Dikaulah kehidupan dari jiwaku...
Ya Allah...
Jika Kau ambil hadiratMu daripadaku...
Jiwaku mati...
Ya Putra Allah, hidupkanlah kembali...
Dikaulah terang dari jiwaku...
Ya Allah...
Di luar Engkau...
Tidak ada terang...
Untuk menerangi malam hari kami...
Jiwa kami buta...
Ya Matahari Kebenaran, bersinarlah...
Dikaulah keselamatan jiwaku...
Ya Allah...
Jika jiwa tidak dapat mengakui imannya dalam Engkau....
Jiwaku bisu...
Ya Firman yang Berinkarnasi, berbicaralah...
Dikaulah tangan kanan dari jiwaku...
Ya Allah...
Tanpa Engkau, jiwaku tersandung tak dapat berdiri...
Jiwaku timpang...
Ya tangan Allah, sembuhkan aku...
(dari buku "Kesalehan John Calvin")
Renungan, Kutipan, Ayat dalam Teologi Reformed untuk Memperlengkapi Gereja bagi Kemuliaan Tuhan
Minggu, 31 Maret 2013
John Calvin: Kidung bagi Injil
Tanpa Injil.
Kita semua tidak berguna dan kosong...
Tanpa Injil...
Kita bukan orang Kristen...
Tanpa Injil...
Semua kekayaan adalah kemiskinan...
Hikmat adalah kebodohan di hadapan Allah...
Kekuatan adalah kelemahan...
Semua keadilan manusia dikecam oleh Allah...
Namun oleh pengetahuan akan Injil...
Kita dijadikan anak-anak Allah...
Saudara-saudara Yesus Kristus...
Rekan sewarga dari orang-orang kudus...
Warga negara dari kerajaan sorga...
Ahli waris Allah bersama Yesus Kristus...
Oleh Dia, yang miskin menjadi kaya...
yang lemah menjadi kuat...
yang bodoh menjadi bijak...
orang-orang berdosa dibenarkan...
yang susah dihiburkan...
yang ragu-ragu diyakinkan...
budak-budak dimerdekakan...
Injil adalah kuasa Allah...
Untuk keselamatan semua orang percaya...
Dan kunci kepada pengetahuan akan Allah...
Yang membukakan pintu kerajaan sorga...
Bagi orang tidak percaya yang hidup dalam dosa-dosanya...
Berbahagialah semua orang...
Yang mendengar dan menyimpannya...
Sebab dengan demikian mereka menunjukkan...
Bahwa mereka adalah anak-anak Allah...
Celakalah mereka...
Yang tidak mau mendengar atau mengikutinya...
Sebab mereka adalah anak-anak Iblis...
(dari buku "Kesalehan John Calvin")
Kita semua tidak berguna dan kosong...
Tanpa Injil...
Kita bukan orang Kristen...
Tanpa Injil...
Semua kekayaan adalah kemiskinan...
Hikmat adalah kebodohan di hadapan Allah...
Kekuatan adalah kelemahan...
Semua keadilan manusia dikecam oleh Allah...
Namun oleh pengetahuan akan Injil...
Kita dijadikan anak-anak Allah...
Saudara-saudara Yesus Kristus...
Rekan sewarga dari orang-orang kudus...
Warga negara dari kerajaan sorga...
Ahli waris Allah bersama Yesus Kristus...
Oleh Dia, yang miskin menjadi kaya...
yang lemah menjadi kuat...
yang bodoh menjadi bijak...
orang-orang berdosa dibenarkan...
yang susah dihiburkan...
yang ragu-ragu diyakinkan...
budak-budak dimerdekakan...
Injil adalah kuasa Allah...
Untuk keselamatan semua orang percaya...
Dan kunci kepada pengetahuan akan Allah...
Yang membukakan pintu kerajaan sorga...
Bagi orang tidak percaya yang hidup dalam dosa-dosanya...
Berbahagialah semua orang...
Yang mendengar dan menyimpannya...
Sebab dengan demikian mereka menunjukkan...
Bahwa mereka adalah anak-anak Allah...
Celakalah mereka...
Yang tidak mau mendengar atau mengikutinya...
Sebab mereka adalah anak-anak Iblis...
(dari buku "Kesalehan John Calvin")
Sabtu, 30 Maret 2013
John Stott: Pengampunan, Roh & Keselamatan (2)
Aspek komplementer dari keselamatan adalah pencurahan Roh Kudus untuk memberikan kelahiran baru dan hidup baru. Dari semua penulis kitab-kitab Injil, Lukas menunjukkan minat terbesar pada karya Roh Kudus. Dia melukiskan Yesus yang telah diurapi oleh Roh dan yang menjalankan pelayananNya dengan kuasa Roh (Luk. 3:22, 4:1, 14, 18). Dan hanya Lukas menggambarkan datangnya Roh pada Hari Pentakosta dan perkembangan misi Kristen sesudah itu (misalnya, Kis. 2:1-12; 13:2).
Jadi inilah kedua komponen keselamatan. Pengampunan menghapuskan masa lalu kita, dan Roh mengubah masa depan kita. Petrus merangkumnya pada penutup khotbahnya pada hari Pentakosta, yaitu bahwa kepada mereka yang bertobat, percaya, dan dibaptis, Dia menjanjikan pengampunan dosa sekaligus karunia Roh Kudus (Kis. 2:38). Selanjutnya, keselamatan besar ini mendatangkan sukacita besar. Lukas memulai Injilnya dengan pengumuman tentang "berita kesukaan besar" (Luk. 2:10) dan mengakhirinya dengan pernyataan bahwa para rasul "pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita" (Luk. 24:52). Sesungguhnya, di sepanjang kedua volume karya Lukas, sukacita mengiringi karunia keselamatan sebab ada sukacita besar di sorga atas satu orang berdosa yang bertobat (Luk. 15:7, 10; lih. Kis. 8:8, 39).
(dari buku "Kristus Yang Tiada Tara")
Jadi inilah kedua komponen keselamatan. Pengampunan menghapuskan masa lalu kita, dan Roh mengubah masa depan kita. Petrus merangkumnya pada penutup khotbahnya pada hari Pentakosta, yaitu bahwa kepada mereka yang bertobat, percaya, dan dibaptis, Dia menjanjikan pengampunan dosa sekaligus karunia Roh Kudus (Kis. 2:38). Selanjutnya, keselamatan besar ini mendatangkan sukacita besar. Lukas memulai Injilnya dengan pengumuman tentang "berita kesukaan besar" (Luk. 2:10) dan mengakhirinya dengan pernyataan bahwa para rasul "pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita" (Luk. 24:52). Sesungguhnya, di sepanjang kedua volume karya Lukas, sukacita mengiringi karunia keselamatan sebab ada sukacita besar di sorga atas satu orang berdosa yang bertobat (Luk. 15:7, 10; lih. Kis. 8:8, 39).
(dari buku "Kristus Yang Tiada Tara")
John Stott: Pengampunan, Roh & Keselamatan (1)
Keselamatan merupakan sebuah kata kunci dalam Injil Lukas. Dia tahu dengan jelas bahwa keselamatan meliputi dua komponen. Secara negatif, keselamatan berarti penghapusan kesalahan (yang membawa pengampunan). Secara positif, keselamatan adalah pencurahan Roh Kudus (mengaruniakan kelahiran baru). Keduanya mengemuka dalam kisah yang ditulis Lukas dalam Kedua Kitab.
Misalnya saja tentang pengampunan. Hanya Lukas yang mencatat nubuat Zakharia bahwa putranya, Yohanes, akan "memberikan kepada umatNya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka (Luk. 1:77). Hanya Lukas yang menceritakan bagaimana Yesus memberikan pengampunan kepada perempuan yang telah mengurapi kakiNya dengan minyak urapan dan membasahinya dengan air mata (Luk. 7:48).
Hanya Lukas yang menceritakan perumpamaan yang tidak ada bandingnya tentang anak yang hilang, yang bertobat dan pulang dan disambut dengan pelukan, ciuman, dan pesta perayaan (Luk. 15:11-32). Hanya Lukas yang mencatat Amanat Agung dalam pengertian bahwa "pertobatan dan pengampunan dosa" harus disampaikan kepada segala bangsa (Luk. 24:47). Dan hanya Lukas yang melukiskan bagaimana Paulus di Antiokhia-Pisidia mengumumkan "oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa" (Kis. 13:38).
bersambung...
(dari buku "Kristus Yang Tiada Tara")
Misalnya saja tentang pengampunan. Hanya Lukas yang mencatat nubuat Zakharia bahwa putranya, Yohanes, akan "memberikan kepada umatNya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka (Luk. 1:77). Hanya Lukas yang menceritakan bagaimana Yesus memberikan pengampunan kepada perempuan yang telah mengurapi kakiNya dengan minyak urapan dan membasahinya dengan air mata (Luk. 7:48).
Hanya Lukas yang menceritakan perumpamaan yang tidak ada bandingnya tentang anak yang hilang, yang bertobat dan pulang dan disambut dengan pelukan, ciuman, dan pesta perayaan (Luk. 15:11-32). Hanya Lukas yang mencatat Amanat Agung dalam pengertian bahwa "pertobatan dan pengampunan dosa" harus disampaikan kepada segala bangsa (Luk. 24:47). Dan hanya Lukas yang melukiskan bagaimana Paulus di Antiokhia-Pisidia mengumumkan "oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa" (Kis. 13:38).
bersambung...
(dari buku "Kristus Yang Tiada Tara")
Jumat, 29 Maret 2013
Ayat-Ayat: Darah Tuhan Yesus (2)
Ibr 9:12 dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
Ibr 9:13-14 Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Ibr 9:22 Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.
Ibr 10:19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
Ibr 10:29 Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?
1Pe 1:2 yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.
1Pe 1:18-19 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
1Yoh 1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
1Yoh 5:6 Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.
Why 1:5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya--
Why 5:9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
Why 7:14 Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Why 12:11 Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.
Ayat-Ayat: Darah Tuhan Yesus (1)
Mat 26:28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.
Luk 22:20 Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.
Yoh 6:53-56 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
Yoh 19:34 tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
Kis 20:28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Rom 3:25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
Rom 5:9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.
1Ko 10:16 Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?
1Ko 11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
1Ko 11:27 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.
Ef 1:7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,
Ef 2:13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Kol 1:20 dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Kamis, 28 Maret 2013
Ayat-Ayat: Yesaya 52-53 dalam Terjemahan Sehari-Hari
52:13 TUHAN berkata, "Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil; ia akan disanjung dan ditinggikan.
52:14 Dahulu banyak orang terkejut melihat dia, rupanya dirusak sehingga tidak seperti manusia lagi.
52:15 Tapi sekarang banyak bangsa dibuatnya heran, raja-raja membisu karena tercengang. Mereka akan melihat dan mengerti, yang sebelumnya tidak mereka ketahui."
53:1 Bangsa itu menjawab, "Siapa percaya akan apa yang telah kami dengar? Kepada siapa telah dinyatakan kuasa TUHAN?
53:2 TUHAN menghendaki hamba-Nya itu seperti tunas yang tumbuh di tanah yang gersang. Tak ada yang indah padanya untuk kita pandang; tak ada yang menarik untuk kita inginkan.
53:3 Kita menghina dan menjauhi dia, orang yang penuh sengsara dan biasa menanggung kesakitan. Tak seorang pun mau memandang dia, dan kita pun tidak mengindahkan dia.
53:4 Sebenarnya penyakit kitalah yang ditanggungnya, sengsara kitalah yang dideritanya, padahal kita menyangka penderitaannya itu hukuman Allah baginya.
53:5 Tetapi ia dilukai karena dosa-dosa kita, dan didera karena kejahatan kita. Ia dihukum supaya kita diselamatkan, karena bilur-bilurnya kita disembuhkan.
53:6 Kita semua tersesat seperti domba, masing-masing mencari jalannya sendiri. TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita semua.
53:7 Ia diperlakukan dengan kejam, tapi menanggungnya dengan sabar. Ia tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian atau induk domba yang dicukur bulunya.
53:8 Ia ditahan dan diadili, lalu digiring dan dihukum mati. Tak ada yang peduli akan nasibnya; ia mati karena dosa bangsa kita.
53:9 Ia dikuburkan bersama orang jahat; makamnya di tengah-tengah orang kaya, walaupun ia tak pernah melakukan kejahatan, dan tak pernah menipu."
53:10 TUHAN menghendaki bahwa ia menderita, dan menyerahkan diri sebagai kurban penghapus dosa. Maka ia akan panjang umur dan melihat keturunannya melalui dia kehendak TUHAN akan terlaksana.
53:11 Karena itu TUHAN berkata, "Sesudah menderita sengsara, ia akan bahagia dan puas. Hamba-Ku itu, yang menyenangkan hati-Ku, telah menanggung hukuman orang banyak; demi dia Aku akan mengampuni mereka.
53:12 Dengan rela ia menyerahkan hidupnya dan masuk bilangan orang jahat. Ia memikul dosa orang banyak dan berdoa supaya mereka diampuni. Maka Kuberi dia orang banyak sebagai hadiah, dan ia mendapat bagian bersama orang-orang benar."
Ayat-Ayat: Yesaya 52-53 dalam Terjemahan Lama
52:13 Bahwasanja hambaku itu akan melakukan dirinja dengan akal budi; iapun akan diangkat tinggi-tinggi dan dipermuliakan amat sangat.
52:14 Seperti tertjengang-tjenganglah banjak orang akan dia, sebab begitu buruk mukanja, terlebih pula daripada barang seorang, dan rupanjapun terlebih pula daripada segala anak Adam;
52:15 Demikianpun akan disukakannja banjak orang kafir, maka radja-radja akan mengatupkan mulutnja di hadapannja; karena orang jang belum dikatakan akan halnja, ia itu akan melihatnja, dan orang jang belum mendengar dia, ia itu akan mengetahuinja.
53:1 Siapa gerangan telah pertjaja akan kabar kami, dan kepada siapa tangan Tuhan dinjatakan?
53:2 Karena ia telah tumbuh di hadapan hadliratnja seperti taruk muda, seperti sebuah akar dari pada tanah jang kering; maka tiadalah padanja barang keelokan atau kemuliaan, sehingga kita pandang akan dia, dan tiada pula rupanja, sehingga kita rindu akan dia.
53:3 Bahwa ia ditjelakan dan terhina di antara segala manusia, seorang jang kena sengsara dan jang biasa dalam kesukaran, seperti seorang jang dari padanja djuga ditudungi oranglah mukanja, demikianlah ia ditjelakan, maka kitapun tiada mengindahkan dia.
53:4 Sebenarnja ditanggungnja segala kelemahan kita dan diangkutnja segala penjakit kita, tetapi pada sangka kita bahwa disengsarakan dan dipalu dan direndahkan Allah akan dia.
53:5 Tetapi ia sudah kena luka karena sebab segala kesalahan kita, dan iapun dihantjurkan karena sebab segala kedjahatan kita; bahwa siksa jang mendatangkan selamat bagi kita itu berlaku atas dia dan oleh segala bilurnja kitapun disembuhkan.
53:6 Bahwa sesatlah kita sekalian seperti domba, masing-masing kita balik kepada djalannya sendiri, tetapi segala kedjahatan kita ditempuhkan Tuhan kepadanja.
53:7 Apabila ia itu ditagih maka iapun disengsarakan, tetapi tiada dibukakannja mulutnja; seperti seekor anak domba ia dihantar akan dibantai dan seperti seekor kambing biri-biri kelu dihadapan orang yang mengguntingi bulunja, demikian pun tiada dibukakannja mulutnja.
53:8 Bahwa iapun diangkat dari dalam kepitjikan dan dari dalam pehukuman, maka diantara segala orang zamannja siapakah memperhatikannja, bahwa ia dikerat dari negeri orang yang hidup; karena sebab kesalahan segala umatku maka bala itu sudah berlaku atasnja.
53:9 Bahwa ditentukan oranglah kuburannja di antara segala orang fasik, tetapi dalam hal matinja adalah ia diantara orang kaja-kaja, karena iapun tiada berbuat dosa dan tipupun tiada terdapat daripada mulutnja.
53:10 Tetapi adalah kehendak Tuhan djuga menghantjurkan dia dan mempersakiti dia. Apabila sudah diserahkan njawanja akan korban karena salah, iapun akan melihat benih dan melandjutkan umur, maka keridlaan Tuhanpun akan beruntung oleh tangannja.
53:11 Karena sebab kesukaran djiwanja iapun akan melihatnja dan hatinja akan berpuas; dengan pengadjarannja djuga hambaku jang benar itu akan membenarkan banjak orang, karena akan ditanggungnja segala dosa mereka itu.
53:12 Maka sebab itu Aku akan mengaruniakan kepadanja suatu bahagian daripada orang banjak dan diambilnja akan dirinja orang-orang jang berkuasa seolah-olah barang djarahan sebab sudah ditjurahkannja njawanja ke dalam maut dan iapun dibilang dengan orang durhaka dan sudah ditanggungnja dosa orang banjak dan sudah dipintanja doa akan orang durhaka.
52:14 Seperti tertjengang-tjenganglah banjak orang akan dia, sebab begitu buruk mukanja, terlebih pula daripada barang seorang, dan rupanjapun terlebih pula daripada segala anak Adam;
52:15 Demikianpun akan disukakannja banjak orang kafir, maka radja-radja akan mengatupkan mulutnja di hadapannja; karena orang jang belum dikatakan akan halnja, ia itu akan melihatnja, dan orang jang belum mendengar dia, ia itu akan mengetahuinja.
53:1 Siapa gerangan telah pertjaja akan kabar kami, dan kepada siapa tangan Tuhan dinjatakan?
53:2 Karena ia telah tumbuh di hadapan hadliratnja seperti taruk muda, seperti sebuah akar dari pada tanah jang kering; maka tiadalah padanja barang keelokan atau kemuliaan, sehingga kita pandang akan dia, dan tiada pula rupanja, sehingga kita rindu akan dia.
53:3 Bahwa ia ditjelakan dan terhina di antara segala manusia, seorang jang kena sengsara dan jang biasa dalam kesukaran, seperti seorang jang dari padanja djuga ditudungi oranglah mukanja, demikianlah ia ditjelakan, maka kitapun tiada mengindahkan dia.
53:4 Sebenarnja ditanggungnja segala kelemahan kita dan diangkutnja segala penjakit kita, tetapi pada sangka kita bahwa disengsarakan dan dipalu dan direndahkan Allah akan dia.
53:5 Tetapi ia sudah kena luka karena sebab segala kesalahan kita, dan iapun dihantjurkan karena sebab segala kedjahatan kita; bahwa siksa jang mendatangkan selamat bagi kita itu berlaku atas dia dan oleh segala bilurnja kitapun disembuhkan.
