Sejumlah orang percaya yang tulus dan berhati lembut telah salah berasumsi bahwa suatu rasa terbeban akan kebutuhan misi merupakan panggilan misi. Allah membawa kesadaran akan kebutuhan-kebutuhan yang ada di dunia kepada orang-orang Kristen, namun kebutuhan itu bukanlah panggilan. Jika anda pergi ke ladang misi dengan kebutuhan sebagai dasar dari panggilan anda, maka anda mungkin akan melihat bahwa kebutuhan itu tidaklah sebesar yang anda semula pikirkan dan anda mulai bertanya-tanya mengapa anda datang atau mengapa anda tinggal.
Beberapa misionaris berangkat dengan 'panggilan' berdasarkan kebutuhan, tiba di ladang dan menemukan bahwa telah ada banyak misionaris dan lembaga misi yang berusaha memenuhi kebutuhan itu. Mungkin ketika kebutuhan yang begitu memotivasi anda telah terpenuhi, pertanyaan tentang apakah anda akan tetap tinggal akan dengan segera menggantikan pertanyaan sebelumnya mengenai apakah anda akan pergi.
Tetap saja ada banyak sekali kebutuhan-kebutuhan besar dan Allah seringkali memakai kesadaran akan kebutuhan-kebutuhan ini untuk membebani kita agar mengambil tindakan. Sepertiga dari populasi planet ini atau lebih dari 2 miliar orang belum pernah mendengar Injil. Dan dari jumlah itu, lebih dari 50000 orang mati setiap hari, terpisah dari Allah selamanya. Seperti yang telah dikatakan, satu defenisi dari seorang misionaris adalah seseorang yang tidak pernah merasa tenang mendengar langkah kaki para penyembah berhala yang sedang menuju kekekalan tanpa Kristus. Suara langkah-langkah kaki itu bergema dalam benak mereka dan menghantui mimpi-mimpi mereka. Orang tidak boleh pergi karena didorong oleh kebutuhan semata, namun Allah sering memakai kebutuhan sebagai dorongan awal untuk menyadarkan kita akan panggilanNya.
(dari buku M. David Sills, "Panggilan Misi" [Surabaya: Momentum, 2011])