Tuhan menginginkan kita hidup bijaksana, memperhitungkan segala sesuatu dengan baik, memakai waktu dan uang dengan benar dan seterusnya.
Untuk konteks Indonesia, kita hidup berdasarkan apa yang sudah menjadi opini umum. Padahal ternyata tidak seperti itu. Beberapa contoh untuk hal ini:
Opini umum mengatakan bahwa membeli makanan di rumah makan lebih mahal ketimbang masak sendiri di rumah. Belum tentu. Kadang-kadang, untuk jumlah orang yang sedikit (hanya satu atau dua orang), masak sendiri bisa lebih mahal dari beli di luar karena harus membeli bumbu, minyak goreng, belum termasuk gas dan lainnya.
Opini umum mengatakan bahwa pesawat murah (low cost carier) menjual harga tiket yang lebih murah ketimbang pesawat-pesawat yang dianggap mahal. Saya pernah membandingkan harga tiket pesawat Jakarta-Hongkong pp, ternyata pesawat murah menjual tiket lebih mahal dari pesawat yang dianggap mahal, meski bukan musim promosi.
Opini umum mengatakan bahwa orang kelihatan hidup hemat melalui makanan dan pakaian. Ada banyak orang yang memang hobinya bukan makanan dan pakaian. Ia selalu mencari makanan yang murah dan memakai pakaian yang sederhana. Tetapi kacamatanya berharga jutaan, alat pancingnya puluhan juta, sepedanya bisa ratusan juta, mobilnya miliaran. Kita tidak bisa menilai dari penampilan luar yang kelihatan.
Ada banyak hal yang bisa kita renungkan dalam bijaksana hidup sehari-hari.
Sharing ini dibuat dalam konteks Indonesia. Untuk saudara-saudara yang berada di berbagai belahan dunia, dapat menerapkan prinsip bijaksana berdasarkan konteks negaranya masing-masing.