53:6 Bahwa sesatlah kita sekalian seperti domba, masing-masing kita balik kepada djalannya sendiri, tetapi segala kedjahatan kita ditempuhkan Tuhan kepadanja.
53:7 Apabila ia itu ditagih maka iapun disengsarakan, tetapi tiada dibukakannja mulutnja; seperti seekor anak domba ia dihantar akan dibantai dan seperti seekor kambing biri-biri kelu dihadapan orang yang mengguntingi bulunja, demikian pun tiada dibukakannja mulutnja.
53:8 Bahwa iapun diangkat dari dalam kepitjikan dan dari dalam pehukuman, maka diantara segala orang zamannja siapakah memperhatikannja, bahwa ia dikerat dari negeri orang yang hidup; karena sebab kesalahan segala umatku maka bala itu sudah berlaku atasnja.
53:9 Bahwa ditentukan oranglah kuburannja di antara segala orang fasik, tetapi dalam hal matinja adalah ia diantara orang kaja-kaja, karena iapun tiada berbuat dosa dan tipupun tiada terdapat daripada mulutnja.
53:10 Tetapi adalah kehendak Tuhan djuga menghantjurkan dia dan mempersakiti dia. Apabila sudah diserahkan njawanja akan korban karena salah, iapun akan melihat benih dan melandjutkan umur, maka keridlaan Tuhanpun akan beruntung oleh tangannja.
53:11 Karena sebab kesukaran djiwanja iapun akan melihatnja dan hatinja akan berpuas; dengan pengadjarannja djuga hambaku jang benar itu akan membenarkan banjak orang, karena akan ditanggungnja segala dosa mereka itu.
53:12 Maka sebab itu Aku akan mengaruniakan kepadanja suatu bahagian daripada orang banjak dan diambilnja akan dirinja orang-orang jang berkuasa seolah-olah barang djarahan sebab sudah ditjurahkannja njawanja ke dalam maut dan iapun dibilang dengan orang durhaka dan sudah ditanggungnja dosa orang banjak dan sudah dipintanja doa akan orang durhaka.
Rabu, 27 Maret 2013
Leon Morris: Penghapusan Dosa dalam Kitab Ibrani (2)
Kadang-kadang pengarang kitab Ibrani lebih suka memakai terminologi pengampunan (10:18; bdk. 9:22). Dosa "dihapuskan" oleh kurban Kristus (9:26); Yesus membawa penebusan (9:15). Dua kali pengarang mengutip nubuat mengenai perjanjian baru untuk menunjukkan bahwa Allah tidak mengingat lagi dosa-dosa mereka yang berada dalam perjanjian tersebut (8:12; 10:17).
Bisa juga kita katakan bahwa Surat Ibrani sering berbicara tentang apa yang tidak mampu dikerjakan oleh cara lama, setiap kali dengan petunjuk bahwa Kristus telah menutupi kekurangan tersebut. Ini menyangkut soal kurban karena dosa (5:3), soal pemenuhan kebutuhan hati nurani para penyembah (10:2), soal pemberian persembahan dan kurban (5:1), soal penghapusan dosa (aphairein (10:4); perielein (10:11), dan soal kurban bakaran dan kurban penghapus dosa (10:6). Cara lama tidak mampu menghapus dosa, namun Kristus telah menghapusnya secara tuntas dan permanen.
Ada banyak cara penulis kitab Ibrani memandang karya Kristus. Hal ini mengungkapkan keyakinan penulis kitab Ibrani bahwa karya Kristus itu mempunyai banyak sisi dan bahwa karya itu adalah cara ilahi yang benar-benar efektif untuk memenuhi kebutuhan kita yang paling mendalam.
(dari buku "Teologi Perjanjian Baru").
Bisa juga kita katakan bahwa Surat Ibrani sering berbicara tentang apa yang tidak mampu dikerjakan oleh cara lama, setiap kali dengan petunjuk bahwa Kristus telah menutupi kekurangan tersebut. Ini menyangkut soal kurban karena dosa (5:3), soal pemenuhan kebutuhan hati nurani para penyembah (10:2), soal pemberian persembahan dan kurban (5:1), soal penghapusan dosa (aphairein (10:4); perielein (10:11), dan soal kurban bakaran dan kurban penghapus dosa (10:6). Cara lama tidak mampu menghapus dosa, namun Kristus telah menghapusnya secara tuntas dan permanen.
Ada banyak cara penulis kitab Ibrani memandang karya Kristus. Hal ini mengungkapkan keyakinan penulis kitab Ibrani bahwa karya Kristus itu mempunyai banyak sisi dan bahwa karya itu adalah cara ilahi yang benar-benar efektif untuk memenuhi kebutuhan kita yang paling mendalam.
(dari buku "Teologi Perjanjian Baru").
Leon Morris: Penghapusan Dosa dalam Kitab Ibrani (1)
Salah satu hal yang menarik dari Surat Ibrani adalah penggunaan macam-macam cara untuk menerangkan makna karya penyelamatan oleh Kristus. Pada kalimat pembukaan, ia memberitahu kita bahwa Yesus "mengadakan penyucian dosa" (1:3). Dosa itu mengotori, tetapi Yesus telah membuang sama sekali kekotoran itu. Dia adalah Imam Besar yang penuh belas kasihan dan setia dalam perkara-perkara Allah, sehingga Ia bisa "mendamaikan dosa seluruh bangsa" (2:17). Banyak penerjemah menggunakan konsepsi 'pendamaian' meskipun sebenarnya kata ini termasuk kelompok kata yang, sebagaimana sudah kita kita lihat, berarti penghapusan murka. Kematian Kristus telah menghapuskan murka Allah.
Kadang-kadang dosa dianggap sebagai diangkut, seperti ketika Surat Ibrani ini mengatakan bahwa Kristus telah dikorbankan "untuk menanggung dosa banyak orang" (9:28). Ide tentang "menanggung" dosa merupakan ide dalam PL yang berarti menanggung akibat atau hukuman dosa (misalnya Bil. 14:33-34; Yeh. 18:20). Jadi, Kristus telah menanggung apa yang seharusnya ditanggung oleh orang-orang berdosa.
Penulis memakai terminologi kurban dan mengatakan bahwa Kristus telah "mempersembahkan hanya satu kurban saja karena [hyper] dosa" untuk selamanya (10:12; kata 'kurban' dipakai lagi dalam 9:26; 10:26; pada ayat terakhir yang dipakai adalah 'peri' bukan 'hyper' seperti apda ayat 12; ini suatu cara memandang kurban yang sedikit berbeda). Ia mengatakan juga bahwa Yesus telah 'mengorbankan' (prosphora) diriNya sendiri (10:10, 14, 18).
bersambung...
(dari buku "Teologi Perjanjian Baru").
Kadang-kadang dosa dianggap sebagai diangkut, seperti ketika Surat Ibrani ini mengatakan bahwa Kristus telah dikorbankan "untuk menanggung dosa banyak orang" (9:28). Ide tentang "menanggung" dosa merupakan ide dalam PL yang berarti menanggung akibat atau hukuman dosa (misalnya Bil. 14:33-34; Yeh. 18:20). Jadi, Kristus telah menanggung apa yang seharusnya ditanggung oleh orang-orang berdosa.
Penulis memakai terminologi kurban dan mengatakan bahwa Kristus telah "mempersembahkan hanya satu kurban saja karena [hyper] dosa" untuk selamanya (10:12; kata 'kurban' dipakai lagi dalam 9:26; 10:26; pada ayat terakhir yang dipakai adalah 'peri' bukan 'hyper' seperti apda ayat 12; ini suatu cara memandang kurban yang sedikit berbeda). Ia mengatakan juga bahwa Yesus telah 'mengorbankan' (prosphora) diriNya sendiri (10:10, 14, 18).
bersambung...
(dari buku "Teologi Perjanjian Baru").
Selasa, 26 Maret 2013
Lima Presaposisi Dasar
Ada lima presaposisi (pra-anggapan) paling dasar dari seluruh kekristenan:
Pertama, Allah ada.
Kedua, Allah berpribadi.
Ketiga, Allah berfirman.
Keempat, Allah berdaulat.
Kelima, Allah itu Allah Tritunggal
Tanpa semua ini tidak mungkin ada karya apapun.
Pertama, Allah ada.
Kedua, Allah berpribadi.
Ketiga, Allah berfirman.
Keempat, Allah berdaulat.
Kelima, Allah itu Allah Tritunggal
Tanpa semua ini tidak mungkin ada karya apapun.
Allah Ada
Allah ada...
diterima melalui iman sejati...
bukan iman buta...
tetapi iman...
berdasarkan...
informasi yang bisa dipercaya...
yakni...
wahyu umum...
alam, hati nurani dan sejarah...
serta wahyu khusus...
Tuhan Yesus dan Alkitab...
diterima melalui iman sejati...
bukan iman buta...
tetapi iman...
berdasarkan...
informasi yang bisa dipercaya...
yakni...
wahyu umum...
alam, hati nurani dan sejarah...
serta wahyu khusus...
Tuhan Yesus dan Alkitab...
Senin, 25 Maret 2013
Sebuah Doa dari Ibu Teresa
Yesus terkasih...
tolonglah kami...
untuk menyebarkan keharumanMu...
ke mana saja kami pergi...
Banjirilah jiwa kami...
dengan Roh dan hidupMu...
Masukilah dan milikilah...
seluruh keberadaan kami sepenuhnya...
agar kehidupan kami...
dapat menjadi pancaran kehidupanMu...
Biarlah kami memujiMu...
dengan cara yang paling Kau sukai...
dengan menyinari...
mereka yang ada di sekitar kami...
Biarlah kami memberitakan Engkau...
tanpa berkhotbah, bukan dengan kata-kata...
melainkan dengan teladan...
dengan kekuatan yang memikat...
pengaruh simpatik...
dari apa yang kami lakukan...
kepenuhan nyata akan kasih...
yang ada dalam hati kami bagiMu...
tolonglah kami...
untuk menyebarkan keharumanMu...
ke mana saja kami pergi...
Banjirilah jiwa kami...
dengan Roh dan hidupMu...
Masukilah dan milikilah...
seluruh keberadaan kami sepenuhnya...
agar kehidupan kami...
dapat menjadi pancaran kehidupanMu...
Biarlah kami memujiMu...
dengan cara yang paling Kau sukai...
dengan menyinari...
mereka yang ada di sekitar kami...
Biarlah kami memberitakan Engkau...
tanpa berkhotbah, bukan dengan kata-kata...
melainkan dengan teladan...
dengan kekuatan yang memikat...
pengaruh simpatik...
dari apa yang kami lakukan...
kepenuhan nyata akan kasih...
yang ada dalam hati kami bagiMu...
Sebuah Doa dari John Calvin
Oh Tuhan, Bapa Sorgawi...
di dalamMu terdapat...
kepenuhan terang dan hikmat...
terangilah pikiran kami...
oleh Roh KudusMu...
dan...
berilah kami kasih karunia...
untuk menerima FirmanMu...
dengan rasa hormat...
dan rendah hati...
yang tanpanya...
tak seorangpun...
dapat memahami...
kebenaranMu...
Amin...
di dalamMu terdapat...
kepenuhan terang dan hikmat...
terangilah pikiran kami...
oleh Roh KudusMu...
dan...
berilah kami kasih karunia...
untuk menerima FirmanMu...
dengan rasa hormat...
dan rendah hati...
yang tanpanya...
tak seorangpun...
dapat memahami...
kebenaranMu...
Amin...
Minggu, 24 Maret 2013
Robert M McCheyne: Berilah Diri Didamaikan
"Dalam nama Kristus, kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengna Allah" (2 Kor. 5:20).
Ada perseteruan antara orang-orang berdosa dan Allah yang kudus. "Allah yang murka [kepada orang-orang fasik] setiap saat". Awan gelap murka Ilahi berdiam di atas kepala orang-orang berdosa, siap menimpa mereka setiap saat. Orang-orang berdosa marah kepada Allah.
Keinginan daging mereka adalah permusuhan terhadap Dia. Siang dan malam mereka melawanNya. Sekarang Allah mengutus para hambaNya dengan berbendera putih gencatan senjata, dan Dia menaruh firmanNya di mulut mereka, "Berilah dirimu didamaikan dengan Allah".
Hai jiwaku, apakah kamu telah mendengar dan menerima "kesukaan besar"? Apakah aku telah menyerahkan diriku kepada jalan pengampunan yang dinyatakan di sini? Kalau demikian, dalam sekejap kemarahan Allah telah berubah, dan hatiku diubahkan dari perseteruan menjadi kasih dan pujian.
(dari buku "Berjaga-Jaga Dalam Doa")
Robert M McCheyne: Tuhan Setia!
"Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan AnakNya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia" (1 Kor. 1:9)
Ketika orang mengalami penderitaan, pencobaan atau merasa ditinggalkan, maka dia akan berseru, "Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku". Kadang-kadang perasaan itu sama dengan perasaan putus asa. Namun ada batu karang di mana orang itu dapat bersandar: "Yesus Kristus [yang] tetap sama baik kemarin maupun hari ini dan selama-lamanya" dan "Allah [yang] setia" memanggil kita untuk bersama-sama dengan Kristus.
Dengarkan suara Gembala Agung, "Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan Bapa".
Iblis menginginkanmu. Dunia memasang jerat untukmu. Hatimu yang jahat kadang-kadang ingin meninggalkan Tangan yang telah menyelamatkanmu. "Tetapi seorangpun tidak dapat merebut kamu dari tangan Bapa". Dengarkanlah firmanNya: "Engkau hambaKu, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau" (Yes. 41:9). Jiwa yang disatukan dengan Kristus tidak seperti rumput, tetapi seperti pohon palem. Bahkan "pada masa tuapun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar" (Mzm. 92:15).
Mereka memberitakan Tuhan itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan padaNya. Pada saat itu, Sion berkata, "TUHANku telah melupakanku, TUHAN telah melukiskannya di telapak tanganNya; tembok-tembok yang tetap ada di ruang mataNya" (Yes. 49:16).
Tetaplah memandang kepada Yesus, hai jiwa yang ditinggalkan. Kasih Allah bercahaya dengan tidak berubah di atas Yesus. Tinggallah di dalamNya, dan kamu akan tinggal dalam kasih Bapa. Penderitaanmu mungkin hanya bukti bahwa kamu lebih dekat dengan Bapa. Seorang ahli bedah memperhatikan pasiennya dengan paling teliti ketika darah si pasien sudah mengalir di bawah pisaunya. Jadi kamu boleh yakin jika Allah yang telah menyelamatkanmu membiarkan kamu menderita, mataNya dengan kasih sangat memperhatikanmu. "Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal".
(dari buku "Berjaga-Jaga Dalam Doa")
Ketika orang mengalami penderitaan, pencobaan atau merasa ditinggalkan, maka dia akan berseru, "Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku". Kadang-kadang perasaan itu sama dengan perasaan putus asa. Namun ada batu karang di mana orang itu dapat bersandar: "Yesus Kristus [yang] tetap sama baik kemarin maupun hari ini dan selama-lamanya" dan "Allah [yang] setia" memanggil kita untuk bersama-sama dengan Kristus.
Dengarkan suara Gembala Agung, "Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan Bapa".
Iblis menginginkanmu. Dunia memasang jerat untukmu. Hatimu yang jahat kadang-kadang ingin meninggalkan Tangan yang telah menyelamatkanmu. "Tetapi seorangpun tidak dapat merebut kamu dari tangan Bapa". Dengarkanlah firmanNya: "Engkau hambaKu, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau" (Yes. 41:9). Jiwa yang disatukan dengan Kristus tidak seperti rumput, tetapi seperti pohon palem. Bahkan "pada masa tuapun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar" (Mzm. 92:15).
Mereka memberitakan Tuhan itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan padaNya. Pada saat itu, Sion berkata, "TUHANku telah melupakanku, TUHAN telah melukiskannya di telapak tanganNya; tembok-tembok yang tetap ada di ruang mataNya" (Yes. 49:16).
Tetaplah memandang kepada Yesus, hai jiwa yang ditinggalkan. Kasih Allah bercahaya dengan tidak berubah di atas Yesus. Tinggallah di dalamNya, dan kamu akan tinggal dalam kasih Bapa. Penderitaanmu mungkin hanya bukti bahwa kamu lebih dekat dengan Bapa. Seorang ahli bedah memperhatikan pasiennya dengan paling teliti ketika darah si pasien sudah mengalir di bawah pisaunya. Jadi kamu boleh yakin jika Allah yang telah menyelamatkanmu membiarkan kamu menderita, mataNya dengan kasih sangat memperhatikanmu. "Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal".
(dari buku "Berjaga-Jaga Dalam Doa")
Sabtu, 23 Maret 2013
Ayat-Ayat: Kesaksian Iman dalam Ibrani 11 (2)
11:21 Karena iman maka Yakub, ketika hampir waktunya akan mati, memberkati kedua anak Yusuf, lalu menyembah sambil bersandar pada kepala tongkatnya.
11:22 Karena iman maka Yusuf menjelang matinya memberitakan tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang tulang-belulangnya.
11:23 Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja.
11:24 Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun,
11:25 karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa.
11:26 Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.
11:27 Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.
11:28 Karena iman maka ia mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh mereka.
11:29 Karena iman maka mereka telah melintasi Laut Merah sama seperti melintasi tanah kering, sedangkan orang-orang Mesir tenggelam, ketika mereka mencobanya juga.
11:30 Karena iman maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya.
11:31 Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik.
11:32 Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi,
11:33 yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa,
11:34 memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.
11:35 Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik.
11:36 Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan.
11:37 Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan.
11:38 Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung.
11:39 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.
11:40 Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.
Ayat-Ayat: Kesaksian Iman dalam Ibrani 11 (1)
11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
11:2 Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.
11:3 Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.
11:4 Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.
11:5 Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.
11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
11:7 Karena iman, maka Nuh--dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan--dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.
11:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.
11:9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.
11:10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.
11:11 Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.
11:12 Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.
11:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
11:14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.
11:15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.
11:16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.
11:17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,
11:18 walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."
11:19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
11:20 Karena iman maka Ishak, sambil memandang jauh ke depan, memberikan berkatnya kepada Yakub dan Esau.
Jumat, 22 Maret 2013
David Atkinson: Kesimpulan Kitab Ayub (2)
Kelima, 'kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub' - demikian Yakobus (5:11). Ayub adalah seorang yang mengindahkan suara hatinya, dan tabah dalam kemalangan. Suara hati tidak boleh diabaikan, tapi juga harus dibina oleh Roh Kudus (bukankah itu yang terjadi sewaktu Allah menanyai Ayub?). Bila kita tidak mendengarkan orang lain, kita tidak dapat menolong dia. Demikian juga halnya dengan kita, kita tidak akan dapat menolong diri kita bila kita tidak mengindahkan suara hati kita.
