Senin, 05 Mei 2014

R. C Sproul: Baptisan Roh Kudus (1)

Apakah kamu sudah menerima baptisan Roh Kudus? Seorang yang menjadi orang Kristen pada zaman ini, cepat atau lambat akan mendapat pertanyaan ini. Pertanyaan ini biasanya diajukan oleh orang Kristen Karismatik yang sangat antusias akan pengalaman mereka dengan Roh Kudus [saya tidak setuju kalimat ini, karena belum tentu yang mereka alami itu adalah pekerjaan Roh Kudus].

Doktrin yang tadinya hanya dipercayai secara mayoritas oleh gereja-gereja Pentakosta dan Sidang Jemaat Allah, sekarang telah menjadi kepercayaan yang penting bagi banyak orang percaya. Gerakan Neo Pentakosta telah mencapai hampir semua denominasi Kristen. Suatu perasaan kegembiraan dan pembaharuan rohani biasanya disertai dengan penemuan baru dari kehadiran dan kuasa Roh Kudus di dalam gereja.

Neo Pentakostalisme telah berusaha untuk merumuskan suatu doktrin baptisan Roh Kudus berdasarkan pengalaman-pengalaman orang. Doktrin ini telah menjadi bahan perdebatan di kalangan orang Kristen secara luas.

Biasanya, tetapi tidak selalu, orang Kristen Karismatik berpikir bahwa baptisan Roh Kudus sebagai karya kedua dari anugerah, yang terpisah dan merupakan kelanjutan dari regenerasi [kelahiran kembali] atau pertobatan. Ini merupakan pekerjaan Roh Kudus yang tersedia bagi semua orang Kristen tetapi tidak diterima oleh semua orang. Orang-orang Karismatik sendiri tidak mempunyai kesepakatan di dalam isu apakah bahasa lidah merupakan tanda yang harus menyertai atau manifestasi dari 'baptisan'.

Orang Pentakosta memakai pola di dalam Kisah Para Rasul, di mana orang percaya (yang secara jelas telah mengalami pekerjaan regenerasi dari Roh Kudus sebelum hari Pentakosta) telah dipenuhi oleh Roh Kudus dan berbahasa lidah. Pola di dalam Alkitab yang menjelaskan adanya senjang waktu antara pertobatan dan baptisan Roh Kudus, akhirnya dilihat sebagai pola yang berlaku secara normatif di segala zaman.

Orang Pentakosta benar di dalam hal [membedakan] antara regenerasi oleh Roh Kudus dan baptisan Roh Kudus. Regenerasi menunjuk pada Roh Kudus yang memberikan kehidupan yang baru pada orang percaya, yaitu menghidupkan orang yang telah mati oleh dosanya. Baptisan Roh Kudus menunjuk pada Allah yagn memberi kuasa pada umat-Nya untuk pelayanan.

Perbedaan antara regenerasi dan baptisan oleh Roh Kudus adalah benar, tetapi membuat kesenjangan waktu di antara kedua hal yang normatif ini berlaku segala zaman adalah tidak benar. Pola biasa yang berlaku sejak zaman para rasul adalah di mana orang Kristen menerima kuasa dari Roh Kudus bersamaan dengan regenerasi [ketika seseorang menerima Tuhan Yesus, ia juga menerima baptisan Roh Kudus]. Jadi, orang Kristen tidak perlu berusaha untuk mendapatkan karya baptisan dari Roh Kudus yang kedua secara khusus setelah kelahiran baru. Derajat seorang Kristen dipenuhi oleh Roh Kudus bergantung dari seberapa jauh dia menyerahkan dirinya kepada Roh Kudus.

bersambung...

(dari buku "Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen" [Malang: SAAT])