Selasa, 07 Januari 2014

Pdt. Stephen Tong: Tempat Apakah Salib Itu? (5)

Ketujuh, salib adalah tempat di mana tidak ada naik banding.
Pada saat Tuhan Yesus ditangkap, Dia bertanya kepada orang-orang yang datang menangkap Dia, kata-Nya, "Siapakah yang kalian cari?" Jawab mereka, "Yesus dari Nazaret". Kata-Nya kepada mereka, "Akulah Dia" (Yoh. 18:4-5). Suara-Nya tenang dan lembut. Orang-orang itu sangat terkejut. Mereka tidak mengerti mengapa di saat ada bahaya besar di depan mata, Yesus Kristus masih dapat sedemikian tenang. Mereka ketakutan hingga bergerak mundur. Tuhan Yesus jelas dapat meminta pertolongan dari Allah supaya tanah bergoncang hingga pecah terbuka supaya orang-orang itu jatuh terperosok ke bawah. Atau seperti perkataan Tuhan Yesus yang lain, "Kau sangka bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat untuk membantu Aku?" (Mat. 26:53). Tetapi Tuhan Yesus tidak berbuat demikian karena salib adalah tempat di mana orang tidak dapat menerima naik banding. [Tambahan saya: bahkan Tuhan Yesus sebagai Allah pun dapat menyerang sendiri dengan kuasa-Nya sebagai Pencipta, Penebus, Pemelihara dan Penyempurna serta Hakim Tertinggi].

Kedelapan, salib adalah tempat di mana orang tidak dapat menerima hasutan.
Orang-orang sekeliling Yesus Kristus yang sedang dipaku di atas kayu salib berkata kepada-Nya, "Jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!" (Mat. 27:40). "Engkau menolong orang lain tetapi Engkau tidak dapat menolong diri sendiri. Engkau menyembuhkan orang lain tetapi diri-Mu sendiri justru digantung di atas kayu salib. Engkau mengatakan bahwa Engkau adalah Anak Allah. Bagaimana mungkin kami dapat percaya? Hahaha!" Mereka meludahi wajah-Nya. Menertawakan Dia. Mengejek Dia.

Namun Yesus Kristus tidak membalas sepatah kata pun. Dia tahu tujuan kedatangan-Nya ke dalam dunia ini. Dunia ini penuh dengan dosa, ketamakan, niat yang jahat, iri hati. Yudas menjual Tuhan hanya karena hati yang tamak. Orang Farisi memaku Tuhan juga hanya karena hati yang iri. Kita juga adalah orang berdosa yang menyebabkan Yesus dipaku di atas kayu salib. Anak Allah datang ke dunia hanya karena dosa kita. Jika kita yang dipaku di atas kayu salib, setelah mendengar kata-kata hasutan seperti itu, pastilah di dalam hati kita penuh dengan kemarahan. Kita ingin cepat-cepat turun untuk membuktikan siapa diri kita.

Jika Tuhan Yesus benar-benar turun dan berlutut kepada setan maka seluruh dunia akan menjadi Kristen. Mungkin setelah itu kita juga tidak perlu mengabarkan Injil sampai sekujur tubuh penuh dengan keringat. Tetapi jika demikian, apa yang manusia akan percayai justru adalah seorang Yesus Kristus yang tidak disalibkan. Mereka akan mendapatkan Yesus Kristus yang tidak mati untuk orang berdosa dan tidak menggenapi rencana Allah Bapa. Hal seperti ini bukanlah Injil. Tuhan Yesus tidak dapat dihasut. Dia tahu bahwa merekalah yang melawan Dia. Bukan hanya diri mereka yang sendiri yang melawan. Akan tetapi di balik itu ada kuasa Iblis yang sedang bekerja. Kita melawan. Kita menyerang. Dan kita salah paham kepada Tuhan Yesus karena kita tidak mengenal Dia. Karena di dalam hati kita ada dosa. Namun Tuhan Yesus justru mati di atas kayu salib demi dosa kita yang seperti itu.

bersambung...

(dari traktat "Tiga Salib").