Keenam, hukum pembalasan dan pemusatan perhatian pada kesalahan harus dilihat dalam hubungannya yang lebih luas, yaitu dengan hukum kasih dan pemusatan perhatian pada kasih karunia. Alam semesta teratur secara moral, dengan demikian ada tempat untuk doktrin tentang ganjaran ilahi, tentang upah dan hukuman. Tapi ajaran itu dapat disalahgunakan sebagai menolak tuntutan persekutuan, dan mengacaukan makna ungkapan kasih karunia. Marilah kita perhatikan bagaimana dalam kitab Ayub Allah sendiri maju dari hukuman pembalasan ke hukum kasih karunia, dengan mengaruniakan kepada Ayub kehadiranNya. Demikian juga ajaran tentang kasih karunia mengubah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan teodise, dari suatu pencarian akan penyebab-penyebab pada masa lalu, ke pengharapan akan penebusan pada masa yang akan datang. Pertanyaan-pertanyaan Ayub yang berkaitan dengan teodise tidak dijawab; pertanyaan-pertanyaan itu diletakkan dalam hubungan yang lebih luas dan lebih pribadi, sehingga tidak perlu lagi dikemukakan.
Ketujuh, yang terpenting dalam kitab Ayub bukan khotbahnya atau teologinya juga bukan keyakinan orthodoks bahkan bukan ketulusan Ayub. Semuanya itu memang penting, tapi semuanya itu mendapat tempat hanya dalam hubungannya dengan hal yang teramat penting, yakni berjalan bersama Allah dalam persekutuanNya, menikmati Dia dalam duniaNya. Persekutuan dengan Allah adalah karunia Allah, yang dapat mendatangkan keuntungan dari penderitaan yang paling berat sekalipun.
Kedelapan, peristiwa penderitaan Ayub menopang dan memberi semangat kepada kita. Penderitaan pasti berakhir: tapi kapan, kita tidak tahu. Namun adalah pasti bahwa Tuhan akan datang, dan Ia akan mengubah 'luka kita menjadi peranti pemujaan kita' (ungkapan dikutip dari bab 39 dalam Julian of Norwich, 'A Revelation of Love').
(dari buku "Ayub")
Keenam, hukum pembalasan dan pemusatan perhatian pada kesalahan harus dilihat dalam hubungannya yang lebih luas, yaitu dengan hukum kasih dan pemusatan perhatian pada kasih karunia. Alam semesta teratur secara moral, dengan demikian ada tempat untuk doktrin tentang ganjaran ilahi, tentang upah dan hukuman. Tapi ajaran itu dapat disalahgunakan sebagai menolak tuntutan persekutuan, dan mengacaukan makna ungkapan kasih karunia. Marilah kita perhatikan bagaimana dalam kitab Ayub Allah sendiri maju dari hukuman pembalasan ke hukum kasih karunia, dengan mengaruniakan kepada Ayub kehadiranNya. Demikian juga ajaran tentang kasih karunia mengubah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan teodise, dari suatu pencarian akan penyebab-penyebab pada masa lalu, ke pengharapan akan penebusan pada masa yang akan datang. Pertanyaan-pertanyaan Ayub yang berkaitan dengan teodise tidak dijawab; pertanyaan-pertanyaan itu diletakkan dalam hubungan yang lebih luas dan lebih pribadi, sehingga tidak perlu lagi dikemukakan.
Ketujuh, yang terpenting dalam kitab Ayub bukan khotbahnya atau teologinya juga bukan keyakinan orthodoks bahkan bukan ketulusan Ayub. Semuanya itu memang penting, tapi semuanya itu mendapat tempat hanya dalam hubungannya dengan hal yang teramat penting, yakni berjalan bersama Allah dalam persekutuanNya, menikmati Dia dalam duniaNya. Persekutuan dengan Allah adalah karunia Allah, yang dapat mendatangkan keuntungan dari penderitaan yang paling berat sekalipun.
Kedelapan, peristiwa penderitaan Ayub menopang dan memberi semangat kepada kita. Penderitaan pasti berakhir: tapi kapan, kita tidak tahu. Namun adalah pasti bahwa Tuhan akan datang, dan Ia akan mengubah 'luka kita menjadi peranti pemujaan kita' (ungkapan dikutip dari bab 39 dalam Julian of Norwich, 'A Revelation of Love').
(dari buku "Ayub")
David Atkinson: Kesimpulan Kitab Ayub (1)
Pertama, di langit dan di bumi ini ada begitu banyak hal yang belum kita ketahui. Ayub dituntut ke tujuan-tujuan Allah yang tidak ia ketahui. Dalam kehidupan beriman terjadi keragu-raguan, kebingungan dan ketidakpastian yang harus kita terima sebagai rahasia Allah. "Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN" (Ul. 29:29). Kita harus mengaminkan Allah mempunyai rahasia, dan menerima dari Dia karunia iman untuk berpegang padaNya dalam ketidakpastian kita. Di atas semuanya, Ayub adalah orang beriman yang agung. Semoga Allah memperdalam iman kita, termasuk pada waktu kita tidak mengerti, bahkan sewaktu kita berada dalam kegelapan.
Kedua, peringatan supaya berhati-hati dalam memberi bimbingan atau khotbah yang tidak pada tempatnya, kendati mengemukakan hal yang benar. Ketiga sahabat Ayub itu jelas kurang peka sewaktu mereka berusaha memaksa Ayub menerima dugaan dan teori mereka. Makin tegas Ayub menolak kehendak mereka, makin keras mereka terhadap Ayub. Kita tidak akan dapat menolong orang kalau kita mendekati mereka berdasarkan praduga, apalagi kalau kita memaksa mereka menelan bulat-bulat ketentuan kita. Kita harus belajar dari adegan pembukaan di tumpukan debu itu, perihal pelayanan mendampingi dan mendengarkan.
Ketiga, dengan jelas sekali diperlihatkan di pelupuk mata kita dan sangat menyentuh perasaan kita, kebenaran faktual bahwa umat Allah menderita. Hal-hal yang buruk menimpa orang baik. Kita harus belajar bahwa kita tidak boleh menilai rohani seseorang berdasarkan keadaannya atau kekayaannya. Kita harus menjaga jangan sekali-kali menyamakan berkat Allah dengan kehidupan mujur. Berkat mungkin saja diperoleh saat ditimpa penyakit. Ada penyakit maupun penderitaan yang menyembuhkan, dan persekutuan erat dengan Allah mungkin saja terjadi kendati semua kenyataan menyimpang dari yang seharusnya.
Keempat, baiklah kita ingat beda antara iman terhadap apa yang disebut Pascal sebagai "Allah para filsuf", dengan kepercayaan terhadap Allah yang hidup dan yang memperkenalkan diriNya. Berulang kali ketiga sahabat itu berusaha memaksa Ayub untuk menelan bulat-bulan pengertian logika mereka akan Allah. Karena mereka dirasuki oleh cara pikir mereka dan terjebak oleh pengertian mereka akan ganjaran - upah dan hukuman, mereka menyimpang dan tersesat pada keyakinan hukum sebab akibat yang alamiah. Iman mereka menjadi mandul, terikat pada pengertian yang salah tentang Shaddai, dan tidak berdasarkan pernyataan Yahweh, Tuhan yang hidup dan yang berjanji.
(dari buku "Ayub")
Kedua, peringatan supaya berhati-hati dalam memberi bimbingan atau khotbah yang tidak pada tempatnya, kendati mengemukakan hal yang benar. Ketiga sahabat Ayub itu jelas kurang peka sewaktu mereka berusaha memaksa Ayub menerima dugaan dan teori mereka. Makin tegas Ayub menolak kehendak mereka, makin keras mereka terhadap Ayub. Kita tidak akan dapat menolong orang kalau kita mendekati mereka berdasarkan praduga, apalagi kalau kita memaksa mereka menelan bulat-bulat ketentuan kita. Kita harus belajar dari adegan pembukaan di tumpukan debu itu, perihal pelayanan mendampingi dan mendengarkan.
Ketiga, dengan jelas sekali diperlihatkan di pelupuk mata kita dan sangat menyentuh perasaan kita, kebenaran faktual bahwa umat Allah menderita. Hal-hal yang buruk menimpa orang baik. Kita harus belajar bahwa kita tidak boleh menilai rohani seseorang berdasarkan keadaannya atau kekayaannya. Kita harus menjaga jangan sekali-kali menyamakan berkat Allah dengan kehidupan mujur. Berkat mungkin saja diperoleh saat ditimpa penyakit. Ada penyakit maupun penderitaan yang menyembuhkan, dan persekutuan erat dengan Allah mungkin saja terjadi kendati semua kenyataan menyimpang dari yang seharusnya.
Keempat, baiklah kita ingat beda antara iman terhadap apa yang disebut Pascal sebagai "Allah para filsuf", dengan kepercayaan terhadap Allah yang hidup dan yang memperkenalkan diriNya. Berulang kali ketiga sahabat itu berusaha memaksa Ayub untuk menelan bulat-bulan pengertian logika mereka akan Allah. Karena mereka dirasuki oleh cara pikir mereka dan terjebak oleh pengertian mereka akan ganjaran - upah dan hukuman, mereka menyimpang dan tersesat pada keyakinan hukum sebab akibat yang alamiah. Iman mereka menjadi mandul, terikat pada pengertian yang salah tentang Shaddai, dan tidak berdasarkan pernyataan Yahweh, Tuhan yang hidup dan yang berjanji.
(dari buku "Ayub")
Kamis, 21 Maret 2013
Memakai Waktu
"Yang penting bukanlah seberapa banyak waktu yang Anda gunakan, melainkan seberapa banyak yang Anda lakukan dalam waktu itu".
"Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat" (Efe. 5:15-16)
(dari buku "Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin")
"Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat" (Efe. 5:15-16)
(dari buku "Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin")
Menaklukkan Diri Sendiri
"Orang yang menaklukkan orang lain adalah orang yang kuat. Orang yang menaklukkan diri sendiri adalah orang yang berkekuatan dahsyat".
"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan; orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota" (Ams. 16:32).
(dari buku "Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin")
"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan; orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota" (Ams. 16:32).
(dari buku "Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin")
Rabu, 20 Maret 2013
John Stott: Fransiskus Asisi & Anak Bethlehem (2)
Fransiskus menemukan banyak ilham dari keadaan-keadaan di sekitar kelahiran Yesus. "Dia mengucapkan kata-kata yang menarik perhatian berkaitan dengan kelahiran sang Raja miskin dan kota Kecil Betlehem". Dia sering menyebut Yesus "Anak Bethlehem" dan dikatakan tentangnya, "Sang Anak, Yesus, sudah dilupakan dalam hati banyak orang; tetapi melalui karya anugerahNya, dia dihidupkan kembali melalui hambaNya, St. Fransiskus. Maka "Kelahiran sang Anak, Yesus, diperingati oleh Fransiskus dengan hasrat tak terkatakan yang melebihi peringatannya atas semua perayaan yang lain, dengan mengatakan bahwa itu adalah perayaan di atas segala perayaan, karena pada kejadian yang dirayakan tersebut, Allah, sesudah menjadi bayi mungil, berpaut pada dada manusia".
Sekalipun sentralitas salib jelas terdapat dalam iman dan kehidupan Fransiskus, dia menggabungkan dalam hati dan pikirannya inkarnasi dan penyaliban, Kristus dalam palungan dan Kristus pada salib, karena dia melihat keduanya sebagai wujud kerendahan hati dan kemiskinan ilahi, yang benar-benar ingin dia teladani dengan sungguh-sungguh. Dia yakin dirinya diamanatkan untuk mengabarkan tentang Kerajaan Allah, melayani kaum papa, mengabaikan harta duniawi, dan bahkan tanpa pakaian cadangan.
Ini tidak berarti bahwa dia menolak atau bahkan merendahkan dunia material atau berkat-berkat yang baik dari Pencipta yang baik. Sebaliknya, dia terkenal karena memuji-muji ciptaan Allah, dengan menyebut mereka sebagai "saudara" dan menemukan sukacita dalam hubungan-hubungan ini. Karya, "Canticle of the Sun" masih merupakan ungkapan pujian yang indah, tentu saja bukan terhadap alam melainkan terhadap Allah atas alam semesta. Sepertinya Dia tidak melihat dikotomi antara pengakuan atas dunia material sebagai pemberian Allah dan penolakan untuk memiliki benda-benda materi.
(dari buku "Kristus Yang Tiada Tara")
John Stott: Fransiskus Asisi & Anak Bethlehem (1)
Pada tahun 1926, peringatan hari kematian St. Fransiskus yang ketujuh ratus, ada sekitar dua juta peziarah mengunjungi Asisi, tempat kelahirannya di Italia. Pada saat itu Paus Pius XI secara resmi menegaskan sebutan tak resmi Fransiskus sebagai "Alter Christus" (Kristus Kedua) karena dia dianggap begitu menyerupai Dia.
Apakah yang mengilhami Fransiskus untuk menjalani suatu kehidupan yang benar-benar miskin dan sederhana? Sebagian karena ajaran Yesus - panggilanNya untuk menyangkal diri dan amanat misiNya kepada kedua belas muridNya. Namun secara khusus, teladan Yesus lah yang Fransiskus rindukan untuk dia teladani dengan ketat dan harfiah. Fransiskus menganggap kelahiran Yesus dalam sebuah palungan merupakan pernyataan tertinggi dari kemiskinan Anak Allah bebankan pada diriNya sendiri.
Tiga atau empat abad berlalu sesudah kelahiran Kristus sebelum Natal menikmati posisi yang pasti dalam penanggalan gereja Barat dan umat Kristen secara teratur merayakannya. Ini mungkin disebabkan sebagian karena suatu kebingungan. Orang membicarakan tentang Kristus yang mengendarai sebuah kereta melintasi langit bagaikan dewa matahari. Bahkan, karena umat Kristen di Barat beribadah pada hari Minggu dan sering berpaling ke arah timur untuk melakukannya, banyak orang kafir menyangka bahwa orang Kristen adalah penyembah matahari. Baru pada abad keempat gereja Barat mulai merayakan tanggal 25 Desember - hari jadi dewa matahari pada saat matahari berada pada jarak terjauh dari katulistiwa pada musim dingin, hari terpendek dalam setahun - sebagai kelahiran Kristus.
bersambung...
(dari buku "Kristus Yang Tiada Tara")
Apakah yang mengilhami Fransiskus untuk menjalani suatu kehidupan yang benar-benar miskin dan sederhana? Sebagian karena ajaran Yesus - panggilanNya untuk menyangkal diri dan amanat misiNya kepada kedua belas muridNya. Namun secara khusus, teladan Yesus lah yang Fransiskus rindukan untuk dia teladani dengan ketat dan harfiah. Fransiskus menganggap kelahiran Yesus dalam sebuah palungan merupakan pernyataan tertinggi dari kemiskinan Anak Allah bebankan pada diriNya sendiri.
Tiga atau empat abad berlalu sesudah kelahiran Kristus sebelum Natal menikmati posisi yang pasti dalam penanggalan gereja Barat dan umat Kristen secara teratur merayakannya. Ini mungkin disebabkan sebagian karena suatu kebingungan. Orang membicarakan tentang Kristus yang mengendarai sebuah kereta melintasi langit bagaikan dewa matahari. Bahkan, karena umat Kristen di Barat beribadah pada hari Minggu dan sering berpaling ke arah timur untuk melakukannya, banyak orang kafir menyangka bahwa orang Kristen adalah penyembah matahari. Baru pada abad keempat gereja Barat mulai merayakan tanggal 25 Desember - hari jadi dewa matahari pada saat matahari berada pada jarak terjauh dari katulistiwa pada musim dingin, hari terpendek dalam setahun - sebagai kelahiran Kristus.
bersambung...
(dari buku "Kristus Yang Tiada Tara")
Selasa, 19 Maret 2013
Jonathan Edwards: Yesus Sejati Makin Dihormati (2)
Jadi, jika orang diyakinkan bahwa mereka membutuhkan Kristus dan dipimpin kepadaNya, jika keyakinan mereka bahwa Kristus telah datang dalam sejarah diteguhkan; jika mereka semakin yakin bahwa Kristus adalah Anak Allah yagn diutus untuk menyelamatkan orang berdosa; jika mereka mengakuiNya sebagai satu-satunya Juruselamat dan mereka sangat membutuhkanNya; jika mereka lebih menghargaiNya dari pda sebelumnya dan mengasihiNya - maka kita dapat menyimpulkan bahwa Roh Kudus memang sedang berkarya! Ketika mengatakan hal ini saya menyadari bahwa ktia tetap belum mampu untuk memastikan apakah karyaNya dan penginsafan-penginsafan ini telah menyelamatkan orang-orang yang mengalaminya. Ini adalah hal yang berbeda.
Kata-kata dalam ayat ini tepat seperti yang diucapkan Rasul Yohanes, sangat penting. Roh Kudus memberi kesaksian tentang Yesus sejati yang telah datang sebagai manusia, bukan tentang Kristus palsu atau tiruan, seperti "Kristus" yang diikuti oleh aliran mistik kuno atau kaum liberal masa kini. Mereka mungkin memuja Kristus palsu rekaan mereka sendiri, tetapi sama sekali tidak menghormati Yesus sejati yang telah datang dalam sejarah. Memang, mereka telah menyimpang dari Dia. Namun tidak ada roh yang dapat bersaksi tentang Yesus yang sejati, atau memimpin manusia kepadaNya, selain Roh Allah sendiri.
Mengapa demikian? Sebab Iblis memiliki kebencian yagn pahit dan abadi terhadap Yesus yang sejati, terutama dalam peranNya sebagai Juruselamat. Iblis begitu membenci kisah dan doktrin penebusan. Iblis tidak mungkin mau bekerja di dalam diri manusia untuk menghasilkan pikiran-pikiran yang menghormati Yesus, atau menyebabkan mereka menghargai perintah-perintahNya. Roh yang membalikkan hati manusia kepada 'benih perempuan' itu bukanlah roh ular yang memiliki kebencian abadi terhadapNya.
Ketika ktia melihat terjadinya suatu hal di dalam dunia agama, dan perlu membuat penilaian, pertanyaan pertama yang perlu kita ajukan adalah "Benarkah orang-orang tersebut semakin mengasihi, menghormati dan meninggikan Tuhan Yesus?"
(dari buku "Allah Sedang Berkarya: Tanda-Tanda Kebangunan Rohani Sejati")
Kata-kata dalam ayat ini tepat seperti yang diucapkan Rasul Yohanes, sangat penting. Roh Kudus memberi kesaksian tentang Yesus sejati yang telah datang sebagai manusia, bukan tentang Kristus palsu atau tiruan, seperti "Kristus" yang diikuti oleh aliran mistik kuno atau kaum liberal masa kini. Mereka mungkin memuja Kristus palsu rekaan mereka sendiri, tetapi sama sekali tidak menghormati Yesus sejati yang telah datang dalam sejarah. Memang, mereka telah menyimpang dari Dia. Namun tidak ada roh yang dapat bersaksi tentang Yesus yang sejati, atau memimpin manusia kepadaNya, selain Roh Allah sendiri.
