Senin, 24 Juni 2013

Jiwaku Mengharapkan Tuhan

Mazmur 130:5-6: "Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firmanNya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi".

Ada tiga istilah yang secara prinsip sama artinya: "menantikan, mengharapkan, merindukan".

Orang yang sungguh-sungguh menerima belas kasihan Tuhan pasti merindukan Tuhan. Orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, pasti mengharapkan Tuhan.

Orang yang menantikan Tuhan berarti mengutamakan dan memfokuskan diri kepada Tuhan. Dengan demikian orang yang menantikan Tuhan akan taat kepada Tuhan, apapun yang Tuhan mau.

Kadang-kadang dalam hidup Kristen kita, kita mulai bergeser dari seharusnya merindukan Tuhan menjadi merindukan berkat Tuhan. Yang paling celaka adalah kita justru bukan merindukan Tuhan tetapi merindukan ciptaan Tuhan: uang, harta, materi, dll. Tidak ada wanita yang akan mau menikah dengan pria yang mengumumkan kriteria di Kontak Jodoh seperti ini: "Dicari seorang wanita yang bersedia menikah, yang penting mempunyai mobil. Kalau bersedia, silahkan kirim foto mobilnya dan fotocopy STNK nya".

Pemazmur mengatakan bahwa orang yang merindukan Tuhan lebih dari pengawal mengharapkan datangnya pagi. Coba kita bayangkan SATPAM dan penjaga malam. Kalau mereka berjaga-jaga, mereka sangat ingin pagi supaya ganti shift, juga karena pagi lebih ramai dan hangat. Kalau malam, sepi, dingin dan ngantuk. Main catur, makan mie instan, nonton sepak bola, tapi belum datang-datang pagi juga. Apakah kita merindukan Tuhan lebih dari SATPAM menunggu datangnya pagi?