Ketiga, tahyul. Jenis kerohanian ini menguasai jutaan orang di seluruh dunia. Mereka yang ada di bawah kendalinya percaya kalau mereka melakukan, mengatakan atau melakukan sumpah-sumpah atau kegiatan tertentu dengan cara yang sangat khusus; [kalau tidak maka] sesuatu yang tidak baik akan terjadi pada mereka.
Tahyul-tahyul ini bisa jadi sangat baru atau sangat kuno asal mulanya, dan bisa jadi juga unik bagi tiap pribadi dan bukannya diturunkan melalui beberapa generasi. Tahyul tidak kuatir tentang pelanggaran hukum, tetapi lebih takut mendapatkan sial karena gagal bertindak sesuai tuntutan dewa-dewa, roh-roh, takdir atau kekuatan jenis lainnya. Firasat buruk dan nasib sial menguasai hidup mereka.
Semua ungkapan kerohanian yang cacat ini mempunyai hasil yang sama: semuanya memperbudak orang ke dalam cara hidup yang tidak produktif dan tidak memuaskan; semuanya menyebabkan mereka hidup dalam ketakutan kebanyakan waktu; semuanya memusatkan perhatian pada kemampuan diri dalam melindungi serta merawat diri dan bukannya memupuk iman di dalam Tuhan yang hidup, di mana semua manusia dapat mendapatkan kehidupan.
(dari buku "Sang Penenun Agung" [Bandung: Pionir Jaya])