Mengapa demikian? Sebab Iblis memiliki kebencian yagn pahit dan abadi terhadap Yesus yang sejati, terutama dalam peranNya sebagai Juruselamat. Iblis begitu membenci kisah dan doktrin penebusan. Iblis tidak mungkin mau bekerja di dalam diri manusia untuk menghasilkan pikiran-pikiran yang menghormati Yesus, atau menyebabkan mereka menghargai perintah-perintahNya. Roh yang membalikkan hati manusia kepada 'benih perempuan' itu bukanlah roh ular yang memiliki kebencian abadi terhadapNya.
Ketika ktia melihat terjadinya suatu hal di dalam dunia agama, dan perlu membuat penilaian, pertanyaan pertama yang perlu kita ajukan adalah "Benarkah orang-orang tersebut semakin mengasihi, menghormati dan meninggikan Tuhan Yesus?"
(dari buku "Allah Sedang Berkarya: Tanda-Tanda Kebangunan Rohani Sejati")
Jonathan Edwards: Yesus Sejati Makin Dihormati (1)
Jika penghormatan seseorang kepada Yesus yang sejati meningkat, ini merupakan tanda Roh Allah sedang berkarya. Yang saya maksudkan dengan "Yesus yang sejati" adalah bahwa Yesus dilahirkan dari perawan Maria dan disalibkan di luar pintu gerbang kota Yerusalem; bahwa Dia adalah Anak Allah dan Juruselamat umat manusia, seperti dinyatakan oleh Injil.
Tanda ini diberikan oleh Rasul Yohanes pada 1 Yohanes 4:2-3: "Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah dan setiap roh yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah". Ayat ini mengimplikasikan bahwa pengakuan ini bukan sekedar pengakuan tentang adanya satu Pribadi Yesus yang tampil di Palestina dan melakukan serta mengalami hal-hal yang disebutkan dalam Alkitab. Ayat ini mengimplikasikan suatu pengakuan bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah, yang ditetapkan sebagai Tuhan dan Juruselamat. Makna inilah yang terkandung dalam nama Yesus Kristus. Kita tahu bahwa inilah yang dimaksudkan oleh Rasul Yohanes pada ayat 15. Ia masih membahas tema yang sama (tanda-tanda bahwa Roh yang sejati sedang berkarya) dan dia berkata, "barangsiapa mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah".
Kata "mengaku" (acknowledge) ini penting. Dalam Perjanjian Baru, kata tersebut bermakna jauh lebih mendalam dari "menyatakan". Kata ini mengimplikasikan pengetahuan akan sesuatu dan kerelaan untuk menyatakannya dengan pujian dan kasih. Misalnya Matius 10:32 menyatakan "setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu di sorga". Kata yang sama digunakan dalam Roma 15:9, namun diterjemahkan sebagai "memuliakan": "Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan mazmur bagi namaMu". Sekali lagi, kata yang sama dipakai dalam Filipi 2:11, yang diterjemahkan sebagai "mengaku": "Segala lidah mengaku: 'Yesus Kristus adalah Tuhan' bagi kemuliaan Allah Bapa!". Kita bisa memastikan bahwa inilah maksud Rasul Yohanes ketika dalam 1 Yohanes 5:1 dia berkata "Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah". Rasul Paulus juga menegaskan hal ini ketika ia memberikan prinsip yang sama untuk membedakan Roh yang sejati dari yang palsu dalam 1 Korintus 12:3: "Karena itu aku mau meyakinkan kamu bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak seorangpun yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan" selain oleh Roh Kudus.
bersambung...
(dari buku "Allah Sedang Berkarya: Tanda-Tanda Kebangunan Rohani Sejati")
Tanda ini diberikan oleh Rasul Yohanes pada 1 Yohanes 4:2-3: "Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah dan setiap roh yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah". Ayat ini mengimplikasikan bahwa pengakuan ini bukan sekedar pengakuan tentang adanya satu Pribadi Yesus yang tampil di Palestina dan melakukan serta mengalami hal-hal yang disebutkan dalam Alkitab. Ayat ini mengimplikasikan suatu pengakuan bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah, yang ditetapkan sebagai Tuhan dan Juruselamat. Makna inilah yang terkandung dalam nama Yesus Kristus. Kita tahu bahwa inilah yang dimaksudkan oleh Rasul Yohanes pada ayat 15. Ia masih membahas tema yang sama (tanda-tanda bahwa Roh yang sejati sedang berkarya) dan dia berkata, "barangsiapa mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah".
Kata "mengaku" (acknowledge) ini penting. Dalam Perjanjian Baru, kata tersebut bermakna jauh lebih mendalam dari "menyatakan". Kata ini mengimplikasikan pengetahuan akan sesuatu dan kerelaan untuk menyatakannya dengan pujian dan kasih. Misalnya Matius 10:32 menyatakan "setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu di sorga". Kata yang sama digunakan dalam Roma 15:9, namun diterjemahkan sebagai "memuliakan": "Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan mazmur bagi namaMu". Sekali lagi, kata yang sama dipakai dalam Filipi 2:11, yang diterjemahkan sebagai "mengaku": "Segala lidah mengaku: 'Yesus Kristus adalah Tuhan' bagi kemuliaan Allah Bapa!". Kita bisa memastikan bahwa inilah maksud Rasul Yohanes ketika dalam 1 Yohanes 5:1 dia berkata "Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah". Rasul Paulus juga menegaskan hal ini ketika ia memberikan prinsip yang sama untuk membedakan Roh yang sejati dari yang palsu dalam 1 Korintus 12:3: "Karena itu aku mau meyakinkan kamu bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak seorangpun yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan" selain oleh Roh Kudus.
bersambung...
(dari buku "Allah Sedang Berkarya: Tanda-Tanda Kebangunan Rohani Sejati")
Senin, 18 Maret 2013
Sikap Menghadapi Hal Baik dan Buruk
Amsal 25:16: "Kalau engkau mendapat madu, makanlah secukupnya, jangan sampai engkau terlalu kenyang dengan itu, lalu memuntahkannya."
Ketika kita menerima hal-hal yang baik dan berkat-berkat Tuhan, janganlah kita cepat-cepat senang. Mari kita merenungkan apa kehendak Tuhan di balik semua itu. Mari kita bersikap bijaksana supaya berkat Tuhan itu tidak dipakai setan merusak pekerjaan Tuhan.
Ketika kita mendapat hal-hal buruk, kita jangan cepat-cepat membuangnya. Mari kita merenungkan apa kehendak Tuhan di balik semua itu.
Sering kali ketika kita bermotivasi murni, tetapi kurang bijaksana, efek sampingnya bisa dipakai setan menghancurkan pekerjaan Tuhan.
Ketika kita menerima hal-hal yang baik dan berkat-berkat Tuhan, janganlah kita cepat-cepat senang. Mari kita merenungkan apa kehendak Tuhan di balik semua itu. Mari kita bersikap bijaksana supaya berkat Tuhan itu tidak dipakai setan merusak pekerjaan Tuhan.
Ketika kita mendapat hal-hal buruk, kita jangan cepat-cepat membuangnya. Mari kita merenungkan apa kehendak Tuhan di balik semua itu.
Sering kali ketika kita bermotivasi murni, tetapi kurang bijaksana, efek sampingnya bisa dipakai setan menghancurkan pekerjaan Tuhan.
Menanggapi Perkara-Perkara
Ketika kita mendengar informasi, perkara-perkara, persoalan-persoalan marilah kita belajar:
Seperti Maria, yang menyimpan segala perkara di dalam hatinya dan merenungkannya (Luk. 2:19). Mari kita belajar menggumulkan apa yang menjadi perasaan dan kehendak Tuhan.
Seperti Yefta, membawa segala perkara kepada Tuhan (Hak. 11:11). Marilah kita belajar mendoakan segala perkara yang kita dengar. Mari belajar bawa dalam doa.
Seperti Paulus, menanggung segala perkara di dalam kekuatan yang Tuhan berikan (Flp. 4:13).
Seperti Maria, yang menyimpan segala perkara di dalam hatinya dan merenungkannya (Luk. 2:19). Mari kita belajar menggumulkan apa yang menjadi perasaan dan kehendak Tuhan.
Seperti Yefta, membawa segala perkara kepada Tuhan (Hak. 11:11). Marilah kita belajar mendoakan segala perkara yang kita dengar. Mari belajar bawa dalam doa.
Seperti Paulus, menanggung segala perkara di dalam kekuatan yang Tuhan berikan (Flp. 4:13).
Minggu, 17 Maret 2013
Ayat-Ayat: Pertobatan & Pengampunan dalam Mikha 7 (2)
7:11 Akan datang suatu hari bahwa pagar tembokmu akan dibangun kembali; pada hari itulah perbatasanmu akan diperluas.
7:12 Pada hari itu orang akan menghadap engkau dari Asyur sampai Mesir, dari Mesir sampai sungai Efrat, dari laut ke laut, dari gunung ke gunung.
7:13 Tetapi bumi akan menjadi tandus oleh karena penduduknya, sebagai akibat perbuatan mereka.
7:14 Gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu, kambing domba milik-Mu sendiri, yang terpencil mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka makan rumput di Basan dan di Gilead seperti pada zaman dahulu kala.
7:15 Seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir, perlihatkanlah kepada kami keajaiban-keajaiban!
7:16 Biarlah bangsa-bangsa melihatnya dan merasa malu atas segala keperkasaan mereka; biarlah mereka menutup mulutnya dengan tangan, dan telinganya menjadi tuli.
7:17 Biarlah mereka menjilat debu seperti ular, seperti binatang menjalar di bumi; biarlah mereka keluar dengan gemetar dari kubunya, dan datang kepada TUHAN, Allah kami, dengan gentar, dengan takut kepada-Mu!
7:18 Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?
7:19 Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.
7:20 Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham seperti yang telah Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!
Ayat-Ayat: Pertobatan & Pengampunan dalam Mikha 7 (1)
7:1 Celaka aku! Sebab keadaanku seperti pada pengumpulan buah-buahan musim kemarau, seperti pada pemetikan susulan buah anggur: tidak ada buah anggur untuk dimakan, atau buah ara yang kusukai.
7:2 Orang saleh sudah hilang dari negeri, dan tiada lagi orang jujur di antara manusia. Mereka semuanya mengincar darah, yang seorang mencoba menangkap yang lain dengan jaring.
7:3 Tangan mereka sudah cekatan berbuat jahat; pemuka menuntut, hakim dapat disuap; pembesar memberi putusan sekehendaknya, dan hukum, mereka putar balikkan!
7:4 Orang yang terbaik di antara mereka adalah seperti tumbuhan duri, yang paling jujur di antara mereka seperti pagar duri; hari bagi pengintai-pengintaimu, hari penghukumanmu, telah datang, sekarang akan mulai kegemparan di antara mereka!
7:5 Janganlah percaya kepada teman, janganlah mengandalkan diri kepada kawan! Jagalah pintu mulutmu terhadap perempuan yang berbaring di pangkuanmu!
7:6 Sebab anak laki-laki menghina ayahnya, anak perempuan bangkit melawan ibunya, menantu perempuan melawan ibu mertuanya; musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
7:7 Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!
7:8 Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap, TUHAN akan menjadi terangku.
7:9 Aku akan memikul kemarahan TUHAN, sebab aku telah berdosa kepada-Nya, sampai Ia memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku, membawa aku ke dalam terang, sehingga aku mengalami keadilan-Nya.
7:10 Musuhku akan melihatnya dan dengan malu ia akan menutupi mukanya, dia yang berkata kepadaku: "Di mana TUHAN, Allahmu?" Mataku akan memandangi dia; sekarang ia diinjak-injak seperti lumpur di jalan.
Sabtu, 16 Maret 2013
Ayat-Ayat: Kemuliaan Tuhan dalam Ayub 9 (2)
9:17 Dialah yang meremukkan aku dalam angin ribut, yang memperbanyak lukaku dengan tidak semena-mena,
9:18 yang tidak membiarkan aku bernafas, tetapi mengenyangkan aku dengan kepahitan.
9:19 Jika mengenai kekuatan tenaga, Dialah yang mempunyai! Jika mengenai keadilan, siapa dapat menggugat Dia?
9:20 Sekalipun aku benar, mulutku sendiri akan menyatakan aku tidak benar; sekalipun aku tidak bersalah, Ia akan menyatakan aku bersalah.
9:21 Aku tidak bersalah! Aku tidak pedulikan diriku, aku tidak hiraukan hidupku!
9:22 Semuanya itu sama saja, itulah sebabnya aku berkata: yang tidak bersalah dan yang bersalah kedua-duanya dibinasakan-Nya.
9:23 Bila cemeti-Nya membunuh dengan tiba-tiba, Ia mengolok-olok keputusasaan orang yang tidak bersalah.
9:24 Bumi telah diserahkan ke dalam tangan orang fasik, dan mata para hakimnya telah ditutup-Nya; kalau bukan oleh Dia, oleh siapa lagi?
9:25 Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada seorang pelari, lenyap tanpa melihat bahagia,
9:26 meluncur lewat laksana perahu dari pandan, seperti rajawali yang menyambar mangsanya.
9:27 Bila aku berpikir: Aku hendak melupakan keluh kesahku, mengubah air mukaku, dan bergembira,
9:28 maka takutlah aku kepada segala kesusahanku; aku tahu, bahwa Engkau tidak akan menganggap aku tidak bersalah.
9:29 Aku dinyatakan bersalah, apa gunanya aku menyusahkan diri dengan sia-sia?
9:30 Walaupun aku membasuh diriku dengan salju dan mencuci tanganku dengan sabun,
9:31 namun Engkau akan membenamkan aku dalam lumpur, sehingga pakaianku merasa jijik terhadap aku.
9:32 Karena Dia bukan manusia seperti aku, sehingga aku dapat menjawab-Nya: Mari bersama-sama menghadap pengadilan.
9:33 Tidak ada wasit di antara kami, yang dapat memegang kami berdua!
9:34 Biarlah Ia menyingkirkan pentung-Nya dari padaku, jangan aku ditimpa kegentaran terhadap Dia,
9:35 maka aku akan berbicara tanpa rasa takut terhadap Dia, karena aku tidak menyadari kesalahanku."
Ayat-Ayat: Kemuliaan Tuhan dalam Ayub 9 (1)
9:1 Tetapi Ayub menjawab:
9:2 "Sungguh, aku tahu, bahwa demikianlah halnya, masakan manusia benar di hadapan Allah?
9:3 Jikalau ia ingin beperkara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantah-Nya.
9:4 Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat?
9:5 Dialah yang memindahkan gunung-gunung dengan tidak diketahui orang, yang membongkar-bangkirkannya dalam murka-Nya;
9:6 yang menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang;
9:7 yang memberi perintah kepada matahari, sehingga tidak terbit, dan mengurung bintang-bintang dengan meterai;
9:8 yang seorang diri membentangkan langit, dan melangkah di atas gelombang-gelombang laut;
9:9 yang menjadikan bintang Biduk, bintang Belantik, bintang Kartika, dan gugusan-gugusan bintang Ruang Selatan;
9:10 yang melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak terduga, dan keajaiban-keajaiban yang tidak terbilang banyaknya.
9:11 Apabila Ia melewati aku, aku tidak melihat-Nya, dan bila Ia lalu, aku tidak mengetahui.
9:12 Apabila Ia merampas, siapa akan menghalangi-Nya? Siapa akan menegur-Nya: Apa yang Kaulakukan?
9:13 Allah tidak menahani murka-Nya, di bawah kuasa-Nya para pembantu Rahab membungkuk;
9:14 lebih-lebih aku, bagaimana aku dapat membantah Dia, memilih kata-kataku di hadapan Dia?
9:15 Walaupun aku benar, aku tidak mungkin membantah Dia, malah aku harus memohon belas kasihan kepada yang mendakwa aku.
9:16 Bila aku berseru, Ia menjawab; aku tidak dapat percaya, bahwa Ia sudi mendengarkan suaraku;
Jumat, 15 Maret 2013
Sinclair Ferguson: Carilah Dulu Kerajaan Allah
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Mat. 6:33).
Kekuatiran tidak akan pernah dapat diatasi dengan cara mendapatkan sesuatu lebih dari pada sebelumnya. Kekuatiran hanya dapat di atasi dengan adanya keyakinan akan pemeliharaan Sang Raja. Karena itulah kerinduan kita yang paling utama seharusnya adalah hidup di bawah otoritas Allah sebagai sang Raja serta mengusahakan pelebaran KerajaanNya dengan segala daya upaya yang memungkinkan baik secara moral, sosial maupun geografis; juga sebagai pribadi, batiniah maupun rohaniah. Ketika kita memusatkan hati kita kepada kebenaranNya yang melingkupi seluruh hidup kita, kita akan memiliki prioritas yang tersusun sedemikian rupa, hingga kemudian kita dapat menemukan dua kebenaran sebagai berikut:
Yang pertama, semua kebutuhan kita akan dipenuhi olehNya. Ia belum pernah mengabaikan seorang pun dari anak-anakNya.
Yang kedua, banyak hal yang tadinya kita pikirkan kita butuhkan, ternyata kemudian kita sadari tidak benar-benar kita butuhkan dan bahkan tidak lagi kita inginkan. Akhirnya, sebagai ganti kekuatiran, kita menemukan suatu kepenuhan hidup.
Kita hidup dalam zaman yang serba tidak pasti dan mengkuatirkan. Aspek kehidupan yang bersifat paling mendasar, kadang bahkan seperti berada di tepi jurang kehancuran. Merasa kuatir mungkin memang bukanlah hal yang aneh. Tetapi mengapa kita harus merasa kuatir, bila Allah yang menjadi Penguasa segala sesuatu telah menjadi 'Bapa kita'? Bila Ia telah berjanji untuk memenuhi semua kebutuhan kita, maka tidaklah rasional ataupun beralasan untuk merasa kuatir.
Bila sesudah mendengarkan pengajaran Yesus, kita tetap merasa kuatir, maka mungkin kita belum benar-benar mengenalNya atau kita belum sungguh-sungguh mempercayaiNya. Itu kesalahan kita sendiri, bukan kesalahanNya. Karena kenyataannya, Dia bukan saja mendiagnosa penyebab kekuatiran, melainkan juga telah menyediakan obatnya. Ia sendirilah obat kekuatiran tersebut. Sudahkah saudara disembuhkanNya?
