Kalau kita membaca sejarah kebangunan rohani, hamba-hamba Tuhan yang diurapi dengan kuasa kebangunan menjalani pola yang hampir mirip.
Mereka adalah orang-orang biasa yang tidak dikenali oleh siapapun, bahkan dianggap biasa oleh orang-orang percaya di sekitarnya.
Ketika Tuhan membangkitkan mereka, mereka mulai melayani dari perkumpulan yang kecil, gereja yang kecil, persekutuan doa yang hanya dua atau tiga orang. Orang tidak mengenal mereka sehingga tidak mungkin mereka langsung diundang ke gereja yang besar.
Seperti Yohanes Pembaptis, mereka tidak mempunyai fasilitas apapun untuk disandari. Karena itu, mereka sepenuhnya bersandar kepada Tuhan.
Khotbah-khotbahnya menekankan tiga hal: mengandalkan firman Tuhan, menyatakan kemuliaan Tuhan dan menyatakan kesucian Tuhan. Di dalamnya dapat disampaikan khotbah penginjilan atau khotbah pertobatan tetapi intinya tiga hal itu.
Pelayanan mereka bukan didasarkan atas konfirmasi manusia tetapi konfirmasi Tuhan. Tuhan bekerja sepenuhnya dengan menyatakan pertobatan pendengar. Pemabuk, penjudi, pezinah dll, semuanya bertobat dan menerima Kristus serta memulai hidup baru.
Karena banyak yang bertobat, tidak heran jumlah pendengarnya bertambah setiap malam. Ada kebaktian yang dimulai dengan 200 orang pada hari pertama dan hari terakhir, hari keenambelas, menjadi 20.000 orang.
Tuhan dipermuliakan, hamba-Nya merendahkan diri, jemaat dibangunkan.