Dengan memuliakan Alkitab, Wycliffe juga menurunkan derajat paus. Dalam karya tahun 1379, yang berjudul "De Potentate Papae" (Kekuasaan Paus), ia menunjukkan bahwa kepausan adalah jabatan yang dilembagakan oleh manusia, bukan oleh Allah. sebagaimana William dari Ockham sebelumnya, ia mengemukakan bahwa kuasa paus tidak mencakupi pemerintah sekuler. Selanjutnya kuasa paus tidak datang langsung dari jabatannya, tetapi tergantung apakah ia mempunyai sifat-sifat moral seperti Petrus.
Seorang paus yang tidak mengikuti Yesus Kristus adalah Antikristus (Kristus gadungan yang disebut dalam Perjanjian Baru, yang adalah musuh kebenaran). Belakangan Wycliffe melangkah lebih jauh lagi dan sama sekali menolak kepausan karena melihat semua paus (bukan saja para paus yang tidak baik) sebagai Antikristus.
(dari buku "Runtut Pijar" [Jakarta: Gunung Mulia])