(dari buku "Khotbah di Bukit")
Kekuatiran tidak akan pernah dapat diatasi dengan cara mendapatkan sesuatu lebih dari pada sebelumnya. Kekuatiran hanya dapat di atasi dengan adanya keyakinan akan pemeliharaan Sang Raja. Karena itulah kerinduan kita yang paling utama seharusnya adalah hidup di bawah otoritas Allah sebagai sang Raja serta mengusahakan pelebaran KerajaanNya dengan segala daya upaya yang memungkinkan baik secara moral, sosial maupun geografis; juga sebagai pribadi, batiniah maupun rohaniah. Ketika kita memusatkan hati kita kepada kebenaranNya yang melingkupi seluruh hidup kita, kita akan memiliki prioritas yang tersusun sedemikian rupa, hingga kemudian kita dapat menemukan dua kebenaran sebagai berikut:
Yang pertama, semua kebutuhan kita akan dipenuhi olehNya. Ia belum pernah mengabaikan seorang pun dari anak-anakNya.
Yang kedua, banyak hal yang tadinya kita pikirkan kita butuhkan, ternyata kemudian kita sadari tidak benar-benar kita butuhkan dan bahkan tidak lagi kita inginkan. Akhirnya, sebagai ganti kekuatiran, kita menemukan suatu kepenuhan hidup.
Kita hidup dalam zaman yang serba tidak pasti dan mengkuatirkan. Aspek kehidupan yang bersifat paling mendasar, kadang bahkan seperti berada di tepi jurang kehancuran. Merasa kuatir mungkin memang bukanlah hal yang aneh. Tetapi mengapa kita harus merasa kuatir, bila Allah yang menjadi Penguasa segala sesuatu telah menjadi 'Bapa kita'? Bila Ia telah berjanji untuk memenuhi semua kebutuhan kita, maka tidaklah rasional ataupun beralasan untuk merasa kuatir.
Bila sesudah mendengarkan pengajaran Yesus, kita tetap merasa kuatir, maka mungkin kita belum benar-benar mengenalNya atau kita belum sungguh-sungguh mempercayaiNya. Itu kesalahan kita sendiri, bukan kesalahanNya. Karena kenyataannya, Dia bukan saja mendiagnosa penyebab kekuatiran, melainkan juga telah menyediakan obatnya. Ia sendirilah obat kekuatiran tersebut. Sudahkah saudara disembuhkanNya?
(dari buku "Khotbah di Bukit")
Sinclair Ferguson: Kekuatiran & Sehasta Jalan Hidup
"Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?", tanya Yesus (Mat. 6:27). Jelas tidak ada seorangpun yang dapat. Tetapi apa sebenarnya yang Yesus maksudkan? Benarkah Ia sekedar ingin menyatakan bahwa "kekuatiran tidak akan membawa seseorang ke manapun?" Orang yang dangkal pengertiannya mungkin akan berkata demikian.
Tetapi apa yang Yesus maksudkan ternyata jauh lebih mendalam. Ia sedang membicarakan tentang pemeliharaan Bapa atas hidup kita; dan saat ini Ia sedang bermaksud menegaskan tentang 'hakekat hidup seorang Kristen'. "Hidupmu ada dalam tangan Bapa. Ia telah merencanakan semuanya. Ia mengetahui akhir dari segala sesuatu sejak awal keberadaan semuanya itu. Ia merencanakan setiap langkah sedemikian rupa, hingga dapat menggenapkan maksudNya bagi saudara, serta melalui saudara. Saudara akan memperoleh semua yang saudara perlukan untuk dapat menggenapkan maksud tersebut, dan bila saatnya telah tiba, saudara akan dibawa tinggal bersamaNya. Mengapa harus kuatir, bila tanganNya memegang hidup saudara? Kekuatiran saudara merupakan bukti betapa saudara tidak cukup mengenal Dia, tidak mempercayaiNya dan belum berserah kepadaNya sebagaimana seharusnya".
Saat kita hendak merampas hidup kita dari tangan Bapa, untuk kemudian menempatkannya di bawah kendali diri sendiri, saat itulah kita akan menemukan diri terhimpit oleh kekuatiran. Rahasia kelepasan dari kekuatiran adalah kelepasan dari diri kita sendiri, maupun dari rencana pribadi kita. Namun, roh seperti ini hanya dapat muncul dalam hidup kita bilamana seluruh pemikiran kita telah dipenuhi oleh suatu pemahaman bahwa Bapa mutlak dapat dipercaya dalam menyediakan segala kebutuhan kita.
Itulah sebabnya Alkitab begitu banyak membicarakan kedaulatan Allah. Di tengah kaburnya argumentasi teologis, seringkali kita kehilangan penglihatan kita mengenai hal ini. Tetapi seluruh ajaran khotbah di bukit bergantung pada fakta bahwa Allah memerintah dunia ini, bahwa jalanNya adalah sempurna dan bahwa maksudNya akan terlaksana. Permohonan doa kita yang berbunyi "jadilah kehendakMu" dan "datanglah KerajaanMu" merupakan suatu pengakuan bahwa janjiNya akan digenapiNya suatu hari kelak. Pernyataan tersebut menyatakan komitmen pribadi kita atas semua kehendakNya bagi hidup kita. Hanya mereka yang menghargai ini dapat berkata pada diri mereka sendiri bahwa "hidup kami tidak akan berakhir, sampai pekerjaan kami bagi Allah berakhir".
Allah yang juga adalah Bapa kita, itulah yang telah meletakkan batasan-batasan dalam hidup kita, yang telah mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan baik untuk kita lakukan (Ef. 2:10) dan yang telah menjanjikan apabila kita hidup seturut dengan rencanaNya, kita tidak akan berkekurangan. Setelah mengetahui hal-hal tersebut, barulah kita dapat memahami betapa tidak bergunanya kekuatiran itu, dan juga betapa pentingnya penyerahan diri kita secara total kepadaNya.
(dari buku "Khotbah di Bukit").
Tetapi apa yang Yesus maksudkan ternyata jauh lebih mendalam. Ia sedang membicarakan tentang pemeliharaan Bapa atas hidup kita; dan saat ini Ia sedang bermaksud menegaskan tentang 'hakekat hidup seorang Kristen'. "Hidupmu ada dalam tangan Bapa. Ia telah merencanakan semuanya. Ia mengetahui akhir dari segala sesuatu sejak awal keberadaan semuanya itu. Ia merencanakan setiap langkah sedemikian rupa, hingga dapat menggenapkan maksudNya bagi saudara, serta melalui saudara. Saudara akan memperoleh semua yang saudara perlukan untuk dapat menggenapkan maksud tersebut, dan bila saatnya telah tiba, saudara akan dibawa tinggal bersamaNya. Mengapa harus kuatir, bila tanganNya memegang hidup saudara? Kekuatiran saudara merupakan bukti betapa saudara tidak cukup mengenal Dia, tidak mempercayaiNya dan belum berserah kepadaNya sebagaimana seharusnya".
Saat kita hendak merampas hidup kita dari tangan Bapa, untuk kemudian menempatkannya di bawah kendali diri sendiri, saat itulah kita akan menemukan diri terhimpit oleh kekuatiran. Rahasia kelepasan dari kekuatiran adalah kelepasan dari diri kita sendiri, maupun dari rencana pribadi kita. Namun, roh seperti ini hanya dapat muncul dalam hidup kita bilamana seluruh pemikiran kita telah dipenuhi oleh suatu pemahaman bahwa Bapa mutlak dapat dipercaya dalam menyediakan segala kebutuhan kita.
Itulah sebabnya Alkitab begitu banyak membicarakan kedaulatan Allah. Di tengah kaburnya argumentasi teologis, seringkali kita kehilangan penglihatan kita mengenai hal ini. Tetapi seluruh ajaran khotbah di bukit bergantung pada fakta bahwa Allah memerintah dunia ini, bahwa jalanNya adalah sempurna dan bahwa maksudNya akan terlaksana. Permohonan doa kita yang berbunyi "jadilah kehendakMu" dan "datanglah KerajaanMu" merupakan suatu pengakuan bahwa janjiNya akan digenapiNya suatu hari kelak. Pernyataan tersebut menyatakan komitmen pribadi kita atas semua kehendakNya bagi hidup kita. Hanya mereka yang menghargai ini dapat berkata pada diri mereka sendiri bahwa "hidup kami tidak akan berakhir, sampai pekerjaan kami bagi Allah berakhir".
Allah yang juga adalah Bapa kita, itulah yang telah meletakkan batasan-batasan dalam hidup kita, yang telah mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan baik untuk kita lakukan (Ef. 2:10) dan yang telah menjanjikan apabila kita hidup seturut dengan rencanaNya, kita tidak akan berkekurangan. Setelah mengetahui hal-hal tersebut, barulah kita dapat memahami betapa tidak bergunanya kekuatiran itu, dan juga betapa pentingnya penyerahan diri kita secara total kepadaNya.
(dari buku "Khotbah di Bukit").
Kamis, 14 Maret 2013
Louis Berkhof: Kesabaran Allah
Kesabaran Allah adalah juga satu aspek lain dari kebaikan atau kasihNya yang demikian besar. Bahasa Ibrani memakai kata 'ere'aph' yang secara harafiah berarti 'wajah yang panjang' atau juga berarti 'lambat untuk marah', sedangkan dalam bahasa Yunani dipakai kata 'makrothumia yang mengungkapkan arti yang kurang lebih sama. Kesabaran Allah adalah 'aspek dari kebaikan atau kasih Allah di mana Ia menanggung dengan sabar walaupun manusia tetap tidak taat'.
Dalam pelaksanaan dari atribut ini orang berdosa ada dalam keadaan tetap berdosa, tanpa mengindahkan segala peringatan atau ancaman yang ditujukan kepadanya. Kesabaran Allah ini menyatakan dirinya dalam hal penundaan dari penghakiman yang seharusnya. Alkitab membicarakannya dalam ayat-ayat berikut: Kel. 34:6; Mzm 86:15; Rm 2:4; 9:22; 1 Pet. 3:20; 2 Pet. 3:15. Satu istilah lain yang hampir sama maknanya walaupun mempunyai konotasi yang sedikit berbeda dalam bahasa Inggris adalah 'forbearance'.
(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Allah").
Dalam pelaksanaan dari atribut ini orang berdosa ada dalam keadaan tetap berdosa, tanpa mengindahkan segala peringatan atau ancaman yang ditujukan kepadanya. Kesabaran Allah ini menyatakan dirinya dalam hal penundaan dari penghakiman yang seharusnya. Alkitab membicarakannya dalam ayat-ayat berikut: Kel. 34:6; Mzm 86:15; Rm 2:4; 9:22; 1 Pet. 3:20; 2 Pet. 3:15. Satu istilah lain yang hampir sama maknanya walaupun mempunyai konotasi yang sedikit berbeda dalam bahasa Inggris adalah 'forbearance'.
(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Allah").
Louis Berkhof: Belas Kasih Allah
Aspek penting lain dari kebaikan dan kasih Allah adalah belas kasihanNya. Kata Ibrani yang biasa dipakai adalah 'chesed'. Akan tetapi ada kata lain juga yang mengungkapkan kemurahan yang amat mendalam, yaitu kata 'racham', yang dapat diterjemahkan sebagai 'kasih sayang yang lemah lembut'. Septuaginta dan Perjanjian Baru memakai kata bahasa Yunani 'eleos' untuk menunjukkan kemurahan Allah.
Jika anugerah Allah menempatkan manusai sebagai orang bersalah di hadapan Allah, dan karena itu membutuhkan pengampunan, kemurahan Allah menempatkan manusia sebagai seseorang yang sedang memikul akibat dosa, dan karena itu ia ada dalam keadaan yang perlu dikasihani dan karena itu memerlukan pertolongan dari Allah. Belas kasih Allah dapat didefenisikan sebagai 'kebaikan atau kasih Allah yang ditunjukkan kepada mereka yang ada dalam beban berat, tidak memperhatikan kemana mereka pergi'.
Dalam kemurahanNya Allah menyatakan diriNya sebagai Allah yang berbelas kasihan, yang merasa kasihan kepada mereka yang ada dalam kesusahan dan Allah senantiasa siap untuk melepaskan mereka dari kesusahan mereka. Belas kasihan ini tanpa batas, Ul. 5:10; Mzm 57:10; 86:5; dan para sastrawan Israel suka sekali menyanyikannya selama-lamanya, 1 Taw 16:34; 2 Taw 7:6; Mzm 136; Ezr 3:11.
Dalam Perjanjian Baru, kemurahan Allah sering disebutkan bersama-sama dengan anugerah Allah, terutama dalam salam, 1 Tim. 1:2; 2 Tim. 1:1; Tit. 1:4. Berulang kali kita diberitahu bahwa kemurahan Allah dinytakan kepada mereka yang takut kepadaNya, Kel. 20:2; Ul. 7:9; Mzm. 86:5; Luk. 1:50.
Akan tetapi hal ini tidaklah berarti bahwa kemurahan Allah ini hanya terbatas diberikan kepada mereka saja, walaupun orang yang takut kepada Allah ini menikmatinya sampai pada suatu ukuran tertentu secara khusus. Belas kasih Allah ada dalam setiap karyaNya, Mzm. 145:9 dan bahkan orang yang tidak takut kepada Allah juga mengambil bagian daripadaNya, Yeh. 18:23, 32; 33:11; Luk. 6:35, 36. Belas kasih Allah tidak boleh dianggap sebagai lawan dari keadilanNya, dilihat dari pengorbanan Tuhan Yesus. Istilah lain yagn dipakai dalam bahasa Inggris adalah 'pity', 'compassion', dan 'lovingkindness'.
(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Allah")
Jika anugerah Allah menempatkan manusai sebagai orang bersalah di hadapan Allah, dan karena itu membutuhkan pengampunan, kemurahan Allah menempatkan manusia sebagai seseorang yang sedang memikul akibat dosa, dan karena itu ia ada dalam keadaan yang perlu dikasihani dan karena itu memerlukan pertolongan dari Allah. Belas kasih Allah dapat didefenisikan sebagai 'kebaikan atau kasih Allah yang ditunjukkan kepada mereka yang ada dalam beban berat, tidak memperhatikan kemana mereka pergi'.
Dalam kemurahanNya Allah menyatakan diriNya sebagai Allah yang berbelas kasihan, yang merasa kasihan kepada mereka yang ada dalam kesusahan dan Allah senantiasa siap untuk melepaskan mereka dari kesusahan mereka. Belas kasihan ini tanpa batas, Ul. 5:10; Mzm 57:10; 86:5; dan para sastrawan Israel suka sekali menyanyikannya selama-lamanya, 1 Taw 16:34; 2 Taw 7:6; Mzm 136; Ezr 3:11.
Dalam Perjanjian Baru, kemurahan Allah sering disebutkan bersama-sama dengan anugerah Allah, terutama dalam salam, 1 Tim. 1:2; 2 Tim. 1:1; Tit. 1:4. Berulang kali kita diberitahu bahwa kemurahan Allah dinytakan kepada mereka yang takut kepadaNya, Kel. 20:2; Ul. 7:9; Mzm. 86:5; Luk. 1:50.
Akan tetapi hal ini tidaklah berarti bahwa kemurahan Allah ini hanya terbatas diberikan kepada mereka saja, walaupun orang yang takut kepada Allah ini menikmatinya sampai pada suatu ukuran tertentu secara khusus. Belas kasih Allah ada dalam setiap karyaNya, Mzm. 145:9 dan bahkan orang yang tidak takut kepada Allah juga mengambil bagian daripadaNya, Yeh. 18:23, 32; 33:11; Luk. 6:35, 36. Belas kasih Allah tidak boleh dianggap sebagai lawan dari keadilanNya, dilihat dari pengorbanan Tuhan Yesus. Istilah lain yagn dipakai dalam bahasa Inggris adalah 'pity', 'compassion', dan 'lovingkindness'.
(dari buku "Teologi Sistematika: Doktrin Allah")
Rabu, 13 Maret 2013
J I Packer: Uang: Kawan atau Lawan?
Bagaimana menggunakan harta karun?
Apakah saya harus minta maaf karena meninggikan harkat uang dengan memakai istilah 'harta karun' padahal istilah itu mengimplikasikan sesuatu yang bernilai sangat tinggi; walaupun saya tahu bahwa saya dan mungkin juga pembaca tidak tergolong orang-orang terkaya di dunia. Tidak perlu. Seseorang tidak harus mempunyai banyak uang untuk memujanya sebagai kesayanganku, seperti dalam nyanyian Jelly-Roll Morton, "semakin banyak kumiliki, semakin banyak kuingini; kupanggil Dokter Jazz dalam mimpiku". Sejumlah kecil uang dapat lebih efektif dari pada sejumlah besar uang untuk menarik hati dan membentuk impian serta merencanakan bagaimana memperoleh lebih banyak lagi.
Dalam buku 'Money, Possessions and Eternity', Randy Alcorn mengutip deskripsi Cyprian, "Harta mereka membelenggu mereka... membelenggu keberanian, mencekik iman, menghambat penilaian dan memberangus jiwa. Mereka menganggap diri pemilik padahal justru mereka yang dimiliki dan diperbudak oleh harta mereka; mereka bukan tuan atas uang mereka tetapi budak".
Alcorn menulis kesaksian John Wesley yang menasehati para pengkhotbah dan warga masyarakat sebagai berikut "raihlah semua yang kamu bisa, berilah semua yang kamu bisa. Uang tidak pernah lama bersamaku karena ia akan membakarku. Kulemparkan dari tanganku secepat aku bisa agar jangan sampai ia memperoleh jalan masuk ke dalam hatiku". Kemustahilan yang Yesus katakan dalam Matius 6:24 - yaitu melayani Tuhan dan mamon - menjadi jelas dalam perkataan tadi. Menolak melayani uang harus menjadi bagian penting dalam gaya hidup Kristen, seperti dinyatakan dalam Matius 6:9-12 dan 1 Timotius 6:17-19.
Intinya sederhana: uang bertujuan untuk diberikan dan digunakan demi kebaikan. Uang bukan untuk dicintai dan ditumpuk; sebaliknya untuk dikelola demi melayani Tuhan dan sesama. Umat Kristen seharusnya menghemat bukan mengonsumsi berlebihan. Jika itu berarti seorang Kristen tidak dapat hidup sama seperti orang-orang terkaya di dunia, tak jadi masalah. Masih banyak hal lebih penting yang dapat dilakukan. Dalam era pasca Kristen di dunia barat saat ini, gaya hidup Kristen sejati - yang seimbang dalam kerja dan waktu luang, ibadah dan kesaksian, penyangkalan diri dan penyerahan diri bagi kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesama - terlihat seperti melawan kebudayaan dan mencari-cari kesalahan.
