Lee Strobel, seorang mantan skeptis, suka mengatakan bahwa Perjanjian Lama memberi sidik ibu jari: "Kitab itu berkata apabila anda menemukan orang yang cocok dengan sidik ibu jari itu, itulah si Mesias. Itulah Putra Allah dan sepanjang sejarah hanya Yesus Kristus punya sidik ibu jari itu". Strobel - yang mendapat gelar ilmu hukum di Yale - dulunya wartawan urusan hukum yang sering memenangkan hadiah untuk Chicago Tribune sampai ia dihadapkan dengan klaim Kristus. Ia memutuskan untuk mengerahkan semua keterampilannya sebagai wartawan terhadap ajaran Kristen supaya dengan demikian ia bisa membuktikan betapa - secara historis - ajaran itu tidak benar. Tetapi insan skeptis ini menjadi orang percaya waktu ia menelaah fakta-fakta.
Sementara Strobel mengkaji nubuatan yang digenapkan Yesus, ia menemukan bahwa nubuatan itu tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Ia menulis, "Semakin saya menelitinya, semakin sulit bagi saya untuk menerangkan bahwa nubuatan itu bisa dibuang begitu saja". Sementara ia memandang pada kemungkinan orang yang mana saja yang dapat menggenapi nubuatan ini, ia terperanjat dan terkejut pada bukti ilmiah bahwa Yesus adalah sang Mesias. Strobel terkejut pada karya ahli ilmu matematika Peter Stoner yang membuktikan bahwa peluang satu orang - yang mana saja - memenuhi nubuatan Perjanjian Lama ini - bahkan jika hanya delapan buah saja [padahal ada 333 nubuat!] - adalah satu dalam sepuluh pangkat tujuh belas - yaitu satu dengan tujuh belas nol di belakangnya!
(dari buku "Bagaimana Jika Alkitab Tidak Pernah Ditulis?")