dia" (Yoh. 12:41). Jika Yesaya melihat kemuliaan Kristus jauh sebelum waktu inkarnasi, kemungkinan besar Kristus sudah menampakkan diri-Nya dengan cara non-inkarnasi di dalam diri Malaikat TUHAN.
Akan tetapi, tanpa terang yang penuh dari inkarnasi yang menerangi kembali pernyataan Perjanjian Lama, sulit untuk melihat doktrin Trinitas yang penuh di dalamnya. Inkarnasilah yang membuat apa yang tentu saja sudah ada sejak kekekalan tetapi yang hanya disiratkan di catatan awal dari Alkitab menjadi tak terelakkan: Allah itu satu dalam keberadaan tetapi juga memiliki tiga pribadi.
(dari buku "Apakah Trinitas Itu?" [Surabaya: Momentum])
[Catatan saya: sejauh saya tahu, belum ada buku setipis ini - hanya 38 halaman, yang membahas doktrin Tritunggal dengan benar dan ringkas. Silahkan menghubungi www.momentum.or.id]