Hal ini terjadi juga dalam era pra Kristen, yaitu pada abad pertama kebudayaan kafir Romawi-Yunani dan pada masa pra-penginjilan di Inggris, yaitu pada masa kaum Puritan berusaha mempertobatkan negara itu sehingga mereka tidak disukai. Kekristenan yang konsisten seringkali tidak disukai, dan kita harus siap menghadapi hal itu karena di dunia Barat saat ini kekristenan semakin tidak populer. Tetapi Yesus telah berkata, "hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya" (Mat. 11:19). Motto pertama yang pernah saya pelajari aalah "menjadi benar dan bertahan". Motto itu masih terus berlaku bagi semua yang ingin menghormati Tuhan dengan hidupnya saat ini.
(dari buku "Allah dan Kebudayaan")
Apakah saya harus minta maaf karena meninggikan harkat uang dengan memakai istilah 'harta karun' padahal istilah itu mengimplikasikan sesuatu yang bernilai sangat tinggi; walaupun saya tahu bahwa saya dan mungkin juga pembaca tidak tergolong orang-orang terkaya di dunia. Tidak perlu. Seseorang tidak harus mempunyai banyak uang untuk memujanya sebagai kesayanganku, seperti dalam nyanyian Jelly-Roll Morton, "semakin banyak kumiliki, semakin banyak kuingini; kupanggil Dokter Jazz dalam mimpiku". Sejumlah kecil uang dapat lebih efektif dari pada sejumlah besar uang untuk menarik hati dan membentuk impian serta merencanakan bagaimana memperoleh lebih banyak lagi.
Dalam buku 'Money, Possessions and Eternity', Randy Alcorn mengutip deskripsi Cyprian, "Harta mereka membelenggu mereka... membelenggu keberanian, mencekik iman, menghambat penilaian dan memberangus jiwa. Mereka menganggap diri pemilik padahal justru mereka yang dimiliki dan diperbudak oleh harta mereka; mereka bukan tuan atas uang mereka tetapi budak".
Alcorn menulis kesaksian John Wesley yang menasehati para pengkhotbah dan warga masyarakat sebagai berikut "raihlah semua yang kamu bisa, berilah semua yang kamu bisa. Uang tidak pernah lama bersamaku karena ia akan membakarku. Kulemparkan dari tanganku secepat aku bisa agar jangan sampai ia memperoleh jalan masuk ke dalam hatiku". Kemustahilan yang Yesus katakan dalam Matius 6:24 - yaitu melayani Tuhan dan mamon - menjadi jelas dalam perkataan tadi. Menolak melayani uang harus menjadi bagian penting dalam gaya hidup Kristen, seperti dinyatakan dalam Matius 6:9-12 dan 1 Timotius 6:17-19.
Intinya sederhana: uang bertujuan untuk diberikan dan digunakan demi kebaikan. Uang bukan untuk dicintai dan ditumpuk; sebaliknya untuk dikelola demi melayani Tuhan dan sesama. Umat Kristen seharusnya menghemat bukan mengonsumsi berlebihan. Jika itu berarti seorang Kristen tidak dapat hidup sama seperti orang-orang terkaya di dunia, tak jadi masalah. Masih banyak hal lebih penting yang dapat dilakukan. Dalam era pasca Kristen di dunia barat saat ini, gaya hidup Kristen sejati - yang seimbang dalam kerja dan waktu luang, ibadah dan kesaksian, penyangkalan diri dan penyerahan diri bagi kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesama - terlihat seperti melawan kebudayaan dan mencari-cari kesalahan.
Hal ini terjadi juga dalam era pra Kristen, yaitu pada abad pertama kebudayaan kafir Romawi-Yunani dan pada masa pra-penginjilan di Inggris, yaitu pada masa kaum Puritan berusaha mempertobatkan negara itu sehingga mereka tidak disukai. Kekristenan yang konsisten seringkali tidak disukai, dan kita harus siap menghadapi hal itu karena di dunia Barat saat ini kekristenan semakin tidak populer. Tetapi Yesus telah berkata, "hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya" (Mat. 11:19). Motto pertama yang pernah saya pelajari aalah "menjadi benar dan bertahan". Motto itu masih terus berlaku bagi semua yang ingin menghormati Tuhan dengan hidupnya saat ini.
(dari buku "Allah dan Kebudayaan")
J I Packer: Prinsip Hidup Baru
Hidup baru didasarkan pada 4 prinsip:
Pertama, hidup ini merupakan tugas bagi Allah - yaitu memuliakan Dia melalui ketaatan yang timbul dari rasa syukur atas anugerahNya. Berikut ini cuplikan dari Katekismus dalam Buku Doa Cranmer (1549): "Tugasku kepada Tuhan adalah mempercayai Dia, takut kepadaNya dan mengasihi Dia, menyembah Dia, bersyukur kepadaNya, mempercayakan diri padaNya, menghormati namaNya dan FirmanNya yang kudus, dan melayani Dia sepenuh hati seumur hidupku".
Kedua, kita hidup untuk mengasihi sesama. Katekismus Cranmer melanjutkan, "tugasku pada sesama adalah mengasihi mereka seperti diriku sendiri, dan memperlakukan mereka seperti aku ingin diperlakukan". Kasih mengusahakan kebaikan dan kemajuan dalam segala hal yang mungkin bagi orang yang dikasihi; kasih lebih merupakan soal pikiran dan kehendak dari pada perasaan, lebih merupakan soal komitmen jangka panjang dari pada intensitas sesaat. Tugas mengasihi sesama - seperti tugas mengasihi Tuhan - memerlukan disiplin hidup.
Ketiga, hidup baru adalah hidup yang bebas (Gal. 5:1); bebas dari keharusan berusaha mencapai keselamatan, bebas dari kekangan hukum Perjanjian Lama, bebas menggunakan dan menikmati segala ciptaan (1 Tim. 4:4-5; 6:17) dan bebas dalam kepenuhan dan kepuasan bekerja bagi Tuhan ("Melayani Tuhan adalah kebebasan sempurna" - dinyatakan dalam Buku Doa Cranmer).
Keempat, hidup yang diselamatkan adalah hidup dalam keterbukaan pada Allah, terbuka menerima Firman dan pemberianNya - termasuk waktu luang dan kesenangan yang diberikan dalam providensiaNya.
(dari buku "Allah dan Kebudayaan")
Pertama, hidup ini merupakan tugas bagi Allah - yaitu memuliakan Dia melalui ketaatan yang timbul dari rasa syukur atas anugerahNya. Berikut ini cuplikan dari Katekismus dalam Buku Doa Cranmer (1549): "Tugasku kepada Tuhan adalah mempercayai Dia, takut kepadaNya dan mengasihi Dia, menyembah Dia, bersyukur kepadaNya, mempercayakan diri padaNya, menghormati namaNya dan FirmanNya yang kudus, dan melayani Dia sepenuh hati seumur hidupku".
Kedua, kita hidup untuk mengasihi sesama. Katekismus Cranmer melanjutkan, "tugasku pada sesama adalah mengasihi mereka seperti diriku sendiri, dan memperlakukan mereka seperti aku ingin diperlakukan". Kasih mengusahakan kebaikan dan kemajuan dalam segala hal yang mungkin bagi orang yang dikasihi; kasih lebih merupakan soal pikiran dan kehendak dari pada perasaan, lebih merupakan soal komitmen jangka panjang dari pada intensitas sesaat. Tugas mengasihi sesama - seperti tugas mengasihi Tuhan - memerlukan disiplin hidup.
Ketiga, hidup baru adalah hidup yang bebas (Gal. 5:1); bebas dari keharusan berusaha mencapai keselamatan, bebas dari kekangan hukum Perjanjian Lama, bebas menggunakan dan menikmati segala ciptaan (1 Tim. 4:4-5; 6:17) dan bebas dalam kepenuhan dan kepuasan bekerja bagi Tuhan ("Melayani Tuhan adalah kebebasan sempurna" - dinyatakan dalam Buku Doa Cranmer).
Keempat, hidup yang diselamatkan adalah hidup dalam keterbukaan pada Allah, terbuka menerima Firman dan pemberianNya - termasuk waktu luang dan kesenangan yang diberikan dalam providensiaNya.
(dari buku "Allah dan Kebudayaan")
Selasa, 12 Maret 2013
Jangan Memikirkan Pengorbanan Diri
Janganlah...
kita...
banyak...
memikirkan...
pengorbanan diri...
dalam pelayanan...
karena itu berarti...
memikirkan jasa sendiri...
sesuatu yang...
Tuhan tidak berkenan...
Marilah...
kita berfokus...
kepada...
pengorbanan Kristus...
kita...
banyak...
memikirkan...
pengorbanan diri...
dalam pelayanan...
karena itu berarti...
memikirkan jasa sendiri...
sesuatu yang...
Tuhan tidak berkenan...
Marilah...
kita berfokus...
kepada...
pengorbanan Kristus...
Tuhan Berkorban dalam Pelayanan
Dalam...
setiap pelayanan...
bukan...
kita yang berkorban...
melainkan...
Tuhan...
yang berkorban...
mempercayakan...
pelayanan...
yang begitu berharga...
kepada...
kita yang tidak layak ini...
setiap pelayanan...
bukan...
kita yang berkorban...
melainkan...
Tuhan...
yang berkorban...
mempercayakan...
pelayanan...
yang begitu berharga...
kepada...
kita yang tidak layak ini...
Senin, 11 Maret 2013
Pokok Doa: Memuji Tuhan Yesus
Marilah kita belajar mengucapsyukur dan memuji Tuhan kita Yesus Kristus.
Bersyukur karena Tuhan Yesus adalah Allah sejati sekaligus manusia sejati.
Bersyukur karena Tuhan Yesus adalah Pengantara sejati.
Bersyukur karena Tuhan Yesus adalah satu-satunya Juruselamat dunia.
Bersyukur karena Tuhan Yesus rela datang ke dunia untuk melaksanakan kehendak Bapa.
Bersyukur karena Tuhan Yesus rela menderita bagi orang percaya.
Bersyukur karena Tuhan Yesus mengasihi umatNya.
Bersyukur karena Tuhan Yesus rela dipaku di kayu salib menanggung dosa dan hukuman orang percaya.
Bersyukur karena Tuhan Yesus sudah bangkit, menang atas dosa, setan, kutukan dan maut.
Berdoa agar nama Tuhan Yesus terus diberitakan dan ditinggikan di mana-mana.
Berdoa agar salib Kristus diberitakan dalam mimbar-mimbar gereja karena tanpa salib Kristus tidak mungkin ada gereja.
Berdoa agar orang Kristen suka memikirkan salib Kristus.
Berdoa agar orang Kristen mau memberitakan Injil bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat sejati.
dan seterusnya
Pokok Doa: Memuji dan Menyembah Tuhan
Marilah kita belajar mengucapsyukur, memuji dan menyembah Tuhan.
Bersyukur karena Allah Tritunggal, Satu Allah dalam Tiga Pribadi: Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah Allah sejati.
Bersyukur karena Tuhan adalah Raja di atas segala raja.
Bersyukur karena Tuhan adalah Pencipta alam semesta.
Bersyukur karena Tuhan adalah Pemelihara segala sesuatu.
Bersyukur karena Tuhan itu kudus.
Bersyukur karena Tuhan itu baik.
Bersyukur karena Tuhan itu penuh dengan cinta kasih, bahkan rela mengorbankan AnakNya dipaku di kayu salib untuk menebus orang yang percaya kepadaNya.
Bersyukur karena Tuhan itu bijaksana, segala yang Ia lakukan pasti indah.
Bersyukur karena Tuhan itu mahakuasa, kehendakNya pasti dilaksanakanNya untuk memuliakan diriNya.
Bersyukur karena Tuhan itu mahahadir.
Bersyukur karena Tuhan itu layak disembah.
dan seterusnya
Bersyukur karena Allah Tritunggal, Satu Allah dalam Tiga Pribadi: Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah Allah sejati.
Bersyukur karena Tuhan adalah Raja di atas segala raja.
Bersyukur karena Tuhan adalah Pencipta alam semesta.
Bersyukur karena Tuhan adalah Pemelihara segala sesuatu.
Bersyukur karena Tuhan itu kudus.
Bersyukur karena Tuhan itu baik.
Bersyukur karena Tuhan itu penuh dengan cinta kasih, bahkan rela mengorbankan AnakNya dipaku di kayu salib untuk menebus orang yang percaya kepadaNya.
Bersyukur karena Tuhan itu bijaksana, segala yang Ia lakukan pasti indah.
Bersyukur karena Tuhan itu mahakuasa, kehendakNya pasti dilaksanakanNya untuk memuliakan diriNya.
Bersyukur karena Tuhan itu mahahadir.
Bersyukur karena Tuhan itu layak disembah.
dan seterusnya
Minggu, 10 Maret 2013
John Owen: Kemuliaan Ketaatan Kristus (2)
Sekarang, perhatikanlah kemuliaan ketaatan Kristus yang dinyatakan melalui penderitaan yang dialamiNya. Tak pernah ada orang yang sanggup mengukur dalamNya penderitaan Kristus. Kita mungkin semata-mata mempelajari bahwa Ia berada di bawah beban murka Allah, di dalam tetesan keringat darah dan berbagai siksaan, di dalam tetesan air mata dan lengkingan teriakan-teriakanNya. Atau kita mungkin sekedar mengetahui betapa Ia berdoa, bercucuran darah, mati, serta menyediakan nyawaNya sebagai tebusan dosa, "Ia terputus dari negeri orang hidup, dan karena pemberontakan umatKu, Ia kena tulah" (Yes. 53:8). "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya!" (Rm 11:33). Jadi betapa muliaNya Yesus Kristus dalam pandangan mata kaum tebusanNya!
Ketika Adam jatuh ke dalam dosa, maka ia dan semua keturunannya telah berdiri di depan tahta penghakiman Allah siap dibinasakan untuk selamanya di bawah murka Allah. Dalam keadaan seperti inilah, Yesus Kristus datang untuk meyakinkan orang berdosa, dengan ajakannya demikian: "Makhluk yang malang! Betapa menyedihkannya keadaanmu! Apa yang telah terjadi dengan keindahan serta kemuliaan gambar dan rupa Allah yang menurutnya engkau telah diciptakan? Engkau sekarang lebih menyerupai setan, dan lebih buruk lagi, penderitaan kekal telah menantimu. Namun lihatlah sekali lagi; pandanglah Aku! Aku akan meletakkan Diriku di tempatmu. Aku akan menanggung beban kesalahan maupun penghukuman yang seharusnya telah membenamkan engkau ke neraka untuk selamanya. Aku akan sementara mengambil alih kutukan atasmu, supaya engkau dapat memperoleh suatu berkat yang kekal".
Mari kita melihat kemuliaan yang dinyatakan oleh Injil: Yesus Kristus disalibkan di depan mata kita (lihat Gal. 3:1). Pengertian kita tentang Alkitab hanyalah sejauh penglihatan kita akan penderitaan serta kemuliaan Kristus. Hikmat dunia tidak akan dapat melihat apapun selain kebodohan. Sebagaimana dikatakan Paulus, "jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah" (2 Kor. 4:3-4).
(dari buku "Kemuliaan Kristus")
Ketika Adam jatuh ke dalam dosa, maka ia dan semua keturunannya telah berdiri di depan tahta penghakiman Allah siap dibinasakan untuk selamanya di bawah murka Allah. Dalam keadaan seperti inilah, Yesus Kristus datang untuk meyakinkan orang berdosa, dengan ajakannya demikian: "Makhluk yang malang! Betapa menyedihkannya keadaanmu! Apa yang telah terjadi dengan keindahan serta kemuliaan gambar dan rupa Allah yang menurutnya engkau telah diciptakan? Engkau sekarang lebih menyerupai setan, dan lebih buruk lagi, penderitaan kekal telah menantimu. Namun lihatlah sekali lagi; pandanglah Aku! Aku akan meletakkan Diriku di tempatmu. Aku akan menanggung beban kesalahan maupun penghukuman yang seharusnya telah membenamkan engkau ke neraka untuk selamanya. Aku akan sementara mengambil alih kutukan atasmu, supaya engkau dapat memperoleh suatu berkat yang kekal".
Mari kita melihat kemuliaan yang dinyatakan oleh Injil: Yesus Kristus disalibkan di depan mata kita (lihat Gal. 3:1). Pengertian kita tentang Alkitab hanyalah sejauh penglihatan kita akan penderitaan serta kemuliaan Kristus. Hikmat dunia tidak akan dapat melihat apapun selain kebodohan. Sebagaimana dikatakan Paulus, "jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah" (2 Kor. 4:3-4).
(dari buku "Kemuliaan Kristus")
John Owen: Kemuliaan Ketaatan Kristus (1)
Ada kemuliaan yang nampak dalam semua hal yang telah dilakukan serta dialami Kristus di dunia ini. Kalau saja orang dapat melihat kemuliaan tersebut, mereka tentu tidak akan menyalibkanNya. Namun demikian, kemuliaan telah dinyatakan pada sejumlah orang, yakni para murid: "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa" (Yoh. 1:14).
Allah memberikan hormat dan kemuliaan kepadaNya; sebab oleh ketaatanNya seluruh gereja telah dibenarkan (lihat Rm 5:19). Ketaatan Kristus pada setiap bagian hukum Taurat adalah sempurna. Hukum Taurat adalah sempurna. Hukum Taurat itu mulia karena 10 perintah Allah itu dituliskan oleh jari Allah. Hukum tersebut akan tampak lebih mulia apabila ditaati oleh orang percaya di dalam hatinya.
Namun demikian, hanya di dalam ketaatan Kristus, yang absolut dan sempurnalah, kekudusan Allah dalam hukum Taurat mencapai kepenuhan kemuliaanNya, "Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya" (Ibr. 5:8). Allah dari segalanya, yang telah menciptakan segala sesuatu, hidup di dalam ketaatan yang mutlak terhadap hukum Allah. Karena Ia adalah Pribadi yang demikian unik, maka ketaatanNya pun memiliki kemuliaan oleh keunikanNya itu.
bersambung...
(dari buku "Kemuliaan Kristus")
Allah memberikan hormat dan kemuliaan kepadaNya; sebab oleh ketaatanNya seluruh gereja telah dibenarkan (lihat Rm 5:19). Ketaatan Kristus pada setiap bagian hukum Taurat adalah sempurna. Hukum Taurat adalah sempurna. Hukum Taurat itu mulia karena 10 perintah Allah itu dituliskan oleh jari Allah. Hukum tersebut akan tampak lebih mulia apabila ditaati oleh orang percaya di dalam hatinya.
Namun demikian, hanya di dalam ketaatan Kristus, yang absolut dan sempurnalah, kekudusan Allah dalam hukum Taurat mencapai kepenuhan kemuliaanNya, "Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya" (Ibr. 5:8). Allah dari segalanya, yang telah menciptakan segala sesuatu, hidup di dalam ketaatan yang mutlak terhadap hukum Allah. Karena Ia adalah Pribadi yang demikian unik, maka ketaatanNya pun memiliki kemuliaan oleh keunikanNya itu.
bersambung...
