Dalam catatan Kristen tentang penciptaan, tidak ada satupun yang eksis sebelum penciptaan kecuali Allah. Tak ada ruang atau waktu juga tak ada material yang mendahului. Segala sesuatu yang eksis selain Allah benar-benar bergantung pada Allah untuk eksistensinya. Jika Allah tidak ada, maka duniapun tidak akan ada. Kosmos pun tidak kekal, tidak dapat berdiri sendiri dan tidak jelas. Semua itu dicipta secara bebas oleh Allah.
Karena itu keberadaan dunia bukanlah merupakan fakta kasar; juga bukan merupakan sebuah mesin yang tidak ada gunanya. Dunia ada sebagai akibat dari suatu keputusan bebas dari Allah untuk menciptanya, yaitu Allah yang kekal, transenden, yang rohani (yaitu tidak terdiri dari material), maha tahu, maha kuasa, maha murah, mengasihi dan sangat berpribadi. Karena ada sebuah tatanan yang dibuat oleh Allah untuk ciptaanNya, maka manusia bisa menemukan tatanan tersebut. Yaitu tatanan yang membuat ilmu pengetahuan bisa dicapai; tatanan yang membuat para ilmuwan berusaha mendapatkannya dalam rumus-rumus mereka.
Wawasan dunia Kristen harus dibedakan dari semua teori versi pemujaan dewa, yaitu teori yang berani menyatakan bahwa walaupun Allah menciptakan dunia, Ia meniadakan diri dari ciptaan itu dan mengijinkan ciptaan itu berjalan lepas dari pengawasanNya. Pandangan ini dan beragam pandangan abad keduapuluh lainnya sepertinya menghadirkan gambaran Allah (atau dewa) yang tidak mampu bertindak secara sebab akibat di dalam alam. Dalam hal ini tak satupun ahli Kristen akan menyatakan bahwa alam adalah hasil temuan ilmu pengetahuan fisika, biologi dan geologi. Wawasan dunia Kristen menegaskan bahwa aktifitas Keilahian seperti mujizat, pewahyuan, dan pemeliharaan adalah tetap sangat mungkin terjadi.
(dari buku "Iman dan Akal Budi" [Surabaya: Momentum])