Kamis, 23 Januari 2014

Knox Chamblin: Karakter Keangkuhan (1)

Esensi keangkuhan adalah persaingan. Ia "tidak senang hanya memiliki sesuatu, sebab ia ingin memiliki lebih banyak dari yang orang lain miliki. Kita menyebut seseorang angkuh karena kaya, pandai, atau cantik, padahal bukan itu. [Itu adalah kesia-siaan]. Seseorang angkuh karena ia lebih kaya, lebih pandai atau lebih rupawan daripada orang lain... Perbandinganlah yang menyebabkan seseorang menjadi angkuh; rasa senang karena mengungguli orang lain... Bila saya seorang yang angkuh, maka selama ada orang lain di muka bumi ini yang lebih berkuasa, lebih kaya, atau lebih pandai dari saya, maka orang itu adalah saingan dan musuh saya" [kutipan dari CS Lewis].

Orang angkuh membenci mereka yang ada di atasnya, dan menghina mereka yang ada di bawahnya. Karena orang angkuh selalu dikelilingi oleh orang-orang angkuh, maka timbullah konflik-konflik pribadi yang parah. Dari keangkuhan mengalir "perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, ambisi yang egois, percideraan, roh pemecah dan kedengkian" (Gal. 5:20-21).

bersambung...

(dari buku "Paulus dan Diri" [Surabaya: Momentum])