Rencana penyelamatan yang universal:
Satu-satunya konsep dalam kitab Yunus yang tidak temukan dalam kitab para nabi sebelum pembuangan ialah bahwa Allah menyuruh nabiNya untuk memberitakan amanatNya kepada bangsa lain dan Ia akan menyelamatkan bangsa itu jika mereka bertobat. Nabi-nabi sebelum pembuangan begitu prihatin terhadap penyembahan berhala oleh Israel sehingga mereka cenderung memperhatikan hal itu saja.
Elia (1 Raj 17-19) dan Elisa (2 Raj 8) memang mengunjungi tanah asing dan melakukan pelayanan tertentu kepada mereka; nabi-nabi lain menubuatkan hal-hal yang berhubungan dengan bangsa-bangsa di sekitar Israel tetapi tidak satupun yang diutus memberitakan pertobatan kecuali Yunus. Karena ini tidak sesuai dengan catatan Alkitab mengenai nabi-nabi sebelum pembuangan, maka beberapa ahli menyimpulkan bahwa kitab Yunus tentu ditulis sesudah pembuangan.
Tetapi penalaran ini tidak sepenuhnya meyakinkan. Peranan Israel sebagai pengantara sangat mendasar dalam konsep perjanjian sebagaimana kita lihat berulang kali. Memang benar, pada zaman nabi-nabi peranan itu belum digenapi dan juga tidak ditekankan. Walupun demikian, gagasan tersebut sudah ada. Bagi Yunus, pengutusan ini bukanlah gagasan baru, sekalipun ia tidak mau menerima akibat-akibatnya. Allah harus menerobos sikap Yunus yang anti bangsa-bangsa lain - dan ini tidak mudah! Tetapi justru inilah yang merupakan tema utama Perjanjian Lama.
Dengan berbagai cara dan dalam berbagai masa Allah memperlihatkan rencana penyelamatanNya kepada orang-orang pilihanNya. Bangsa-bangsa pilihanNya harus menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain, namun ternyata pada masa Yesus hal ini belum juga diterima (Mat. 21:43). Pengutusan Yunus oleh Allah ke Niniwe tidak mencerminkan teologi Yahudi pada abad ke 9 atau ke 8 ataupun abad ke 4 SM. Kebenaran tentang Allah yang adalah Allah segala bangsa dan menginginkan supaya semua orang mengenal Dia dan rencana penyelamatanNya, tidak timbul dari akal budi manusia. Hal itu adalah penyataan Allah kepada nabi-nabiNya dan rupanya penyataanNya datang kepada Yunus dengan cara yang paling luar biasa.
(dari buku "Pengantar Perjanjian Lama 2" [Jakarta: Gunung Mulia, 2000])