Seluruh anugerah umum merupakan anugerah yang terdahulu. Keumumannya terletak di dalam keterdahuluannya... Anugerah umum ini berkenaan dengan seluruh dimensi kehidupan tetapi anugerah umum ini terus berkurang seiring berjalannya sejarah. Pada bagian awal sejarah, terdapat banyak anugerah umum. Terdapat suatu natur bersama yang baik di bawah kemurahan umum Allah. Tetapi anugerah-ciptaan ini menuntut tanggapan, ia tidak bisa tetap bertahan apa adanya. Anugerah ini bersifat bersyarat, pembedaan harus terjadi dan memang terjadi. Pembedaan ini pertama-tama datang dalam bentuk suatu penolakan umum terhadap Allah. Anugerah umum memang terus berlanjut; tetapi sekarang ia berada di level yang lebih rendah; anugerah ini memang panjang sabar agar manusia bisa dibawa kepada pertobatan.
...
(tetapi ia akan terus berkurang dengan semakin bergulirnya sejarah. Bersama setiap tindakan bersyarat, signifikansi yang tersisa dari kebersyaratan ini semakin berkurang. Allah membiarkan manusia untuk mengikuti jalan penolakan terhadap-Nya yang mereka pilih sendiri ini dengan semakin cepat dari pada sebelumnya, ke arah penggenapan akhir. Allah meningkatkan sikap murka-Nya terhadap kaum tertolak seiring berlalunya waktu, sampai tiba di akhir waktu, yaitu di saat penggenapan yang hebat dari sejarah, kondisi mereka telah menyusul keadaan mereka.
(teks dari John Frame, "Cornelius van Til" [Surabaya: Momentum])