Hidup dalam penundukan dan kemantapan mendorong transformasi. Penetapan ilahi akan membuat pola baptisan terus berulang di sepanjang hidup kita, pola di mana kita turun hingga ke titik terendah dan dari sana Allah membangkitkan kita menuju suatu kualitas hidup yang baru. Tunduk pada proses ini merupakan bagian dari disiplin pemuridan. Saat-saat seperti itu menuntut keteguhan menghadapi luka dan duka sampai pada akhirnya. Dan dengan pertolongan Allah ketika Ia menjawab doa kita, keteguhan ini akan terpelihara. Yesus sendiri dengan taat menjalani semua ini (Ibr. 12:2-3; I Ptr. 2:21-23), dan jika kita menerima luka dan duka yang diakibatkan oleh pengalaman ini sebagai berasal dari Allah, maka kita akan semakin dibuat serupa dengan Yesus.
(dari buku "Rencana Allah Bagi Anda" [Surabaya: Momentum])