Pembimbingan yang efektif tidak dapat dilakukan tanpa pimpinanNya. [Roh Kudus] disebut 'paraclete' (pendamping) yang menggantikan Kristus bagi murid-muridNya. Pembimbing-pembimbing yang belum selamat tidak mengenal Roh Kudus. Mereka abaikan kegiatan bimbinganNya sehingga gagal memperoleh pimpinan dan kuasa yang mereka butuhkan.
Pembimbingan kalau bersifat Kristen, dilaksanakan secara serasi dengan pekerjaan pembaharuan dan penyucian dari Roh Kudus. Tidak kebetulan Roh Kudus disebut 'kudus'. Roh Kudus adalah sumber dari pada segala perubahan pribadi menuju kesucian. Semua sifat pribadi yang baik: kasih, sukacita, damai, kesabaran, dan sebagainya dinyatakan Allah sebagai 'buah' Roh.
Bertindak hidup terpisah dari padaNya bukan saja sia-sia, tetapi perbuatan demikian merupakan pemberontakan menentang Allah berdasarkan anggapan humanistis mengenai kedaulatan manusia. Mengabaikan Roh Kudus merupakan penolakan yang sangat buruk dan kepercayaan bahwa pada hakikatnya manusia adalah baik. Dengan demikian, diabaikan kebutuhan orang bimbingan akan anugerah dan penebusan Kristus, dan orang tetap berpegang pada kebenaran dirinyasendiri yang akhirnya membawa kepada keputusasaan.
(dari buku Jay E. Adams, "Andapun Boleh Membimbing", [Malang: Gandum Mas, 2006])