Pertama, ambisi berlebihan. Sebab pertama kita frustrasi adalah karena kita memiliki ambisi berlebihan, memiliki sasaran yang tidak disejajarkan dengan kemampuan sehingga terjadi disharmoni antara ambisi dan kemampuan. Semua pemuda silahkan berambisi, tetapi juga silahkan menilai sampai di mana kemampuanmu. Ketika manusia memiliki ambisi yang bukan berasal dari Tuhan dan tidak berada di dalam kebenaran Tuhan, maka dia akan mengalami kegagalan dan saat itu terjadi, dia akan merasa kecewa dan frustrasi.
Kedua, konsep teologi yang salah. Sebab kedua yang mengakibatkan kita frustrasi atau putus asa adalah karena konsep ilahi yang dicemarkan atau didistorsikan. Di dalam hal ini, saya tidak mencela kamu tetapi mencela pengkhotbah-pengkhotbah yang tidak bertanggung jawab. Kalau pengkhotbah memberikan pengajaran tidak beres tentang Tuhan sehingga mengakibatkan kamu mempunyai sasaran yang tinggi dan mengharapkan sesuatu dari Tuhan Allah, tetapi sebenarnya ajaran itu sendiri bukan berasal dari Tuhan, maka kamu pasti putus asa. Saat itu, kamu akan mencela Tuhan.
Mengapa manusia kecewa terhadap Tuhan? Mengapa manusia mencela Tuhan? Karena dia menganggap Tuhan tidak menepati janji... Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata sebenarnya itu bukan janji dari Tuhan melainkan dari pendeta yang memalsukan nama Tuhan.
bersambung...
(dari buku "Pengudusan Emosi" [Surabaya: Momentum])