(dari buku "Kemuliaan Kristus")
Sabtu, 09 Maret 2013
Ayat-Ayat: Musa Berdoa dalam Peperangan
Keluaran 17:8-13:
Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim. Musa berkata kepada Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku.
Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit. Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.
Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.
Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.
Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim. Musa berkata kepada Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku.
Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit. Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.
Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.
Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.
Ayat-Ayat: Mintalah, Berserulah
TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepadaNya, pada setiap orang yang berseru kepadaNya dalam kesetiaan (Mzm. 145:18).
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu (Mat. 7:7).
Aku sangat menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong (Mzm 40:2).
Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya (Mat. 21:22)
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu (Mat. 7:7).
Aku sangat menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong (Mzm 40:2).
Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya (Mat. 21:22)
Jumat, 08 Maret 2013
Thomas Watson: Dasar Kasih Kepada Allah
Yaitu pengenalan. Kita tidak dapat mengasihi yang tidak kita kenal. Agar kasih kita boleh bangkit kepada Allah, kita harus mengetahui tiga hal berikut yang ada dalam Dia:
Pertama, suatu kepenuhan (Kol. 1:19). Allah memiliki kepenuhan anugerah untuk membasuh kita; suatu kepenuhan bukan hanya kecukupan, tetapi juga berkelimpahan. Kepenuhan anugerah Allah ini adalah lautan kebaikan tanpa dasar dan tepi.
Kedua, suatu kebebasan . Allah memiliki suatu kecondongan dalam diriNya untuk memberi belas kasihan dan anugerahNya; Ia meneteskannya bagaikan tetesan sarang madu. "Dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma" (Why 22:17). Allah tidak mengharuskan kita membawa uang kita untukNya, Ia hanya menghendaki dahaga kita akan Dia.
Ketiga, suatu kelayakan atau kepantasan. Kita harus mengerti bahwa kepenuhan di dalam Allah ini adalah milik kita. "Allah kitalah Dia" (Mzm 48:15). Inilah dasar dari kasih - KeilahianNya dan hasrat yang kita miliki di dalam Dia.
(dari buku "Segala Sesuatu untuk Kebaikan Kita")
Pertama, suatu kepenuhan (Kol. 1:19). Allah memiliki kepenuhan anugerah untuk membasuh kita; suatu kepenuhan bukan hanya kecukupan, tetapi juga berkelimpahan. Kepenuhan anugerah Allah ini adalah lautan kebaikan tanpa dasar dan tepi.
Kedua, suatu kebebasan . Allah memiliki suatu kecondongan dalam diriNya untuk memberi belas kasihan dan anugerahNya; Ia meneteskannya bagaikan tetesan sarang madu. "Dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma" (Why 22:17). Allah tidak mengharuskan kita membawa uang kita untukNya, Ia hanya menghendaki dahaga kita akan Dia.
Ketiga, suatu kelayakan atau kepantasan. Kita harus mengerti bahwa kepenuhan di dalam Allah ini adalah milik kita. "Allah kitalah Dia" (Mzm 48:15). Inilah dasar dari kasih - KeilahianNya dan hasrat yang kita miliki di dalam Dia.
(dari buku "Segala Sesuatu untuk Kebaikan Kita")
Thomas Watson: Hakekat Kasih Kepada Allah
Kasih merupakan suatu perluasan dari jiwa atau kobaran afeksi yang dengannya seorang Kristen menyembah Allah sebagai kebaikan yang tertinggi dan berdaulat. Kasih bagi jiwa bagaikan pendulum penggerak jam, ia menggerakkan jiwa ke arah Allah, seperti sayap yang dengannya kita terbang ke sorga. Melalui kasih kita bergantung erat kepada Allah, seperti jarum pada magnet.
(dari buku "Segala Sesuatu untuk Kebaikan Kita")
(dari buku "Segala Sesuatu untuk Kebaikan Kita")
Kamis, 07 Maret 2013
John Stott: Tafsiran 2 Timotius 1:1 (2)
2 Timotius 1:1: "Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus".
Paulus kemudian memaparkan kerasulannya dari dua segi, mengingatkan Timotius baik kepada sumber maupun sasarannya.
Sumber kerasulannya adalah kehendak Allah. Kata-kata yang sama dipakainya (dia thelematos theou) pada permulaan - baik dari kedua suratnya ke Korintus maupun dari kedua suratnya dari penjara kepada orang-orang Efesus dan Kolose. Memang di dalam 9 dari 13 suratnya, antara lain suratnya yang pertama (kepada orang-orang Galatia) dan suratnya yang terakhir (surat kepada Timotius ini), ia menunjuk kepada 'kehendak' atau 'panggilan' atau 'perintah Allah yang menjadikan dia rasul. Keyakinannya yang tak tergoyahkan sejak awal sampai akhir kehidupannya selaku rasul ialah bahwa pengangkatannya sebagai rasul bukan datang dari gereja, bukan juga dari orang atau kelompok orang. Ia juga bukan mengangkat dirinya. Tapi pengangkatannya sebagai rasul bersumber dari kehendak Allah yang kekal dan dari panggilan historis Allah yang Mahakuasa melalui Yesus Kristus.
Sasaran kerasulannya adalah berkaitan dengan 'janji kehidupan yang ada dalam Yesus Kristus'. Artinya, ia diberi mandat sebagai rasul pertama-tama adalah untuk merumuskan isi Injil dan kemudian mengkomunikasikannya. Dan Injil itu adalah berita baik bagi orang-orang berdosa yang takluk kepada maut, bahwa Allah telah menjanjikan kepada mereka kehidupan dalam Yesus Kristus. Agaknya tepat sekali jika rasul Paulus dengan maut di depan matanya, merumuskan Injil itu justru sebagai 'janji kehidupan'. Sebab memang demikianlah Injil itu. Injil menawarkan kehidupan kepada manusia - kehidupan yang sejati yang kekal - di dunia ini dan kelak sesudahnya. Injil memaklumkan bahwa hidup kini adalah di dalam Kristus. Sang Juruselamat yang tidak hanya mengatakan bahwa Dia lah hidup itu (Yoh. 14:6) melainkan seperti yang segera akan dipaparkan Paulus - bahwa Ia benar-benar telah mematahkan kuasa maut dan oleh Injil telah mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa (10).
Injil tidak hanya menawarkan hidup sebagai suatu kemungkinan, tapi juga menjanjikan hidup sebagai kenyataan kepada semua orang yang percaya kepada Kristus. Injil tegas mengatakan 'Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup' (1 Yoh. 5:12). Memang dapat dikatakan bahwa ALkitab seutuhnya pada hakikatnya adalah suatu janji Ilahi akan hidup, mulai dari ucapan pertama tentang 'pohon kehidupan' dalam Kejadian 3 sampai bab terakhir Wahyu, di mana dikatakan bahwa umat Allah yang telah diselamatkan akan makan dari pohon kehidupan dan minum dari air kehidupan dengan cuma-cuma. Hidup yang kekal itu adalah karunia Allah yang telah dijanjikan berabad-abad yang lampau oleh Allah yang tidak berdusta dan sekarang diberitahukan melalui pemberitaan Injil (bnd ay 9-10; Tit. 1:2-3; Rm 1:1-2).
Jadi demikianlah cara Paulus memperkenalkan diri. Ia adalah rasul Kristus Yesus. Kerasulannya adalah oleh kehendak Allah dan nyata dalam pemberitaan Injil Allah yaitu 'janji kehidupan yang ada di dalam Kristus Yesus'.
(dari buku "2 Timotius")
Paulus kemudian memaparkan kerasulannya dari dua segi, mengingatkan Timotius baik kepada sumber maupun sasarannya.
Sumber kerasulannya adalah kehendak Allah. Kata-kata yang sama dipakainya (dia thelematos theou) pada permulaan - baik dari kedua suratnya ke Korintus maupun dari kedua suratnya dari penjara kepada orang-orang Efesus dan Kolose. Memang di dalam 9 dari 13 suratnya, antara lain suratnya yang pertama (kepada orang-orang Galatia) dan suratnya yang terakhir (surat kepada Timotius ini), ia menunjuk kepada 'kehendak' atau 'panggilan' atau 'perintah Allah yang menjadikan dia rasul. Keyakinannya yang tak tergoyahkan sejak awal sampai akhir kehidupannya selaku rasul ialah bahwa pengangkatannya sebagai rasul bukan datang dari gereja, bukan juga dari orang atau kelompok orang. Ia juga bukan mengangkat dirinya. Tapi pengangkatannya sebagai rasul bersumber dari kehendak Allah yang kekal dan dari panggilan historis Allah yang Mahakuasa melalui Yesus Kristus.
Sasaran kerasulannya adalah berkaitan dengan 'janji kehidupan yang ada dalam Yesus Kristus'. Artinya, ia diberi mandat sebagai rasul pertama-tama adalah untuk merumuskan isi Injil dan kemudian mengkomunikasikannya. Dan Injil itu adalah berita baik bagi orang-orang berdosa yang takluk kepada maut, bahwa Allah telah menjanjikan kepada mereka kehidupan dalam Yesus Kristus. Agaknya tepat sekali jika rasul Paulus dengan maut di depan matanya, merumuskan Injil itu justru sebagai 'janji kehidupan'. Sebab memang demikianlah Injil itu. Injil menawarkan kehidupan kepada manusia - kehidupan yang sejati yang kekal - di dunia ini dan kelak sesudahnya. Injil memaklumkan bahwa hidup kini adalah di dalam Kristus. Sang Juruselamat yang tidak hanya mengatakan bahwa Dia lah hidup itu (Yoh. 14:6) melainkan seperti yang segera akan dipaparkan Paulus - bahwa Ia benar-benar telah mematahkan kuasa maut dan oleh Injil telah mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa (10).
Injil tidak hanya menawarkan hidup sebagai suatu kemungkinan, tapi juga menjanjikan hidup sebagai kenyataan kepada semua orang yang percaya kepada Kristus. Injil tegas mengatakan 'Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup' (1 Yoh. 5:12). Memang dapat dikatakan bahwa ALkitab seutuhnya pada hakikatnya adalah suatu janji Ilahi akan hidup, mulai dari ucapan pertama tentang 'pohon kehidupan' dalam Kejadian 3 sampai bab terakhir Wahyu, di mana dikatakan bahwa umat Allah yang telah diselamatkan akan makan dari pohon kehidupan dan minum dari air kehidupan dengan cuma-cuma. Hidup yang kekal itu adalah karunia Allah yang telah dijanjikan berabad-abad yang lampau oleh Allah yang tidak berdusta dan sekarang diberitahukan melalui pemberitaan Injil (bnd ay 9-10; Tit. 1:2-3; Rm 1:1-2).
Jadi demikianlah cara Paulus memperkenalkan diri. Ia adalah rasul Kristus Yesus. Kerasulannya adalah oleh kehendak Allah dan nyata dalam pemberitaan Injil Allah yaitu 'janji kehidupan yang ada di dalam Kristus Yesus'.
(dari buku "2 Timotius")
John Stott: Tafsiran 2 Timotius 1:1 (1)
2 Timotius 1:1: "Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus"
Dengan menyebut dirinya 'rasul Kristus Yesus', Paulus menuntut suatu kedudukan yang tinggi baginya. Pada dasarnya ia menyamakan kedua belas murid yang dipilih Yesus sendiri dari kelompok luas murid-muridNya. Kepada mereka Yesus memberikan gelar 'rasul' (Luk. 6:13); dengan demikian ini menunjukkan bahwa Ia bermaksud mengutus mereka untuk mewakili Dia dan mengajar dalam namaNya.
Untuk menyiapkan mereka bagi tugas itu, diaturNya lah sehingga mereka tetap 'menyertai Dia' (Mrk. 3:14). Dengan demikian mereka mendapat kesempatan yang tidak ada duanya untuk mendengar firmanNya dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri perbuatanNya, sehingga dapat bersaksi tentang Dia dan tentang segala sesuatu yang telah mereka lihat dan dengar dari Dia (Yoh. 15:27). Ia juga menjanjikan kepada mereka ajaran khusus yang berasal dari Roh Kudus untuk mengingatkan mereka kepada segala sesuatu yang telah diajarkanNya, dan memimpin mereka kepada seluruh kebenaran yang belum sempat diajarkanNya (Yoh. 14:25-26; 16:12-13).
Paulus menyatakan bahwa ia dimasukkan di kemudian hari ke dalam kelompok yang terpilih ini. Ia melihat Tuhan yang telah bangkit itu di jalan ke Damaskus, dan inilah ciri yang menentukan bagi seorang rasul yaitu 'menjadi saksi dari kebangkitan Kristus' (Kis. 1:21-26; 1 Kor. 9:1; 15:8-9). Memang pengalamannya di jalan ke Damaskus itu mempunyai makna yang lebih luas dari pada semata-mata pertobatan, itu adalah pengangkatannya menjadi rasul. Kristus berfirman kepadanya, 'Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kau lihat daripadaKu dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka untuk membuka mata mereka...' (Kis. 26:16-18).
Kata-kata yang dipakai tuhan untuk 'Aku mengutus engkau' adalah 'ego apostello se', 'Aku meng-apostel engkau', maksudnya, 'Aku menetapkan engkau sebagai rasul bagi orang-orang bukan Yahudi' (bnd. Rm 11:13; Gal. 1:15-16; 2:9).
Pengangkatan ini tak kunjung dapat dilupakan oleh Paulus. Ia membela misi dan pesan rasulinya terhadap semua serangan yang merendahkannya, dengan menekankan bahwa ia adalah rasul yang ditetapkan oleh Kristus dan bukan oleh manusia (mis Gal. 1:1, 11-12). Juga sekarang, sewaktu menulis surat ini, meskipun dihina oleh manusia dan hidup matinya tergantung dari kemauan sewenang-wenang kaisar, tahanan yang kelihatannya biasa-biasa ini adalah rasul yang dipilih Kristus Yesus, Raja di atas segala raja.
bersambung...
(dari buku "2 Timotius")
Dengan menyebut dirinya 'rasul Kristus Yesus', Paulus menuntut suatu kedudukan yang tinggi baginya. Pada dasarnya ia menyamakan kedua belas murid yang dipilih Yesus sendiri dari kelompok luas murid-muridNya. Kepada mereka Yesus memberikan gelar 'rasul' (Luk. 6:13); dengan demikian ini menunjukkan bahwa Ia bermaksud mengutus mereka untuk mewakili Dia dan mengajar dalam namaNya.
Untuk menyiapkan mereka bagi tugas itu, diaturNya lah sehingga mereka tetap 'menyertai Dia' (Mrk. 3:14). Dengan demikian mereka mendapat kesempatan yang tidak ada duanya untuk mendengar firmanNya dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri perbuatanNya, sehingga dapat bersaksi tentang Dia dan tentang segala sesuatu yang telah mereka lihat dan dengar dari Dia (Yoh. 15:27). Ia juga menjanjikan kepada mereka ajaran khusus yang berasal dari Roh Kudus untuk mengingatkan mereka kepada segala sesuatu yang telah diajarkanNya, dan memimpin mereka kepada seluruh kebenaran yang belum sempat diajarkanNya (Yoh. 14:25-26; 16:12-13).
Paulus menyatakan bahwa ia dimasukkan di kemudian hari ke dalam kelompok yang terpilih ini. Ia melihat Tuhan yang telah bangkit itu di jalan ke Damaskus, dan inilah ciri yang menentukan bagi seorang rasul yaitu 'menjadi saksi dari kebangkitan Kristus' (Kis. 1:21-26; 1 Kor. 9:1; 15:8-9). Memang pengalamannya di jalan ke Damaskus itu mempunyai makna yang lebih luas dari pada semata-mata pertobatan, itu adalah pengangkatannya menjadi rasul. Kristus berfirman kepadanya, 'Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kau lihat daripadaKu dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka untuk membuka mata mereka...' (Kis. 26:16-18).
Kata-kata yang dipakai tuhan untuk 'Aku mengutus engkau' adalah 'ego apostello se', 'Aku meng-apostel engkau', maksudnya, 'Aku menetapkan engkau sebagai rasul bagi orang-orang bukan Yahudi' (bnd. Rm 11:13; Gal. 1:15-16; 2:9).
Pengangkatan ini tak kunjung dapat dilupakan oleh Paulus. Ia membela misi dan pesan rasulinya terhadap semua serangan yang merendahkannya, dengan menekankan bahwa ia adalah rasul yang ditetapkan oleh Kristus dan bukan oleh manusia (mis Gal. 1:1, 11-12). Juga sekarang, sewaktu menulis surat ini, meskipun dihina oleh manusia dan hidup matinya tergantung dari kemauan sewenang-wenang kaisar, tahanan yang kelihatannya biasa-biasa ini adalah rasul yang dipilih Kristus Yesus, Raja di atas segala raja.
bersambung...
(dari buku "2 Timotius")
Rabu, 06 Maret 2013
Katekismus Westminster: Kristus Sebagai Raja
Pertanyaan 26: Bagaimana cara Kristus melaksanakan tugasNya sebagai seorang Raja?
Jawaban: Kristus melaksanakan tugasNya sebagai seorang Raja, dengan cara menaklukkan kita kepada diriNya*, memerintah serta melindungi kita^, dan menahan serta menaklukkan semua musuhNya maupun musuh kita~.
__________________________
Ayat-ayat:
* Pada hari tentaramu bangsa mu merelakan diri untuk maju (Mzm. 110:3).
^ Sebab TUHAN ialah Hakim kita, TUHAN ialah yang memberi hukum bagi kita; TUHAN ialah Raja kita, Dia akan menyelamatkan kita (Yes. 33:22). Sesungguhnya seorang raja akan memerintah menurut kebenaran... seperti naungan batu yang besar di tanah yang tandus (Yes. 32:1, 2).
~ Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuhNya di bawah kakiNya (1 Kor. 15:25).
Jawaban: Kristus melaksanakan tugasNya sebagai seorang Raja, dengan cara menaklukkan kita kepada diriNya*, memerintah serta melindungi kita^, dan menahan serta menaklukkan semua musuhNya maupun musuh kita~.
__________________________
Ayat-ayat:
* Pada hari tentaramu bangsa mu merelakan diri untuk maju (Mzm. 110:3).
^ Sebab TUHAN ialah Hakim kita, TUHAN ialah yang memberi hukum bagi kita; TUHAN ialah Raja kita, Dia akan menyelamatkan kita (Yes. 33:22). Sesungguhnya seorang raja akan memerintah menurut kebenaran... seperti naungan batu yang besar di tanah yang tandus (Yes. 32:1, 2).
~ Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuhNya di bawah kakiNya (1 Kor. 15:25).
Katekismus Westminster: Kristus Sebagai Imam
Pertanyaan 25: Bagaimana cara Kristus melaksanakan tugasNya sebagai seorang Imam?
