[Martin Lloyd-Jones, seorang pendeta-pengkhotbah yang diurapi Tuhan di Inggris, kini telah bersama Tuhan di Surga, menyampaikan poin-poin kebenaran yang ia refleksikan dan tarik dari kehidupan dan refleksi Paulus dalam Filipi 4:10-20]
Paulus berkata kepada dirinya sendiri demikian:
Pertama, keadaan selalu berubah, oleh karena itu dengan jelas aku tidak dapat bergantung pada keadaan yang ada.
Kedua, hal penting yang tinggi dan vital adalah kerohanian dan hubunganku dengan Allah. Itu adalah hal yang pertama.
Ketiga, sebagai Bapa, Allah memperhatikanku dan tidak ada yang terjadi padaku terlepas dari Allah. Bahkan rambut di kepalaku semua terhitung. Aku harus ingat itu.
Keempat, kehendak dan jalan Allah merupakan misteri yang besar tetapi aku tahu bahwa apa pun juga yang Dia kehendaki atau ijinkan adalah untuk kebaikanku.
Kelima, setiap situasi dalam hidup merupakan hamparan dari beberapa manifestasi kasih dan kebaikan Allah. Oleh karena itu, tugasku ialah mencari manifestasi khusus dari kebaikan dan kemurahanNya dan bersiap-siap untuk menerima kejutan-kejutan dan berkat-berkatNya karena 'jalanNya bukanlah jalanku, demikian juga rancanganNya bukanlah rancanganku'. Sebagai contoh, pelajaran besar apa yang Paulus pelajari dalam persoalan duri dalam daging? Yaitu: 'pada saat aku lemah, aku kuat'. Paulus diajar melalui kelemahan fisik tentang manifestasi anugerah Allah itu.
Keenam, oleh karena itu aku harus memandang keadaan dan kondisi sebagai bagian dari perlakuan Allah terhadapku di dalam menyempurnakan kerohanianku dan membawa aku pada kesempurnaan akhir.
Ketujuh, apapun juga kondisiku pada saat ini, itu hanyalah sementara, hal-hal tersebut hanya berlalu begitu saja dan mereka tidak akan pernah merampas aku dari sukacita dan kemuliaan yang ada pada akhirnya menantiku bersama dengan Kristus.
(dari buku "Buluh Yang Terkulai: Penyebab dan Terapi Depresi Rohani" [Jakarta: Perkantas])