Rabu, 21 Mei 2014

David Wells: Salib Tanpa Kekudusan Allah?

Tanpa kekudusan Allah, seluruh makna salib akan lenyap. Kristus bukanlah seorang pembaharu sosial, atau seorang yang berbuat baik yang tidak berdaya menyelamatkan diri-Nya. Semua ini adalah gagasan-gagasan liberal lama, tetapi bukan pemikiran-pemikiran Alkitabiah. Salib bukanlah sebuah kecelakaan. Salib sudah direncanakan di dalam kekekalan, dan untuk hal inilah, kata Yesus, Ia telah datang. Ia telah datang untuk mati. Dan di dalam saat kematian-Nya, kekudusan Allah dan dosa kita berbenturan. Inilah yang memunculkan seruan karena ditinggalkan yang diucapkan-Nya.
...
Kebenarannya adalah kematian Kristus sama sekali tidak dapat diselami jika kita tidak mulai dengan tuntutan-tuntutan dari kekudusan Allah, yang tidak dapat menoleransi pelanggaran-pelanggaran dosa. Karena itu, tanpa kekudusan Allah, tidak ada salib. Tanpa salib, tidak ada Injil. Tanpa Injil tidak ada Kekristenan. Tanpa Kekristenan, tidak ada gereja...

(dari buku "Keberanian Menjadi Prostetan" [Surabaya: Momentum])