Persatuan dengan Kristus sering kali digambarkan sebagai keberadaan kita "di dalam Kristus", Paulus menyebut pembaca-pembacanya "orang-orang kudus", orang-orang yang dipisahkan oleh dan bagi Allah dan dia secara bervariasi menyebut mereka sebagai orang-orang yang ada "di dalam Kristus" atau "di dalam Kristus Yesus" atau "di dalam Tuhan Yesus Kristus" (1 Kor. 1:2; Ef. 1:1; Flp. 1:1; Kol. 1:2; 1 Tes. 1:1; 2 Tes. 1:1).
Sejajar dengan ini adalah penekanan lain - Kristus "di dalam" orang percaya (bdk. Rm 8:10; Gal. 2:20; Kol. 1:27). Ekspresi-ekspresi ini menunjukkan kedekatan ikatan antara Tuhan kita dan umatNya. Ini merupakan salah satu dari "misteri-misteri" besar yang telah dinyatakan dalam Injil (Kol. 1:27). Ini merupakan sesuatu yang Allah beritahukan hanya melalui pernyataan (wahyu).
Persatuan dengan Kristus merupakan dasar dari semua pengalaman rohani dan semua berkat rohani kita. Semua ini diberikan kepada kita "di dalam Kristus" dan hanya mereka yang ada "di dalam Kristus" yang bisa mengalaminya. Paulus menekankan hal ini khususnya di Efesus 1:3-14 yang sebelumnya telah kita diskusikan dalam kaitan dengan rencana keselamatan di bab 2. Dalam teks Yunani, dua belas ayat ini sebenarnya merupakan satu kalimat panjang! Paulus begitu terbawa dalam perasaannya akan berkat-berkat yang besar dari Injil, sehingga dia hampir-hampir tidak ada waktu untuk berhenti sebentar untuk mengambil nafas.
Kita telah diberkati di dalam Kristus, kata Paulus, sebagaimana kita telah dipilih (ayat 4), dianugerahi (ayat 6), ditebus (ayat 7), diperdamaikan (ayat 10), ditetapkan (ayat 11) dan dimeteraikan (ayat 13) di dalam Kristus. Kehidupan orang Kristen dari awal sampai akhir merupakan kehidupan yang berpusat pada Kristus dan kita terus menerus memandang kepadaNya untuk semua pemenuhan rohani yang kita butuhkan. Semua berkat rohani ada di dalam Dia, dan hanya jika kita sendiri, menurut pemahaman Paulus, berada 'di dalam Kristus", barulah kita akan menemukan bahwa berkat-berkat yang adalah milik kita di dalam Kristus menjadi kenyataan dalam pengalaman kita sendiri.
(dari buku "Kehidupan Kristen" [Surabaya: Momentum, 2007])