Musik klasik adalah musik yang secara umum digubah oleh komponis-komponis handal yang memahami musik dengan benar dan baik; digubah dengan tingkat kesulitan yang tinggi, namun memperdengarkan keindahan musik yang luar biasa. Secara umum musik klasik dibagi beberapa periode seperti Barok (J. S Bach, Handel, Vivaldi), Klasik (Haydn, Mozart, Beethoven) dan zaman Romantik (Liszt, Chopin, Strauss).
Pertama, musik klasik memperdengarkan harmoni di antara perbedaan-perbedaan nada. Terdapat banyak nada dalam satu komposisi dan terkadang bisa dimainkan oleh sangat banyak instrumen. Bayangkan, bisa saja terdapat orkestra dengan anggota pemusik lebih dari 80 orang dan paduan suara bisa sampai beribu-ribu orang. Meski demikian, harmonisasi perbedaan nada tetap memancarkan keindahan musik. Pada komposisi-komposisi zaman Barok (misalnya gubahan Handel, yakni Oratorio Mesias), bahkan suaranya bersahut-sahutan tetapi tidak bertengkar alias harmonis. Pola inilah yang seharusnya ada pada masyarakat, terutama gereja. Di dalam gereja, terdapat berbagai macam orang dengan beragam latar belakang, bakat, talenta, karunia. Namun, perbedaan-perbedaan itu seharusnya tidak membuat perpecahan. Keindahan kehidupan bergereja justru akan terlihat melalui harmonisasi perbedaan-perbedaan itu.
Kedua, komposisi-komposisi musik klasik bersifat sangat kompleks. Permainan komposisi piano concerto (permainan piano dengan diiringi orkestra) atau simfoni (hanya orkestra) bisa demikian rumit. Meski demikian, permainan para pemusik itu tidak kehilangan direksi (arah). Bahkan mereka diarahkan oleh dirigen (conductor). Seharusnya kehidupan manusia juga demikian. Tidak dapat dipungkiri bahwa hidup manusia, terutama persoalan kehidupan terasa sangat kompleks. Namun, sebagai orang percaya, kita tidak boleh kehilangan direksi. Orang percaya seharusnya menjalani hidup dengan dipimpin oleh Roh Kudus dan dikendalikan oleh Firman.
bersambung...