Pertanyaan: Benarkah iman Kristen dapat bertumbuh lewat kebudayaan seperti musik, benda peninggalan purba...?
Jawaban Pdt. Stephen Tong:
Ini adalah pertanyaan yang sangat bagus. Musik, seni... yang terindah harus untuk Tuhan. Itu sebab, kemarin malam saya masih "lembur" untuk memajang patung-patung Budha dari Tibet. Mungkin kau bertanya: apa hubungan antara patung yang wajahnya begitu menakutkan yang bersetubuh dengan perawan yang muda belia itu dengan iman Kristen? Patung itu diletakkan di [museum], bukan untuk meningkatkan iman Kristenmu. Melainkan menyadarkan kita: selain Yesus Kristus tidak ada orang yang sungguh-sungguh suci. Bahkan dewa yang dijunjung tinggi dan disembah orang pun bersetubuh dengan perawan muda.
(Memang seharusnya saya sendiri yang memberi penjelasan akan semua benda yang ada di [museum]. Tapi saya tak mungkin punya waktu untuk itu. Maka saya menuliskan keterangan, kalian dapat membacanya. Dan kalau mungkin, bacalah buku-buku agar dapat mengerti lebih dalam).
Jadi, lewat musik, kita melihat kemuliaan Tuhan. Dan lewat membandingkan musik-musik yang ada, kita menyadari betapa indah dan bernilainya musik Kristiani. Begitu juga lewat membedakan lukisan yang mengandung pengertian iman Kristen, kita jadi lebih cerdas. Karena semua itu adalah mandat budaya. Di mana prinsip dasarnya: biarlah Kristus jadi yang terutama, ditinggikan di segala bidang kebudayaan: politik, etika, pendidikan, sastra, filsafat...
...
Maka symphoni, museum, sekolah, yang saya dirikan bukan asal-asalan, juga bukan untuk cari uang, melainkan untuk memuliakan Tuhan...
(dari Ringkasan Khotbah GRII Pusat 8 Mei 2011)