Lebih khusus lagi, hidup dalam iman dan pengharapan mendorong transformasi. Iman menjauhkan kita dari segala bentuk pemuasan diri, kebergantungan diri, dan keberpusatan diri. Iman adalah mata yang melihat, telinga yang mendengar, tangan yang memeluk dan kaki yang melangkah, semuanya menuju kepada Kristus untuk mendapatkan persekutuan yang mempersatukan.
Iman percaya kepada janji Allah dalam Kitab Suci, hikmat Allah dalam berbagai peristiwa, dan Allah Putera sebagai Juruselamat dan Gembala, kapan saja dan di mana saja. Iman menghasilkan pengharapan dan kepastian bahwa Allah kasih karunia sedang membawa kita pulang menuju kemuliaan, dan bahwa "penderitaan ringan sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami" (2 Kor. 4:7).
Pengharapan mempertahankan keyakinan dan menyingkirkan semua sikap apatis dan putus asa. Hidup dalam iman dan pengharapan akan membuat cara berpikir kita semakin serupa dengan cara berpikir Kristus ketika Ia berada di bumi.
(dari buku "Rencana Allah Bagi Anda" [Surabaya: Momentum])