Jawaban: Kristus melaksanakan tugasNya sebagai seorang imam, dengan cara mempersembahkan diriNya sendiri sebagai korban yang memuaskan keadilan Ilahi*, dan memperdamaikan kita dengan Allah^; serta menjadi Pengantara bagi kita~.
_________________________
Ayat-ayat:
* Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian... (Ibr. 8:1). Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang (Ibr. 9:28).
^ Dalam segala hal... Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa (Ibr. 2:17).
~ Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka (Ibr. 7:25).
Jawaban: Kristus melaksanakan tugasNya sebagai seorang imam, dengan cara mempersembahkan diriNya sendiri sebagai korban yang memuaskan keadilan Ilahi*, dan memperdamaikan kita dengan Allah^; serta menjadi Pengantara bagi kita~.
_________________________
Ayat-ayat:
* Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian... (Ibr. 8:1). Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang (Ibr. 9:28).
^ Dalam segala hal... Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa (Ibr. 2:17).
~ Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka (Ibr. 7:25).
Selasa, 05 Maret 2013
Pemimpin itu...
Hati murni untuk menyenangkan Tuhan...
Hati luas menampung banyak orang...
Konsisten...
Berani pikul salib...
Visinya jelas...
Tenang...
Tahan menghadapi kesulitan...
Bijaksana...
Menjadi teladan...
Kepekaan...
Mendengarkan...
Kuasa rohani...
Dan masih banyak lagi...
Tidak mudah menjadi pemimpin...
Hanya anugerah Tuhan...
Bagi orang yang Tuhan mau pakai...
Hati luas menampung banyak orang...
Konsisten...
Berani pikul salib...
Visinya jelas...
Tenang...
Tahan menghadapi kesulitan...
Bijaksana...
Menjadi teladan...
Kepekaan...
Mendengarkan...
Kuasa rohani...
Dan masih banyak lagi...
Tidak mudah menjadi pemimpin...
Hanya anugerah Tuhan...
Bagi orang yang Tuhan mau pakai...
Hamba Tuhan...
Hamba Tuhan itu...
Hatinya sepenuhnya untuk Tuhan...
Hidupnya kudus & menjadi teladan...
Homilinya (khotbahnya) adalah isi hati Tuhan yang mencerahkan dan membangunkan...
Bukan cuma itu...
Harga yang harus dibayar...
Dan masih banyak lagi...
Hasrat untuk melayani...
Hanya anugerah Tuhan...
Hambanya yang tidak layak...
Bisa melayani Tuhan...
Hatinya sepenuhnya untuk Tuhan...
Hidupnya kudus & menjadi teladan...
Homilinya (khotbahnya) adalah isi hati Tuhan yang mencerahkan dan membangunkan...
Bukan cuma itu...
Harga yang harus dibayar...
Dan masih banyak lagi...
Hasrat untuk melayani...
Hanya anugerah Tuhan...
Hambanya yang tidak layak...
Bisa melayani Tuhan...
Senin, 04 Maret 2013
Pdt. Stephen Tong: Bagaimana Cara Berpacaran Yang Benar?
Berpacaran yang baik adalah bertindak yang baik di mata manusia dan Tuhan. Berpacaran ada batasnya. Jangan sampai semua waktu dipakai untuk berpacaran sampai lupa mandi, lupa sikat gigi, lupa sekolah. Pada waktu belajar, jangan banyak pacaran. Orang yang terlalu cepat meloloskan kudanya untuk lari dengan cepat, akan susah untuk ditarik kembali. Orang terlalu cepat berpacaran akan susah memiliki waktu cukup untuk mengerjakan yang lain. Mencintai seseorang memeras jiwa, memeras pikiran, memeras uang, dan memeras tenaga. Begitu banyak yang diperas sampai tersisa sedikit sekali.
Orang yang terlanjur jatuh cinta selalu terus memikirkan sang kekasih. Siang dan malam hanya memikirkan dia terus. Kalau si dia batuk sedikit, langsung kuatir kena TBC; sedikit kena air dingin langsung kuatir masuk angin. Engkau tidak boleh menyita waktu yang Tuhan berikan hanya untuk berpacaran. Maka, jika memungkinkan, tunda waktu pacaranmu agar tidak menghabiskan uangmu dan waktumu. Tidak ada orang yang berpacaran tidak menggunakan uang. Orang yang paling pelit, ketika jatuh cinta bisa menjadi orang yang murah hati. Dulu mengeluarkan uang Rp. 5000 terasa begitu mahal, tetapi sekarang dengan mudahnya mengeluarkan uang Rp. 500.000 karena jatuh cinta.
Cinta itu memiliki khasiat yang luar biasa. Anak yang tadinya malas ke sekolah, bisa menjadi sangat rajin, karena kalau tidak naik kelas, akan terpisah dan ketinggalan dari pacarnya. Tetapi terkadang, kekuatan cinta itu sedemikian besarnya, hingga menjadi terlalu besar sampai-sampai membuat orang menjadi rajin di dalam hal-hal yang buruk. Cinta bisa menjadikan seseorang terlalu boros. Cinta yang harus dipertahankan dengan menggunakan uang adalah cinta yang tidak murni. Kalau engkau berpacaran dengan orang yang beres, maka engkau bisa memberitahu dia bahwa engkau tidak memiliki banyak uang, dan ia mau bersama-sama engkau belajar untuk mengatur keuangan di dalam situasi yang sulit. Itulah dasar keluarga yang bahagia.
Orang yang terlanjur jatuh cinta selalu terus memikirkan sang kekasih. Siang dan malam hanya memikirkan dia terus. Kalau si dia batuk sedikit, langsung kuatir kena TBC; sedikit kena air dingin langsung kuatir masuk angin. Engkau tidak boleh menyita waktu yang Tuhan berikan hanya untuk berpacaran. Maka, jika memungkinkan, tunda waktu pacaranmu agar tidak menghabiskan uangmu dan waktumu. Tidak ada orang yang berpacaran tidak menggunakan uang. Orang yang paling pelit, ketika jatuh cinta bisa menjadi orang yang murah hati. Dulu mengeluarkan uang Rp. 5000 terasa begitu mahal, tetapi sekarang dengan mudahnya mengeluarkan uang Rp. 500.000 karena jatuh cinta.
Cinta itu memiliki khasiat yang luar biasa. Anak yang tadinya malas ke sekolah, bisa menjadi sangat rajin, karena kalau tidak naik kelas, akan terpisah dan ketinggalan dari pacarnya. Tetapi terkadang, kekuatan cinta itu sedemikian besarnya, hingga menjadi terlalu besar sampai-sampai membuat orang menjadi rajin di dalam hal-hal yang buruk. Cinta bisa menjadikan seseorang terlalu boros. Cinta yang harus dipertahankan dengan menggunakan uang adalah cinta yang tidak murni. Kalau engkau berpacaran dengan orang yang beres, maka engkau bisa memberitahu dia bahwa engkau tidak memiliki banyak uang, dan ia mau bersama-sama engkau belajar untuk mengatur keuangan di dalam situasi yang sulit. Itulah dasar keluarga yang bahagia.
Pdt. Stephen Tong: Apakah Ciuman Bibir itu Seks?
Tentu. Tentu engkau tidak mau mencium paku atau mencium kayu, bukan? Mengapa cium bibir disebut sebagai permulaan seks? Bibir memiliki syaraf yang sangat peka. Bibir yang bertemu dengan bibir akan mengakibatkan rangsangan yang sangat kuat pada alat kelamin. Di sini orang yang sedang pacaran tidak sadar sedang memberikan jalan yang begitu lebar dan lampu hijau kepada iblis.
Melalui ciuman bibir yang tiada henti, menyebabkan masing-masing dirangsang untuk siap berhubungan seks dan akhirnya sangat mudah dicobai. Itu sebabnya, jangan terlalu berani untuk melakukan pendekatan cium bibir, karena rangsangan itu membawa cinta selangkah demi selangkah maju bercampur berahi seksual yang tidak akan pernah puas sampai selesai melakukan hubungan kelamin. Saat itulah baru engkau menyesal. Berhenti melakukan tindakan berciuman di saat berpacaran adalah penguasaan diri yang merupakan buah Roh Kudus.
(dari buku "Rahasia Kemenangan dalam Cinta dan Seks menuju Pernikahan")
Melalui ciuman bibir yang tiada henti, menyebabkan masing-masing dirangsang untuk siap berhubungan seks dan akhirnya sangat mudah dicobai. Itu sebabnya, jangan terlalu berani untuk melakukan pendekatan cium bibir, karena rangsangan itu membawa cinta selangkah demi selangkah maju bercampur berahi seksual yang tidak akan pernah puas sampai selesai melakukan hubungan kelamin. Saat itulah baru engkau menyesal. Berhenti melakukan tindakan berciuman di saat berpacaran adalah penguasaan diri yang merupakan buah Roh Kudus.
(dari buku "Rahasia Kemenangan dalam Cinta dan Seks menuju Pernikahan")
Minggu, 03 Maret 2013
Ayat-Ayat: Panggilan Menjadi Berbeda
Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: "Akulah TUHAN, Allahmu. Janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Mesir, di mana kamu diam dahulu: juga janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Kanaan, kemana Aku membawa kamu: janganlah kamu hidup menurut kebiasaan mereka. Kamu harus lakukan peraturanKu dan harus berpegang pada ketetapanKu dengan hidup menurut semuanya itu. Akulah TUHAN, Allahmu. Sesungguhnya kamu harus berpegang pada ketetapanKu dan peraturanKu. Orang yang melakukannya akan hidup karenanya. Akulah TUHAN" (Im. 18:2-5).
Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu seperti yang dilakukan orang munafik... Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik... Jadi janganlah kamu seperti mereka... (Mat. 6).
Sebab itu, kukatakan dan ketegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan, jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikiran yang sia-sia, dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus (Efe. 4:17-20)
Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu seperti yang dilakukan orang munafik... Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik... Jadi janganlah kamu seperti mereka... (Mat. 6).
Sebab itu, kukatakan dan ketegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan, jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikiran yang sia-sia, dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus (Efe. 4:17-20)
Ayat-Ayat: Panggilan Penderitaan
Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-muridNya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku" (Mrk. 8:34).
Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia (Flp. 1:29).
Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya (2 Tim. 3:12).
Sebab adalah kasih karunia, jika seseorang karena sadar akan kehendak Allah, menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung (1 Pet. 2:19).
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya (1 Pet. 2:21).
Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia (Flp. 1:29).
Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya (2 Tim. 3:12).
Sebab adalah kasih karunia, jika seseorang karena sadar akan kehendak Allah, menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung (1 Pet. 2:19).
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya (1 Pet. 2:21).
Sabtu, 02 Maret 2013
Ayat-Ayat: 2 Tawarikh 36: Penghukuman Tuhan (2)
36:11 Zedekia berumur dua puluh satu tahun pada waktu ia menjadi raja dan sebelas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem.
36:12 Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahnya, dan tidak merendahkan diri di hadapan nabi Yeremia, yang datang membawa pesan TUHAN.
36:13 Lagipula ia memberontak terhadap raja Nebukadnezar, yang telah menyuruhnya bersumpah demi Allah. Ia menegarkan tengkuknya dan mengeraskan hatinya dan tidak berbalik kepada TUHAN, Allah Israel.
36:14 Juga semua pemimpin di antara para imam dan rakyat berkali-kali berubah setia dengan mengikuti segala kekejian bangsa-bangsa lain. Rumah yang dikuduskan TUHAN di Yerusalem itu dinajiskan mereka.
36:15 Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya.
36:16 Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan.
36:17 TUHAN menggerakkan raja orang Kasdim melawan mereka. Raja itu membunuh teruna mereka dengan pedang dalam rumah kudus mereka, dan tidak menyayangkan teruna atau gadis, orang tua atau orang ubanan--semua diserahkan TUHAN ke dalam tangannya.
36:18 Seluruh perkakas rumah Allah, yang besar dan yang kecil, serta harta benda dari rumah TUHAN, harta benda raja dan harta benda para panglimanya, semuanya dibawanya ke Babel.
36:19 Mereka membakar rumah Allah, merobohkan tembok Yerusalem dan membakar segala puri dalam kota itu dengan api, sehingga musnahlah segala perabotannya yang indah-indah.
36:20 Mereka yang masih tinggal dan yang luput dari pedang diangkutnya ke Babel dan mereka menjadi budaknya dan budak anak-anaknya sampai kerajaan Persia berkuasa.
36:21 Dengan demikian genaplah firman TUHAN yang diucapkan Yeremia, sampai tanah itu pulih dari akibat dilalaikannya tahun-tahun sabatnya, karena tanah itu tandus selama menjalani sabat, hingga genaplah tujuh puluh tahun.
36:22 Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini:
36:23 "Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, TUHAN, Allahnya, menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang!"
Ayat-Ayat: 2 Tawarikh 36: Penghukuman Tuhan (1)
36:1 Rakyat negeri menjemput Yoahas anak Yosia, dan mengangkat dia menjadi raja di Yerusalem menggantikan ayahnya.
36:2 Yoahas berumur dua puluh tiga tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga bulan lamanya ia memerintah di Yerusalem.
36:3 Raja Mesir memecatnya dari pemerintahannya di Yerusalem dan mendenda negeri itu seratus talenta perak dan satu talenta emas.
36:4 Kemudian raja Mesir itu mengangkat Elyakim, saudara Yoahas, menjadi raja atas Yehuda dan Yerusalem, dan menukar namanya dengan Yoyakim. Tetapi Yoahas, saudaranya itu, ditawan oleh Nekho, dan dibawa ke Mesir.
36:5 Yoyakim berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan sebelas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahnya.
36:6 Nebukadnezar, raja Babel, maju melawan dia, membelenggunya dengan rantai tembaga untuk membawanya ke Babel.
36:7 Juga beberapa perkakas rumah TUHAN dibawa Nebukadnezar ke Babel dan ditempatkan di istananya di Babel.
36:8 Selebihnya dari riwayat Yoyakim, segala kekejian yang dilakukannya dan kesalahan yang ada padanya, sesungguhnya semuanya itu tertulis dalam kitab raja-raja Israel dan Yehuda. Maka Yoyakhin, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.
36:9 Yoyakhin berumur delapan belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga bulan sepuluh hari lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.
36:10 Pada pergantian tahun raja Nebukadnezar menyuruh membawa dia ke Babel beserta perkakas-perkakas yang indah-indah dari rumah TUHAN dan Zedekia, saudara ayah Yoyakhin, menjadi raja atas Yehuda dan Yerusalem.
Jumat, 01 Maret 2013
Denis Green: Ajaran Pokok Kitab Ezra-Nehemia
Pertama, Tuhan selalu menepati janjiNya - kalau masa penghukuman orang-orang Yahudi sudah genap, maka Tuhan memungkinkan mereka dapat pulang dari tempat pembuangan (Ez 1:1). Hukuman Tuhan mempunyai tujuan mendidik - apabila tujuan itu sudah tercapai anak-anak Tuhan akan dilepaskan dari hukuman/pencobaan.
Kedua, pekerjaan Tuhan yang terpenting senantiasa mendapat perlawanan paling keras, tetapi kalau hamba-hamba Tuhan menghadapi perlawanan itu dengan ketegasan, mereka pasti sanggup mengatasinya. Iblis terus-menerus berusaha untuk menghalangi pekerjaan Tuhan tetapi di dalam Kristus hamba-hamba Tuhan lebih berkuasa dan harus melawannya dengan doa dan iman sampai menang.
Ketiga, kita harus belajar dari kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa dahulu kala, jangan seperti orang Yahudi yang belum lama kembali dari masa pembuangan, telah jatuh lagi ke dalam dosa yang sama yang menyebabkan masa pembuangan itu.
Keempat, anak-anak Tuhan harus bersikap rela untuk bekerja sama dalam pekerjaan Tuhan, masing-masing dengan tugasnya sendiri, tetapi semua menuju kepada tujuan menyelesaikan pekerjaan itu dengan selekas-lekasnya dan sebaik-baiknya.
Kelima, seorang pemimpin umat Allah tidak boleh menganggap dirinya lebih benar dari pada orang yang dipimpinnya. Kalau mereka berbuat salah, dialah yang harus bertanggung jawab atas mereka dan tidak boleh mengecualikan dirinya dalam mengakui dosa umat itu di hadapan Allah. Sebaliknya seperti Ezra, dia harus memimpin mereka dalam pengakuan dosa dan permohonan pengampunan (bdk Ez 9).
Keenam, seperti Nehemia, seorang hamba Tuhan yang ingin berhasil harus bersandar pada iman [bersandar pada Tuhan melalui iman], berdoa dan tekun dalam pekerjaannya, dan juga harus tahu bagaimana membangun rasa tanggung jawab di dalam orang lain yang dapat diserahi bagian dalam pekerjaan Tuhan.
(dari buku "Pembimbing pada Pengenalan Perjanjian Lama")
Kedua, pekerjaan Tuhan yang terpenting senantiasa mendapat perlawanan paling keras, tetapi kalau hamba-hamba Tuhan menghadapi perlawanan itu dengan ketegasan, mereka pasti sanggup mengatasinya. Iblis terus-menerus berusaha untuk menghalangi pekerjaan Tuhan tetapi di dalam Kristus hamba-hamba Tuhan lebih berkuasa dan harus melawannya dengan doa dan iman sampai menang.
Ketiga, kita harus belajar dari kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa dahulu kala, jangan seperti orang Yahudi yang belum lama kembali dari masa pembuangan, telah jatuh lagi ke dalam dosa yang sama yang menyebabkan masa pembuangan itu.
Keempat, anak-anak Tuhan harus bersikap rela untuk bekerja sama dalam pekerjaan Tuhan, masing-masing dengan tugasnya sendiri, tetapi semua menuju kepada tujuan menyelesaikan pekerjaan itu dengan selekas-lekasnya dan sebaik-baiknya.
Kelima, seorang pemimpin umat Allah tidak boleh menganggap dirinya lebih benar dari pada orang yang dipimpinnya. Kalau mereka berbuat salah, dialah yang harus bertanggung jawab atas mereka dan tidak boleh mengecualikan dirinya dalam mengakui dosa umat itu di hadapan Allah. Sebaliknya seperti Ezra, dia harus memimpin mereka dalam pengakuan dosa dan permohonan pengampunan (bdk Ez 9).
Keenam, seperti Nehemia, seorang hamba Tuhan yang ingin berhasil harus bersandar pada iman [bersandar pada Tuhan melalui iman], berdoa dan tekun dalam pekerjaannya, dan juga harus tahu bagaimana membangun rasa tanggung jawab di dalam orang lain yang dapat diserahi bagian dalam pekerjaan Tuhan.
(dari buku "Pembimbing pada Pengenalan Perjanjian Lama")
Langganan:
Postingan (Atom)