Mat 5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzina dengan dia di dalam hatinya.
Istimewa penyamaan "memandang dengan berahi kepada seorang wanita" dan berzina dengan dia dalam hati" perlu kita simak benar-benar. Adakah kaitan antara mata dengan hati, yang menyebabkan Yesus dalam dua ayat berikutnya memberikan beberapa perintah tentang cara praktis untuk melestarikan kemurnian seksual. Argumentasinya adalah sebagai berikut: jika memandang dengan berahi berarti berzina dalam hati, dengan perkataan lain, jika zina hati berpangkal pada zina mata (mata hati mendapat rangsangan dari mata badan), maka cara satu-satunya untuk mengatasi soal itu terletak pada pangkalnya yakni pada mata.
Ayub, si saleh, mengakui bahwa ia telah belajar dari kenyataan ini. "Aku telah menetapkan syarat bagi mataku, masakan aku memperhatikan anak dara? Jikalau hatiku tertarik kepada perempuan..." maka akan ia akui bahwa ia telah berdosa dan patut dihukum Allah (Ayb 31:1, 9, 11). Sebaliknya 2 Ptr. 2:14, di mana guru-guru palsu dilukiskan sebagai yang "matanya penuh nafsu zina dan tidak pernah jemu berbuat dosa". Tetapi Ayub tidak pernah berbuat hal-hal ini. Terkendalinya adalah berkat terkendalinya mata.
bersambung...
(dari buku "Khotbah di Bukit")