"Dengan perlawanan non-violence, tidak ada orang atau kelompok yang harus mengalah pada kejahatan, atau tidak ada orang yang perlu menggunakan kekerasan untuk meluruskan suatu kesalahan".
"Melalui perlawanan non-violence, kaum kulit hitam akan naik ke puncak kemuliaannya karena melawan sistem yang tidak adil sementara mencintai para pelaku sistem itu".
"Perlawanan non-violence tidak ditujukan kepada para penindas melainkan kepada penindasan".
"Gerakan untuk persamaan dan keadilan hanya dapat berhasil apabila gerakan itu mempunyai sifat militan sekaligus massal; halangan-halangan yang harus diatasi, memerlukan keduanya. Non-violence merupakan keharusan agar dapat melahirkan kehidupan bersama pada akhirnya".
"Dengan kata lain, sasaran akhir kami adalah integrasi yang berarti kehidupan bersama antar kelompok dan antar pribadi yang tulus dan sejati. Hanya melalui demonstrasi non-violence lah sasaran ini dapat dicapai. Karena kesudahannya adalah pengampunan, rekonsiliasi dan terciptanya kehidupan bersama yang penuh kasih".
(dari Diane Revitch & Abigail Thernstrom, Ed, "Demokrasi Klasik & Modern" [Jakarta: Yayasan Obor, 2005])